Demi mendapatkan permainan terbaik di gelaran Piala Dunia mendatang, Timnas Indonesia U-17 diagendakan melakoni beragam uji coba dengan melawan tim-tim berkualitas.
Salah satunya adalah turnamen empat negara yang bertajuk Piala Kemerdekaan 2025. Dilansir dari laman Suara.com, pada turnamen yang dilangsungkan di Provinsi Sumatera Utara tersebut, Timnas Indonesia terkonfirmasi bersaing melawan tiga negara yang memiliki kekuatan sepak bola nan tak bisa dipandang remeh.
Selain Tajikistan yang telah dihadapi pada pertarungan perdana lalu, Indonesia juga bersaing dengan Uzbekistan U-17 dan Mali U-17 di turnamen mini kali ini.
Uniknya, selain menjadi ajang bagi coach Nova Arianto guna mencari komposisi terbaik untuk timnya, ajang Piala Kemerdekaan 2025 ini juga menjadi sebuah ajang pengobat rindu bagi para penggemar Timnas Indonesia akan permainan Skuat Garuda ala Shin Tae-yong.
Tentunya hal tersebut tidaklah mengejutkan. Mengingat, Nova Arianto sendiri merupakan asisten bagi pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut selama kurang lebih lima tahun masa pengabdiannya bersama Timnas Indonesia.
Sehingga tak mengherankan jika coach Nova membentuk timnya dengan referensi taktik dan gaya bermain layaknya yang dikembangkan oleh sang mentor di Timnas Indonesia dulu.
Hal ini juga terbukti di ajang Piala Kemerdekaan 2025 ini di laga pertama melawan Tajikistan (12/8/2025) lalu. Apa yang ditampilkan oleh Evandra Florasta dan kolega di lapangan, sangat identik dengan permainan Skuat Garuda ketika mereka berada di bawah asuhan Shin Tae-yong dulu.
Memang, jika kita melihat formasi yang diturunkan oleh coach Nova di awal laga, skema formasi yang dimainkan oleh mantan pemain Persib Bandung tersebut berbeda dengan sang mentor. Jika STY prefer untuk memainkan skema 3-4-3 yang berubah dinamis menjadi 5-4-1 dan 5-2-3 dalam mode transisi, coach Nova sepertimana diunggah oleh kanal YouTube Indosiar pada Selasa (12/8/2025), menurunkan formasi awal di pakem 5-3-2.
Namun, ketika pertandingan berjalan, skema coach Nova tersebut juga pada akhirnya "kembali" ke pakem milik STY, dimana saat menyerang mereka bertransformasi menjadi 3-4-3 dan berubah menjadi 5-4-1 saat berada dalam tekanan lawan.
Dan bukan hanya itu. Hal lain yang menjadikan pertarungan Timnas Indonesia U-17 di ajang Piala Kemerdekaan 2025 ini tak ubahnya gelaran pengobat rindu akan racikan Shin Tae-yong juga terlihat dalam permainan Mirza Firtaullah dan kolega di lapangan.
Umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki dengan jarak antar pemain rapat yang selama ini menjadi ciri khas permainan STY, juga terlihat dalam permainan Timnas Indonesia U-17 di bawah asuhan Nova Arianto ini.
Serangan balik cepat yang selama ini menjadi kunci STY untuk menjebol gawang lawan-lawannya, juga terlihat dan diadopsi dengan baik oleh anak asuh Nova Arianto. Bahkan, gaya bermain khas Timnas Indonesia di era STY tersebut juga terlihat jelas dalam proses terciptanya gol kedua Skuat Garuda Muda yang diciptakan oleh Fadly Alberto Hengga.
Sebelum tandukan Fadly Alberto menjebol gawang Tajikistan di menit ke-49, Anak-anak Garuda memainkan sebuah skema yang mengingatkan kita akan keberadaan STY di kursi kepelatihan Timnas.
Bagaimana tidak, umpan-umpan cepat antar pemain, dipadu dengan skema serangan balik terstruktus yang cepat, dan ditunjang dengan pengambilan keputusan yang singkat di mana para pemain tak berlama-lama dengan bola, membuat mereka seolah sebuah tim yang memang menjadikan permainan sepak bola ala STY sebagai skema andalan untuk menggempur pertahanan yang dibangun oleh lawan-lawannya.
Jadi, bagi para penggemar sepak bola Indonesia yang kangen untuk melihat racikan khas Shin Tae-yong, mungkin rasa rindu itu akan terobati dengan menyaksikan pertandingan-pertandingan Timnas U-17 di gelaran Piala Kemerdekaan 2025 kali ini.
Yah, meskipun rindu itu tak terobati sepenuhnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Sanksi FIFA dan Impian Malaysia Menuju Piala Asia 2027 yang Kini di Ujung Tanduk
-
Meski Serumpun, 2 Skill Sepak Bola Ini Ternyata Tak Efektif Digunakan di Pertandingan Futsal
-
Debut di Pentas Eropa, Calvin Verdonk Hapus Kenangan Pahit yang Digoreskan Klub Marselino Ferdinan
-
Tak Banyak Polah, Calvin Verdonk Balas Cemoohan Fans Lille dengan Cara Berkelas
-
Calvin Verdonk dan Perwujudan Nyata Harapan Level Eropanya yang Terpendam Setengah Dekade
Artikel Terkait
-
Shin Tae-yong: Saya Bersumpah, Meski Diancam Dibunuh
-
Shin Tae-yong Sebut Ada Exco PSSI Ngarang Cerita, Inikah Sosoknya?
-
Shin Tae-yong: Jay Idzes Menolak
-
Adu Statistik 3 Pemain Keturunan Debut di Super League, Siapa Bersinar?
-
Aksi Gila Jay Idzes Latihan Perdana di Sassuolo, Tak Ada Nafas Langsung Gas
Hobi
-
Ernando Ari Jadi Harapan Terakhir, Rekam Jejaknya Mampu Yakinkan Kluivert?
-
Mainkan Skema Dua Bek, Siapakah yang Layak Jadi Tandem Jay Idzes di Timnas Indonesia?
-
Sanksi FIFA dan Impian Malaysia Menuju Piala Asia 2027 yang Kini di Ujung Tanduk
-
Meski Serumpun, 2 Skill Sepak Bola Ini Ternyata Tak Efektif Digunakan di Pertandingan Futsal
-
Melihat Hubungan Futsal sebagai Pemersatu Bangsa
Terkini
-
Dalam Proses Pemulihan, Ini Kondisi Terbaru Tom Holland Usai Alami Cedera
-
Kado Ultah Anti-Mainstream: 10 Ide Unik Biar Bestie Gak Cuma Bilang 'Makasih'
-
Dari Musik hingga Pacuan Kuda: Festival SARGA Siap Meriahkan Payakumbuh di IHR Cup II 2025!
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Unggahan Anak Durhaka Venna Melinda Bikin Geger, Benarkah Sindir Verrell Bramasta?