Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Yuasa Hiromy
Ilustrasi mengetik (Unsplash/Christin Hume)

Suara karakter (voice character) adalah elemen penting dan sulit dalam menulis fiksi. Karena pada dasarnya, apa yang kamu coba lakukan adalah memberikan sentuhan suara unik dan pribadi pada karakter tersebut sehingga pembaca juga mampu mengenalinya, bahkan jika hanya melalui dialog.

Berikut empat teknik yang bisa kamu terapkan ketika menuliskan suara karaktermu:

1. Pelajari tipe MBTI karakter

Jika kamu dapat menetapkan tipe MBTI karaktermu, maka kamu tinggal menyesuaikannya dengan semua yang kamu pelajari tentang tipe MBTI tersebut.

Mula-mula, tentukan gambaran umum peran yang akan dimainkan para karakter dalam cerita, kemudian menentukan MBTI masing-masing. Misalnya karakter A ceria dan hobi bertualang, tipe MBTI yang cocok adalah ISFP.

Bagaimana tipe ISFP lebih spesifik? Kamu tinggal searching dan jadikan sebagai patokan bagaimana si A berprilaku karena dia punya tipe kepribadian ISFP.

2. Jadikan karakter bertolak belakang

Cocok digunakan sebagai latihan oleh orang yang baru dalam menulis karakter—atau tidak pernah membuat karakter dengan suara superunik.

Misalnya: ML pemberani, sedangkan FL penakut; ML hobi berbohong, sedangkan FL hanya tahu berkata-kata jujur.

3. Tetapkan frasa tertentu pada setiap tokoh

Hal ini bisa berupa ungkapan khas, kata-kata penyuka, atau kata-kata yang menggambarkan kepribadian karakter. Hindari agar tidak menciptakan karakter dengan frasa, ekspresi, atau bahkan umpatan yang sama. Sebab akan membuat karaktermu tampak sangat palsu.

Contoh karakter dengan frasa tertentu bisa dilihat pada tokoh Naruto yang punya ciri khas mengatakan “dattebayo”.

4. Konsisten ketika menuliskannya

Kamu harus menuliskan suara karaktermu dengan cara yang konsisten di sepanjang cerita agar karaktermu terasa semakin hidup. Jika karaktermu punya suara yang mendominasi dan sombong di awal bab, maka teruslah tulis seperti itu di bab-bab berikutnya.

Namun, ada pengecualian jika karaktermu mengalami perkembangan karakter yang mengubah suara mereka. Misalnya setelah dia bertemu dengan orang yang dicintainya, dia belajar menjadi sosok yang lebih rendah hati dan cara suaranya jadi penuh welas asih.

Menciptakan suara karakter yang kuat adalah salah satu kunci untuk membuat karakter yang mendalam dan menarik dalam cerita. Dengan terus bereksperimen, menerima umpan balik, dan mencoba cara-cara di atas, kamu pasti akan berhasil membuat karaktermu terasa nyata dan hidup di hati pembaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Yuasa Hiromy