Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Yuasa Hiromy
Ilustrasi orang mengetik (Unsplash/Kaitlyn Baker)

Menulis cerita adalah sebuah seni yang membutuhkan ketekunan dan keahlian. Namun, sering kali penulis pemula terjebak dalam kesalahan fatal yang dapat menghancurkan kualitas cerita mereka. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, berikut tiga kesalahan paling umum dalam menulis cerita:

1. Malas Riset

Sering kali penulis terlalu malas melakukan riset sebelum menulis sebuah cerita. Riset adalah langkah penting untuk menciptakan latar belakang dan karakter-karakter yang kuat serta menyajikan fakta-fakta dengan akurat. Tanpa riset yang cukup, cerita dapat kehilangan kredibilitasnya. Kesalahan pertama adalah kurangnya pemahaman tentang topik atau tempat di mana cerita berlangsung.

Misalnya, jika kamu menulis sebuah novel polisi tanpa melakukan penelitian tentang bagaimana departemen kepolisian bekerja atau prosedur hukum secara umum, maka kemungkinan besar beberapa aspek informasi dari ceritamu akan salah atau tidak konsisten.

2. Eksekusi yang Buruk

Poin penting kedua adalah eksekusi yag buruk dalam menuliskan sebuah narasi. Banyak penulis pemula gagal memperhatikan elemen-elemen dasar penulisan seperti tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat yang benar.

Kesalahan-kesalahan kecil ini dapat mengganggu kenyamanan membaca cerita serta mengurangi kualitas tulisan secara keseluruhan.

Terlebih lagi, beberapa penulis juga cenderung terjebak dalam penggunaan kata-kata klise atau penggambaran yang klise.

BACA JUGA: Siap Dipromosikan, Tiga Pemain Timnas U-17 Ini Dipantau Shin Tae-yong

Misalnya, menggambarkan matahari terbenam sebagai “merah seperti darah” atau menyebut karakter jahat sebagai “jahat melebihi iblis”.

Klise semacam itu tidak hanya membosankan, tetapi juga menunjukkan kurangnya imajinasi dan kemampuan untuk menciptakan gambar-gambar baru yang membuat pembaca terpesona.

3. Plot yang Berantakan

Kesalahan ketiga yang sering dilakukan oleh penulis adalah plot yang berantakan. Memiliki alur cerita yang kuat sangat penting untuk menjaga minat pembaca tetap tinggi sepanjang cerita. Namun, banyak penulis pemula kehilangan fokus dan gagal membangun alur cerita dengan baik.

Sering kali plot menjadi tidak jelas atau bertele-tele karena terlalu banyak sub-plot atau adegan-adegan tambahan tanpa tujuan tertentu.

Penulis harus selalu ingat, bahwa setiap adegan dalam cerita harus memiliki kontribusi nyata bagi perkembangan plot utama atau karakter-karakter dalam cerita tersebut.

Simak Kembali Tulisanmu

Menghindari kesalahan fatal dalam menulis cerita ini dapat meningkatkan kualitas tulisanmu secara signifikan. Setelah menyelesaikan cerita, penting untuk meluangkan waktu dan mengedit ulang dengan seksama. Perhatikan detail kecil seperti tata bahasa, struktur kalimat, atau penggunaan kata-kata yang tidak tepat.

Juga sangat disarankan untuk meminta bantuan dari orang lain, entah itu editor profesional atau rekan sejawat penulis. Pandangan baru dapat membantu menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terlewatkan oleh penulis sendiri.

Menjadi seorang penulis cerita yang baik adalah proses belajar yang berkelanjutan. Menghindari kesalahan fatal seperti malas riset, eksekusi yang buruk, dan plot yang berantakan adalah langkah awal menuju peningkatan kualitas tulisanmu.

Dengan melakukan riset secara menyeluruh tentang topik dan latar belakang cerita, serta menjaga eksekusi dan plot agar tetap kuat dan konsisten, kamu akan menjadi penulis cerita yang lebih baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Yuasa Hiromy