Meskipun saat ini Timnas Indonesia tengah mengalami tren positif di berbagai pertandingan yang mereka jalani, namun sejatinya publin pencinta sepak bola nasional tengah terbelah. Di tengah-tengah rentetan prestasi yang tengah dikejar oleh skuat Garuda, publik saat ini tengah terpecah karena adanya dikotomi pemain naturalisasi dan pemain lokal.
Pelabelan tersebut belakangan kian menghangat menyusul banyaknya pro dan kontra para pemain berdarah Indonesia yang menyatakan keinginannya untuk bisa membela tanah leluhur mereka.
Hal tersebut bahkan membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong angkat bicara. Pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut bahkan meminta kepada publik pencinta bola tanah air dan para pendukung Timnas Indonesia untuk tidak mempermasalahkan para pemain yang membela Timnas Indonesia.
Sepertimana informasi yang diunggah oleh akun TikTok comfortproduction, mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut meminta publik tanah air untuk tidak membeda-bedakan antara pemain naturalisasi dan pemain lokal. Karena menurut pengakuan pelatih yang sukses memulangkan Jerman di Piala Dunia Rusia tahun 2018 tersebut, pemanggilan pemain ke Timnas yang dibesutnya berdasarkan pada taktik dan strategi yang dia kembangkan, bukan berdasarkan status lainnya.
"Tolong jangan beda-bedakan antara pemain lokal dan pemain naturalisasi," pinta coach Shin Tae Yong.
"Memang, tim punya taktik sendiri, jadi tolong hargai saja," lanjutnya.
Lebih lanjut, pelatih yang kerap mengorbitkan para pemain muda ini juga menyinggung mengenai tim-tim calon lawan Timnas Indonesia di putaran kedua nanti.
"Tim-tim lawan kita di grup F lebih baik daripada kita. Jadi, persiapan harus lebih matang lagi. Timnas Indonesia juga harus bahu membahu membuat organisasi permainan jadi lebih baik untuk ajang selanjutnya," bebernya.
Statemen bijak yang disampaikan oleh coach STY tentu saja merupakan sebuah tamparan tersendiri bagi publik Indonesia yang masih terdikotomi antara pemain naturalisasi dan lokal. Pasalnya, dengan adanya dikotomi stigma pemain naturalisasi dan lokal, maka tendensi para pendukung timnas Indonesia untuk memberikan support kepada tim kebanggaan pun menjadi terpecah.
Semoga saja dengan adanya seruah dari coach STY tersebut perpecahan para pendukung timnas Indonesia yang terbagi menjadi pendukung naturalisasi dan pemain lokal bisa menghilang ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Maaf PSSI, Timnas Indonesia Memang Layak Pulang Cepat dari SEA Games Kali Ini
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
Artikel Terkait
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Irak, Vietnam dan Filipina: Bisa Bawa Garuda Lolos, Shin Tae-yong?
-
Timnas Indonesia Bikin Media Malaysia Panik, Ini Sebabnya
-
Perasaan Rizky Ridho Jadi Pemain Andalan di Timnas Indonesia
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia saat Hadapi Irak, Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan Cadangan
-
Bukan Kaleng-kaleng, Berikut 3 Pemain Irak yang Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia
Hobi
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
-
SEA Games: Misi Timnas Indonesia Hindari Jegalan Myanmar Demi Semifinal
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
Terkini
-
Ulasan Novel The Mint Heart: Romansa Gemas Reporter dengan Fotografer Cuek
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
Dude Harlino Luruskan Isu Miring Rumah Tangganya dengan Alyssa Soebandono
-
Dinner with Strangers: Jawaban atas Tingginya Tingkat Kesepian di Yogyakarta
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog