Dewasa ini, penulis online menjadi profesi yang mulai banyak digemari karena bisa mendatangkan penghasilan dan bahkan menjadi pekerjaan yang cukup menjanjikan. Tidak heran jika banyak penulis baru yang lahir dan mulai mencoba-coba menhirimkan karya ke media, terlebih di platform menulis online. Namun, muncul kekahawatiran yang khas dari penulis baru pada artikel yang dibuat.
Bahkan kekhawatiran ini cukup khas dan dialami hampir sebagian besar penulis online. Penasaran apa saja? Berikut empat di antaranya.
1. Merasa takut artikelnya diabaikan editor
Penulis yang sudah lama terjun di dunia literasi pasti tidak asing lagi dengan keberadaan editor di sebuah media yang memoderasi artikel. Berkat peran editor, setiap artikel yang terbit bisa dipastikan sudah lolos kurasi dengan strandar dan ketentuan yang berlaku dari media.
Sayangnya, cukup banyak penulis baru yang merasa takut jika artikelnya diabaikan atau tidak dilirik oleh editor. Melihat tumpukan artikel di kolom pending seolah menjadi momok tersendiri bagi para penulis baru. Meski lumran dirasakan, tapi rasa cemas ini tidak perlu terus dipelihara.
Sebab, akan jauh lebih baik untuk tidak menunggu artikel pending dan beralih pada aktivitas menulis lagi. Anggap saja artikel pending sebagai 'tabungan' yang sewaktu-waktu jadi pundi-pundi uang saat terbit.
2. Khawatir kalah saing dengan penulis lama
Fakta bahwa artikel di kolom pending makin menumpuk terkadang memunculkan prasangka negatif. Salah satunya khawatir kalah saing dengan penulis lama atau yang sudah lebih senior. Penulis baru yang merasa insecure akan beranggapan jika artikel yang dikirim penulis lama punya peluang terbit lebih besar.
BACA JUGA: Sangat Mudah Dilakukan, Berikut 3 Cara Mengawetkan Daging Tanpa Kulkas
Hal ini tentu saja tidak benar, sebab editor lebih dulu tertarik pada judul yang ditawarkan dibanding melihat siapa penulisnya. Jadi, tidak perlu merasa tersaingi senioritas sebab bisa dibilang persaingan dalam dunia kepenulisan cukup sehat. Siapa yang punya potensi, pasti juga punya peluang untuk sukses.
3. Takut karyanya tidak disukai pembaca
Sebenarnya, setiap artikel yang terbit pasti punya pasar pembacanya masing-masing berdasar minat dan preferensi topik. Oleh karena itu, ketakutan jika karya tidak disukai pembaca hanya berdasar jumlah viewers tidak bisa dibiarkan tumbuh dan mempengaruhi mental.
Tidak msalah jika artikel sepi pembaca. Mungkin memang pasarnya kecil atau kurang menerapkan prinsip SEO dalam menulis. Cobalah untuk menggali apa yang kurang dan belajar lagi agar pembaca merasa nyaman dengan tulisan yang dibuat.
4. Mengalami penolakan dari media
Penolakan seolah menjadi 'masalah' tanpa henti bagi hampir semua penulis, tak terkecuali penulis online yang masih baru. Artikel yang dikirim dan mendapat penolakan dari editor seolah sulit diterima hingga mulai ciutkan mental. Padahal kalau mau melihat dari sudut pandang berbeda, penolakan ini justru bisa jadi cambuk agar bisa menulis lebih baik lagi.
Bukankan setiap penolakan selalu ada alasannya? Saat mau mencari tahu alasan di balik penolakan ini, maka semangat belajar dan memperbaiki diri akan semakin tumbuh. Tidak masalah ditolak sekali atau sampai berulang kali. Sebab yang lebih penting adalah kembali bangkit, memperbaiki diri, dan terus berkarya lewat tulisan.
Itulah tadi empat kekhawatiran khas yang dirasakan penulis online yang tergolong masih baru pada artikel yang dibuat dan dikirim ke media. Apa kamu juga pernah merasakannya? Yuk, buang semua kekhawatiranmu dan mulai menulis lagi!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Hobi Scroll Medsos tapi Tidak Posting, Ini 4 Alasan yang Melatarbelakangi
-
Rekap Laga Tim Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championships 2024
-
Skuad Indonesia di Arctic Open 2024, Tidak Ada Wakil di Sektor Ganda Putri
-
Instagramable Abis! 5 Tempat Wisata Hits di Malang yang Wajib Dikunjungi saat Liburan
-
Apriyani Rahayu Masih Dihantui Cedera, Siti Fadia Dapat Pasangan Baru!
Artikel Terkait
-
Namamu Sudah Terdaftar? Cek DPT Online Pilkada 2024 Sekarang!
-
Erick Thohir ke Media Italia: Ranking FIFA Timnas Indonesia Jadi 50 di Tahun 2045
-
Perputaran Uang Judol Capai Rp 900 T, Susi Pudjiastuti Prihatin
-
Hadir di Agenda Royal Sedayu, BRI Berikan Tips Agar Bisa Beli Rumah di Usia Muda
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
Hobi
-
Julian Oerip Pemain Keturunan Mirip Tijjani Reijnders Grade A
-
Pujian Berkelas Legenda Inggris ke Timnas Indonesia: Sedang Naik Daun
-
Gegara Belanda, Jayden Oosterwolde Masih Tunda Tawaran Timnas Indonesia dan Suriname
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
Terkini
-
Manganya Berakhir, You and I Are Polar Opposites Siap Diadaptasi Jadi Anime
-
Jeongnyeon: The Star Is Born, Puncaki Peringkat Drama Korea dan Aktor Terbaik
-
Tertahan di Zona Nyaman, Bagaimana Pengaruh Pertemanan Terhadap Masa Depan?
-
Intip Harga Tiket Konser Kyuhyun Super Junior di Jakarta, Mulai Rp1,35 Juta
-
3 Drakor Ciamik yang Dibintangi Bae Doona, Ada The Silent Sea