Dalam dunia penceritaan, permulaan sering kali dianggap sebagai bagian paling krusial dalam sebuah cerita. Ini menentukan suasana, memikat pembaca, dan menetapkan landasan yang kuat untuk apa yang akan datang.
Baik kamu sedang menulis novel, skenario, atau bahkan artikel, cara kamu memulai cerita dapat menentukan keberhasilan atau kegagalannya. Berikut lima cara efektif untuk memulai ceritamu:
1. Mulailah dengan kalimat pembuka yang mencekam.
Baris pertama ceritamu bagaikan berjabat tangan dengan pembaca—harus tegas dan menarik. Di sinilah kamu memiliki kesempatan untuk segera menarik perhatian mereka dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka.
Contoh dari pendekatan ini dapat dilihat dalam novel klasik J.D. Salinger yang berjudul The Catcher in The Rye, yang dimulai dengan: “Jika kamu benar-benar ingin mendengarnya, hal pertama yang mungkin ingin kamu ketahui adalah di mana saya dilahirkan ....”
Kalimat pembuka ini langsung menarik perhatian pembaca dengan mengajukan pertanyaan yang menarik.
2. Siapkan adegan yang menarik.
Adegan yang menawan dapat langsung membuat pembaca tenggelam dalam dunia ceritamu dan membuat mereka menginginkan lebih.
Misalnya: “Pada malam yang menentukan itu, ketika petir menyambar saat dia pertama kali melangkah ke negeri asing—dia tahu hidupnya tidak akan pernah sama lagi.”
Dengan memulai dengan gambaran jelas tentang momen yang menggetarkan ini, pembaca akan merasa terdorong untuk terus membaca sehingga mereka dapat mengungkap apa yang terjadi selanjutnya.
3. Perkenalkan karakter yang menarik.
Karaktermu memainkan peran penting dalam menarik minat pembaca sejak awal. Dengan memperkenalkan karakter menawan sejak dini, kamu dapat menciptakan intrik seputar kehidupan dan motivasi mereka.
Pertimbangkan untuk memulai ceritamu dengan pengenalan karakter yang berkesan yang membuat pembaca penasaran dengan latar belakang dan perjalanan mereka.
Misalnya seperti yang dikutip dari paragraf pembuka novel Invisible Man karya Ralph Ellison, yang membuat kita langsung ingin lebih mengenal si “aku” dalam narasi.
“Tidak, aku bukan hantu seperti mereka yang menghantui Edgar Allen Poe; aku juga bukan salah satu ektoplasma film Hollywood-mu. Aku adalah manusia yang berwujud, berdaging dan bertulang, berserat dan cair—dan aku bahkan bisa dikatakan memiliki pikiran. Aku tidak terlihat, mengerti, hanya karena orang menolak untuk melihatku.”
4. Mulailah dengan pertanyaan atau misteri yang menarik.
Mengajukan pertanyaan yang menarik atau menghadirkan elemen misterius di awal dapat langsung menarik perhatian pembaca dan membuat mereka tetap tertarik pada ceritamu.
Contoh dari metode ini dapat ditemukan dalam novel detektif klasik Agatha Christie, Murder on the Orient Express, yang dimulai dengan: “Saat itu pukul lima pagi di musim dingin di Suriah ketika kami tiba di Aleppo.”
Kalimat pembuka ini langsung menimbulkan rasa intrik dan misteri, membuat pembaca bersemangat untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
5. Mulailah dengan kutipan yang berdampak.
Kutipan yang kuat dapat menentukan keseluruhan ceritamu dan memberikan wawasan tentang tema atau ide utamanya.
Kamu dapat memilih untuk memulai dengan mengutip dari seseorang yang terkenal, seperti yang pernah dikatakan Albert Einstein, “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.”
Kutipan ini langsung memikat pembaca dengan memperkenalkan mereka pada perspektif atau ide menarik yang akan dieksplorasi lebih jauh sepanjang cerita.
Awal ceritamu menentukan panggung untuk segala sesuatu yang terjadi selanjutnya. Dengan menggunakan salah satu dari lima strategi memulai cerita ini, kamu dapat menciptakan fondasi kuat yang akan memikat hati pembacamu sejak membalik halaman pertama.