Seperti yang telah diberitakan, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong telah mendapatkan perpanjangan kontrak dari induk sepak bola Indonesia, PSSI. Dilansir dari laman pssi.org, mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut mendapatkan ekstensi kontrak selama enam bulan, yang jika dihitung dari masa berakhirnya kontrak awal di bulan Desember 2023 ini, berarti akan berakhir pada Juni 2024 mendatang.
Bagi kacamata awam, perpanjangan kontrak selama 6 bulan dengan opsi kembali diperpanjang sesuai dengan prestasi yang diraih tentu merupakan sebuah hal yang cukup melegakan. Pasalnya, selama enam bulan tersebut, coach Shin masih akan menjadi bagian dari Timnas Indonesia, dan bekerja untuk menakhodai skuat Garuda dalam rentang tersebut.
BACA JUGA: Shin Tae Yong Jadi Komite Penasihat Seongnam, Sebuah Tamparan Keras bagi Bung Towel
Namun, bagi yang mengetahui regulasi FIFA, penambahan kontrak dengan durasi waktu 6 bulan tersebut ternyata sangatlah tidak menguntungkan dan cenderung menjadi sebuah blunder bagi federasi. Pasalnya, jika kita menganut regulasi FIFA, coach Shin justru akan menjadi "komoditi rebutan" selama kurun waktu tersebut.
Disadur dari laman fifa.com, berdasarkan regulasi FIFA tentang transfer pemain atau pelatih pasal 18, termaktub dengan jelas mengenai rentang waktu proses negosiasi.
"Jika dalam masa 6 (enam) bulan kontrak pelatih/pemain tidak ada pembicaraan lebih lanjut dengan pihak klub/timnas, pemain/pelatih bisa melakukan komunikasi dengan pihak ketiga," tulis FIFA dalam regulasinya.
Dalam regulasi tersebut, terpampang jelas jika dalam enam bulan terakhir dari masa kontrak tidak ada pembicaraan dengan PSSI, maka coach Shin bisa membuka komunikasi dengan pihak-pihak yang tertarik untuk mendapatkan jasanya.
BACA JUGA: Hadapi RANS Nusantara FC, PSM Makassar Targetkan Kemenangan Kedua Secara Beruntun
Jika dihitung dari masa berakhirnya kontrak ekstensi coach Shin yang berada di bulan Juni 2024, maka prasyarat tersebut akan dimulai pada bulan Desember 2023 atau Januari 2024 mendatang. Itu artinya, jika nanti pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu membuka kesepakatan dengan klub atau timnas yang ingin mendatangkannya, maka hal tersebut bukanlah sebuah pelanggaran terhadap kontrak yang mengikatnya bersama Timnas Indonesia.
Berkaca dari hal ini, sekarang kita baru menyadari, ekstensi kontrak yang dimiliki oleh coach Shin adalah sebuah hal yang benar, atau justru blunder yang dilakukan oleh federasi? Jika nantinya kita sebagai pencinta Timnas Indonesia melihat coach Shin melatih tim lain, mungkin harus sabar dan mengikhlaskannya ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Diterpa Rumor Naturalisasi Ilegal, Pejabat FAM Ramai-Ramai Berikan Klarifikasi! Panik?
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23
-
Pemain Sepak Bola Nyambi Jadi Abdi Negara, Bukti Persepakbolaan Indonesia Belum Menjanjikan?
-
Piala AFF U-23: FAM Minta Jaminan Keamanan, Mampukah Suporter Indonesia Menjawab?
Artikel Terkait
-
4 Pemain Andalan Timnas Indonesia Cedera Jelang Lawan Irak dan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Dipusingkan 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia yang Cedera
-
Shin Tae Yong Jadi Komite Penasihat Seongnam, Sebuah Tamparan Keras bagi Bung Towel
-
PSPS Riau Kena Sanksi Harus Bayar Denda Rp47,5 Juta, Melanggar Apa?
-
Resmi Jadi Penasihat Klub Seongnam FC, Apa Saja Tugas Shin Tae-yong?
Hobi
-
Diisukan Gabung Red Bull, Carlos Sainz Tegaskan Tetap Bersama Williams
-
Erick Thohir Jawab Usulan Piala Indonesia, Serahkan Wewenang ke PT LIB
-
Diterpa Rumor Naturalisasi Ilegal, Pejabat FAM Ramai-Ramai Berikan Klarifikasi! Panik?
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
Terkini
-
Buku Rahasia Napas untuk Ketenangan Hidup, Solusi Bagi yang Suka Cemas!
-
Resmi, Anime Frieren: Beyond Journey's End Season 2 Rilis Januari 2026
-
Sayang Pada Buku Bukan Berarti Pelit: Memahami Hati Seorang Bibliotaph
-
Review Film The Old Guard 2: Aksi Abadi yang Terasa Hampa
-
Lebih dari Sekadar Musik, UMKM Lokal Ramaikan Prambanan Jazz Festival 2025