Pada laga pekan ke-23 BRI Liga 1 musim 2023/2024 antara Bhayangkara Presisi FC vs. Persita Tangerang terjadi momen yang cukup menarik. Melansir dari laman Liga Indonesia Baru (ligaindonesiabaru.com), pertandingan yang dimenangkan oleh Bhayangkara Presisi FC dengan skor telak 3-0 tersebut menjadi ajang debut bagi mantan bintang sepakbola Eropa keturunan Indonesia, yakni Radja Nainggolan.
Mantan pemain klub AS Roma dan Inter Milan ini melakoni debutnya bersama tim berjuluk “The Guardians” tersebut sebagai pemain pengganti di menit ke-56, menggantikan penyerang muda timnas Indonesia U-23, Muhammad Ragil. Masuknya pemain berusia 35 tahun tersebut tentunya menjadi momen tersendiri bagi pesepakbolaan Indonesia, khususnya Liga 1.
Laga debut pemain yang juga merupakan mantan punggawa timnas Belgia tersebut juga disorot oleh salah satu media Belgia, yakni Het Laaste Nieuws (HLN). Dikutip dari kanal berita suara.com, kehadiran pemain keturunan Indonesia tersebut memang sempat menghebohkan media baik di Indonesia maupun di Belgia. Pasalnya, tidak ada yang mengira Radja Nainggolan pada akhirnya akan merumput di liga Indonesia di kemudian hari
“Kedatangannya di awal Desember tidak luput dari perhatian. Dengan syal klub dan kalungan bunga, ia disambut layaknya seorang vedette (kabaret) sejati di Indonesia. Pemain baru Bhayangkara bernomor punggung 10 ini menghadapi tugas berat di sana: menghindarkan klub dari degradasi,” tulis media asal Belgia, Het Laaste Nieuws (HNL).
Radja Nainggolan Masih Perlu Adaptasi di Liga Indonesia
Kendati kedatangannya di Indonesia cukup disambut baik, akan tetapi pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut juga dinilai masih perlu beradaptasi dengan atmosfir sepakbola Asia, khususnya Indonesia yang memang berbeda 180 derajat dengan sepakbola Eropa. Namun, pemain yang dijuluki sebagai “The Ninja” tersebut dianggap juga cukup berperan penting saat Bhayangkara Presisi FC meraih kemenangan di laga pekan ke-23 kemarin.
“Sang 'Ninja' memainkan permainan yang bagus sebagai gelandang tengah, posisi yang sudah dikenalnya. Ia memang belum menjadi penentu, tapi kehadirannya jelas membawa keberuntungan,” tulis media Het Laaste Nieuws.
Radja Nainggolan memang memiliki tugas berat saat berseragam Bhayangkara FC nantinya. Pasalnya, klub yang identik dengan kepolisian Republik Indonesia ini memang tengah berjuang keluar dari zona degradasi di musim ini. Hingga pekan ke-23 kemarin, Bhanyangkara Presisi FC masih berada di posisi juru kunci klasemen sementara di BRI Liga 1 musim 2023/2024.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Dua Kesalahan Patrick Kluivert Saat Timnas Indonesia Ditaklukkan Arab Saudi
-
Dua Persamaan STY dan Patrick Kluivert, Suka Coba-coba di Saat Penting!
-
Takluk dari Arab Saudi, Bukti Gagalnya Tim Kepelatihan Terbaik di Timnas!
-
4 Pemain Bek Kiri Timnas Indonesia sedang Gacor, Siapa yang Dipilih Patrick Kluivert?
-
Dear Coach Patrick, Perkokoh Lini Tengah Jika Ingin Menang Lawan Arab Saudi
Artikel Terkait
-
Kasih Gaji Radja Nainggolan Rp27 Juta per Hari, Dari Mana Sumber Duit Bhayangkara FC?
-
Bikin Kacau Pertandingan, PSSI Didesak Hukum Wasit Persik vs PSM Makassar
-
BRI Liga 1: Pemain PSM Makassar Sempat Saling Lempar dengan Suporter Persik Kediri
-
BRI Liga 1: Kronologi Versi Persik Kediri Soal Ribut-ribut Sampai Pertandingan Ditunda Lama Kontra PSM Makassar
-
Marco Materazzi Puji Kualitas Radja Nainggolan, Soroti Keputusan Ke Liga Indonesia
Hobi
-
Dua Kesalahan Patrick Kluivert Saat Timnas Indonesia Ditaklukkan Arab Saudi
-
Banyak Pemain Sayap, tapi Mengapa Miliano Jonathans Berbeda dan Layak Jadi Andalan Kluivert?
-
Entah Apa yang Dipikirkan, Kluivert Paksa 2 Gelandang Uzur untuk Bertarung Kontra Arab Saudi
-
Daftar 4 Dosa yang Dilakukan Patrick Kluivert di Laga vs Arab Saudi, Bikin Gregetan!
-
Patrick Kluivert Eksperimen di Laga Genting, Waktunya Warganet Berlaku Adil terhadap STY
Terkini
-
Amanda Manopo Lepas Lajang, Pernikahan Mewah Disiarkan Langsung Malam Ini!
-
Cincin Tunangan Amanda Manopo Nyaris Rp600 Juta, Netizen: Cocok Banget!
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
Belajar Lewat Medsos: Cara Baru Mengajar dan Mengulik Ilmu di Era Digital
-
Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu: Mengapa Ide Dedi Mulyadi Memicu Kritik?