Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Agus Siswanto
Ilustrasi Membaca Buku Fiksi (unsplash.com/@thwhoai)

Pernah tidak, tiba-tiba otak sama sekali tidak bisa diajak kompromi untuk menulis. Duduk di depan laptop atau pun memegang gawai, tapi jar-jemari ini tidak juga melahirkan rangkaian kalimat. Hanya bengong saja.

Gejala ini sering disebut dengan istilah writer’s block. Atau secara gampang adalah kebuntuan menulis. Pada saat semacam ini seorang penulis tiba-tiba tidak bisa berbuat apa-apa. Dia merasa kehilangan kemampuan menulis.

Ada banyak penyebab yang melatarbelangi hal ini. Namun pada intinya semua kembali pada si penulis itu sendiri untuk membangkitkannya kembali.

Dalam beberapa artikel yang ada di Google, banyak hal yang dapat dilakukan untuk membangkitkan kembali gairah menulis itu. Namun, sebenarnya ada satu cara yang sederhana dan murah meriah. Cara itu adalah membaca.

Yah, benar hanya dengan membaca. Termasuk membaca tulisan teman lain yang sefrekuensi dengan genre kita. Yakin dengan car aini, naluri menulis itu akan bangkit lagi.

Dalam beberapa kasus, seseorang bisa tiba-tiba muncul ide saat membaca tulisan teman lain. Bisa saja tema yang diusung sama, namun dia menuliskannya dari sudut pandang lain.

Bagi yang suka nulis bola, saat membaca tulisan teman tentang Stefano Lilipaly, bisa saja muncul ide. Jika bacaan yang dibaca membahas dari kemarahan Bos Borneo FC, bisa saja kita buat dari kaca mata Shin Tae-yong. Atau bisa juga dari sisi pemainnya.

Pokoknya, banyak celah yang bisa digunakan untuk menulis. Langkah kadang sering dikatakan mencuri ide orang. Hal ini tidak masalah, sepanjang redaksi kalimat yang dibuat murni dari sang penulis sendiri. Seandainya isu yang diangkat sama, gak masalah.

Nah jika demikian maka benar kata orang bijak, seorang penulis itu juga harus menjadi pembaca yang baik. Karena selain memperluas wawasan juga menemukan diksi atau gaya bercerita baru yang dilakukan penulis lain.

Makin banyak bacaan yang dimiliki, dijamin semakin gurih tulisannya dari segi menunya. Demikian pula dari segi penyajiannya akan semakin menarik setelah mempelajari cara orang lain bercerita.

Maka mau tidak mau membaca harus menjadi menu utama bagi siapapun yang telah merelakanj dirinya terjun di dunia tulis-menulis.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Agus Siswanto