Skuat Garuda Timnas Indonesia berhasil menunaikan tugasnya dengan baik di laga persahabatan melawan Burundi. Bertajuk FIFA Match Day bulan Maret 2023, Asnawi Mangkualam Bahar dan kolega berhasil menundukkan negara asal Afrika tersebut dengan skor mutlak, 3-1 kala bertanding di Stadion Patriot Candrabagha.
Tiga gol kemenangan anak asuh coach Shin Tae Yong tersebut dilesakkan oleh Yakob Sayuri pada saat pertandingan baru berjalan enam menit. Keunggulan Indonesia digandakan oleh Dendy Sulistyawan pada menit ke 14, dan ditutup oleh gol Rizky Ridho saat pertandingan berjalan 44 menit.
BACA JUGA: Sempat Dicibir, Stefano Lilipaly Berikan Balasan Berkelas Bersama Timnas Indonesia
Satu-satunya gol balasan dari tim tamu dicetak oleh Pacifique Niyongabire di menit ke 54, sekaligus menutup parade gol yang terjadi pada pertandingan tersebut.
Kita tentu mafhum jika kemenangan timnas Indonesia atas Burundi tersebut merupakan hasil dari kerja keras para pemain yang begitu luar biasa dan jajaran pelatih yang terlibat. Namun, jika kita menyaksikan laga tersebut, tentu sebuah kredit poin tersendiri akan kita sematkan kepada seorang Stefano Lilipaly.
Memang, dalam pertandingan tersebut, Stefano Lilipaly tak berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Namun, kemenangan mutlak skuat Merah Putih, tak lepas dari sumbangsihnya selama pertandingan.
Kita lihat bersama, umpan cantik nan berkelas yang dilepaskannya pada awal-awal laga, meluncur dengan mulus membelah pertahanan Burundi, dan disambar dengan manis oleh Sayuri yang muncul dengan tiba-tiba. Sebuah umpan visioner yang membawa keunggulan tuan rumah saat laga masih berjalan premature.
Pun demikian halnya dengan proses terciptanya gol kedua. Tak bisa kita pungkiri, kemelut yang terjadi di depan gawang Burundi merupakan andil dari seorang Lilipaly. Tandukan yang dilakukannya memang berhasil diblok oleh penjaga gawang Burundi. Namun jangan salah, itulah awal dari terciptanya gol kedua.
BACA JUGA: Dikalahkan Indonesia 3-1, Burundi Pernah Bikin Maroko Kesulitan di Kandang
Tandukan gagal Lilipaly berhasil menciptakan keributan di petak penalti Burundi, dan berakhir dengan umpan Rachmat Irianto yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Dendy Sulistyawan menjadi gol kedua.
Sepanjang dimainkan, Lilipaly menjadi sebuah ancaman tersendiri bagi para pemain Burundi. Maka tak berlebihan jika kita melabelkan sebutan Unsung Hero alias Pahlawan yang Tak Terlihat, ataupun Pahlawan Tanpa Tanda Jasa bagi permainan memikat Lilipaly pada pertandingan kali ini.
Selamat untuk Timnas Indonesia!
Baca Juga
-
Piala Asia U-17: Perhitungan Rumit Klasemen Akhir Membuat Australia Ikut Tersingkir
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
-
Bukan Cuma Taktik dan Strategi, Fakta Ini Buktikan Nova Arianto Benar-Benar Murid Sejati STY
-
Piala Asia U-17 dan Balas Dendam Elegan Timnas Indonesia atas Kekecewaan di Level Regional
-
Piala Asia U-17: Thailand Layak Dinobatkan sebagai Wakil Terburuk Kawasan Asia Tenggara
Artikel Terkait
-
Daftar Tim ASEAN yang Pernah Cicipi Piala Dunia U-17, Timnas Indonesia Terbaru
-
Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
-
Nova Arianto Enggan Pilih-pilih Lawan di Perempat Final: Semua Punya Kualitas
-
Potensi Patrick Kluivert Lepas dari Taktik Shin Tae-yong saat Lawan China dan Jepang
-
Nova Arianto Buka Suara usai Susah Payah Tundukkan Afghanistan
Hobi
-
3 Fakta Menarik Timnas Indonesia U-17 di Fase Grup C Piala Asia U-17 2025
-
Jadwal MotoGP Qatar 2025: Statistik Biasa Saja, Marc Marquez Perlu Waspada
-
Piala Asia U-17: Perhitungan Rumit Klasemen Akhir Membuat Australia Ikut Tersingkir
-
BAC 2025: Dua Wakil Ganda Campuran Indonesia Lolos ke Perempat Final
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Wajib Jaga Marwah saat Ladeni Afghanistan
Terkini
-
4 Ide Outfit Hangout ala Megawati Hangestri, Anti Ribet dan Tetap On Point!
-
Bedah Karakter dalam 'Weak Hero Class 2', Siapa yang Paling Kuat?
-
Novel 'The Champhor Tree' Keigo Higashino Akan Hadir dalam Versi Anime
-
Blaka Suta: Kejujuran dalam Daily Life dan Hukum Tabur Tuai Lintas Generasi
-
Ketika Seni Menjadi Musuh Otoritarianisme