Beberapa waktu lalu, unggahan para pemain Timnas Indonesia yang kala itu tengah menjalani pemusatan latihan di Antalya Turkiye menyedot perhatian dari para warganet. Para penggawa Garuda, baik yang berdarah asli Indonesia maupun pemain keturunan, dengan kompak mengunggah foto saat mereka bersama-sama dalam skuat, dan menuliskan pesan persatuan.
Melansir dari berbagai sumber, para pemain Timnas Indonesia seperti Asnawi Mangkualam Bahar, Pratama Arhan, Justin Hubner, Jordi Amat, mengunggah foto yang identik, dan dilengkapi dengan pesan menohok kepada para warganet.
Mereka menuliskan agar penikmat sepak bola Indonesia berhenti melakukan dikotomi terhadap para pemain Timnas, dan membandingkan antara pemain lokal dengan pemain half blood.
"Mari hentikan membandingkan pemain lokal dan pemain keturunan. Kita semua di sini adalah satu keluarga, dengan satu impian, yaitu memberikan yang terbaik untuk Timnas dan rakyat Indonesia. Tidak masalah dari mana asal-usul kami, karena kami selalu bersatu, baik di dalam maupun di luar lapangan. Saati tim kami mengalami kekalahan, kita semua merasakannya, dan saat tim menang, itulah kemenangan bagi kita semua," tulis para penggawa Garuda di akun instagram masing-masing.
Berkenaan dengan hal tersebut, ketua umum PSSI, Erick Thohir akhirnya angkat bicara. Menyadur informasi yang diunggah oleh akun TikTok vivagoalindonesia pada 8 Januari 2024, sang ketua umum menyatakan bahwa dirinya terharu dengan apa yang dilakukan oleh para penggawa Garuda.
Bukan hanya terharu dengan pesan yang disampaikan, namun mantan Presiden Klub Inter Milan itu juga terharu karena hal tersebut dilakukan oleh para pemain karena dorongan dari hati yang terdalam, bukan karena instruksi atau perintah dari siapapun.
"Saya apresiasi, karena saya cek, kemarin saya telepon langsung apakah disuruh atau tidak ternyata mereka benar-benar konsolidasi sendiri," ujar mantan pemilik klub DC United itu.
Jadi, bukankah ini sebuah tamparan keras bagi mereka yang kerap mendikotomikan para pemain Timnas Indonesia karena asal-usul dan darah yang mengalir di tubuh mereka? Apa hal ini tak cukup untuk membuat kita berhenti membedakan mereka?
Jika para penggawa Garuda saja bersatu, lantas mengapa yang tak terlibat langsung di skuat justru memperkeruh keadaan dan membuat mereka terkotak-kotak?
Baca Juga
-
Final Piala Presiden 2025: Asnawi Mangkualam Selamatkan Wajah Persepakbolaan Indonesia
-
Tensensius! AFC Ambil Keputusan Aneh demi Muluskan Qatar dan Arab Saudi sebagai Tuan Rumah?
-
Keren! Dua Member Timnas Indonesia Masuk Daftar Pemain Muda Masa Depan Sepak Bola Asia
-
Final Piala Presiden 2025: Oxford United Lebih Meyakinkan Ketimbang Port FC, Calon Juara?
-
Fakta Menggelitik Piala Presiden 2025: Gelar Juara Berlabuh ke Tim dari Negara Tanpa Presiden!
Artikel Terkait
-
Maarten Paes Jalani Proses Naturalisasi, Kekasihnya Luna Bijl Bangga Kibarkan Bendera Merah Putih
-
Maarten Paes Tambah Daftar Jebolan FC Utrecht Bela Timnas Indonesia
-
Tak Perlu Diperdebatkan, Laga Timnas Indonesia Melawan Iran Memang Lebih Baik Dilakukan Secara Tertutup!
-
Jelang Hadapi Iran, Rafael Struick Bocorkan Menu Latihan Timnas Indonesia
-
Nasib Shayne Pattynama Masih Menjadi Teka-Teki, Batal Bermain di Piala Asia 2023?
Hobi
-
Final Piala Presiden 2025: Asnawi Mangkualam Selamatkan Wajah Persepakbolaan Indonesia
-
Finis P12 di Sprint Race GP Jerman 2025, Pecco Bagnaia Kebingungan
-
Menilik Futsal Perempuan dan Secuil Alasan untuk Kembali Menyukainya
-
Futsal, Olahraga Seru yang Tetap Bisa Dimainkan Walau Hujan Deras
-
Futsal dan Gen Z: Lebih dari Sekadar Adu Lari, Tapi Adu Emosi dan Kreativitas
Terkini
-
Cerita Luka yang Menjadi Kekuatan dalam Novel Scars and Other Beautiful Things
-
Waterfall oleh Park Bo Gum: Kekuatan dan Harapan di Tengah Kesulitan
-
Anti Lelet, Begini Cara Bersihkan Cache Photoshop agar Ngedit Lebih Sat-Set
-
Catat! RIIZE Umumkan Tanggal dan Kota untuk Tur RIIZING LOUD Amerika Utara
-
Bukan Anti-Cinta, Hanya Takut Luka: Alasan Gen Z Tak Kejar Pernikahan