Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Timnas Indonesia diprediksi mempunyai peluang paling rendah di antara negara-negara ASEAN untuk lolos dalam Piala Asia 2023 (pssi.org)

Timnas Indonesia disebut sebagai tim yang paling lemah peluangnya dibandingkan 3 negara Asia Tenggara dalam Piala Asia 2023. Kabar ini diangkat oleh soha.vn (5/1/2024) dengan mengutip tulisan di China Press (4/1/2024).

Dalam hitung-hitungan yang dilakukan, diuraikan pula bahwa Jepang menjadi negara yang paling berpeluang menjadi juara Piala Asia 2023. Selanjutnya diikuti oleh Korea Selatan dan Qatar sebagai tuan rumah.

Ketika menyinggung peran 4 negara Asia Tenggara, China Press menunjukkan hasil yang mungkin mengecewakan bagi public sepak bola Indonesia. Mereka menempatkan Indonesia di urutan nomor 2 dari bawah, di atas Hong Kong.

Demikian pula dalam rasio kemungkinan lolos dari fase grup. Indonesia pun berada pada posisi buncit, di bawah Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Dengan perhitungan yang dilakukan, rasio untuk lolos timnas Indonesia hanya lebih baik dari Hong Kong.

Prediksi ini tentu saja bukan tanpa sebab. Berbagai jejak rekam yang ditunjukkan Indonesia, kalah jauh dengan negara Asia Tenggara lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan Vietnam.

Seperti sering diungkap dalam beberapa tulisan, Vietnam adalah negara yang paling berpengalaman dalam Piala Asia. Mereka sudah lolos 2 kali dalam ajang ini tahun 2007 dan 2019.

Keikutsertaan pada tahun 2019 diperoleh setelah mampu lolos dari babak penyisihan. Sedangkan tahun 2007 disebabkan posisi mereka sebagai tuan rumah bersama Indonesia pada saat itu. 

Dalam urusan pencapaian, Vietnam pun terbilang mengkilap. Pada tahun 2007, pasukan Vietnam mampu lolos ke babak 16 besar. Prestasi tahun 2019 jauh lebih hebat lagi. Mereka mampu menembus babak perempat final.

Berbekal prestasi kinclong ini, rasanya tidak salah jika Vietnam ditempatkan sebagai negara paling berpeluang dari Asia Tenggara dalam Piala Asia 2023.

Bagi Indonesia, posisi tidak diunggulkan seharusnya justru menjadi motivasi. Modal para pemain hebat dan persiapan yang ideal ditambah pelatih handal, harusnya menjadi amunisi yang akan meledak pada saatnya.

Hal berbeda terjadi di Vietnam. Ekspektasi yang demikian besar bisa saja membebani Philippe Troussier, sang pelatih. Sebab dalam ajang kali ini Vietnam dibelit dengan banyak masalah, termasuk badai cedera yang menimpa para pemain.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Agus Siswanto