Shin Tae-yong memang telah bersama timnas Indonesia sejak tahun 2021 lalu. Pelatih yang sejatinya direkrut untuk menangani timnas Indonesia U-20 ini kemudian ‘naik kelas’ untuk menangani timnas Indonesia senior hingga saat ini dan direncanakan kontraknya akan habis pada pertengahan tahun 2024 mendatang.
Gaya melatih Shin Tae-yong yang dianggap cukup berbeda dengan kebanyakan pelatih asal benua Asia lainnya mendapatkan banyak sorotan sekaligus pujian dari beberapa pihak. Salah satu pihak yang memberikan pujian kepada pelatih asal Korea Selatan tersebut adalah bek kiri timnas Indonesia keturunan Belanda, Shayne Pattynama.
Pemain yang kini membela klub asal Belgia, yakni KAS Eupen tersebut memuji pelatinya di timnas Indonesia tersebut sebagai sosok yang cukup unik karena justru menerapkan gaya permainan ala negara Eropa dalam timnas Indonesia. Hal tersebut dirasanya cukup di luar dugaan mengingat Shin Tae-yong sendiri merupakan pelatih asal Korea Selatan dan negaranya saat ini berada di benua Asia yang tentunya berbeda kultur sepakbola dengan benua Eropa.
“Ini adalah budaya yang berbeda, tapi saya belajar banyak. Saya pribadi berpikir bahwa ini adalah gaya Eropa. Saya telah mempelajari gaya sepak bola yang berbeda dengan gaya Shin. Itu adalah hal bagus,” ujar Shayne Pattynama, dikutip dari kanal berita Inter Football pada Minggu (04/02/2024) kemarin.
Shayne Pattynama Ungkap Gaya Permainan STY Cocok Untuk Perkembangan Performanya
Lebih lanjut lagi, pemain yang juga jebolan akademi sepakbola asal Belanda, FC Utrecht tersebut juga beranggapan bahwa gaya permainan yang diterapkan oleh Shin Tae-yong di timnas Indonesia sangat memiliki dampak positit untuk perkembangan performa dan karirnya. Dia juga mengungkapkan perkembangan ke arah positif yang dilakukan oleh Shin Tae-yong cukup berbeda dari cara yang dia lalukan sebelumnya.
“Sangat positif untuk belajar dan berkembang dalam cara yang berbeda,” imbuh Shayne Pattynama.
Shin Tae-yong memang diketahu kerap kali menerapkan strategi yang cukup unik dan menarik saat menangani timnas Indonesia. Beberapa taktiknya seperti memasang pemain yang tidak dalam posisi alaminya saat menangani timnas Indonesia menjadi satu dari sekian banyak taktik yang dilakukan oleh pelatih berusia 53 tahun tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Futsal dan Ekspresi Gen Z: Dari Maskot Hingga Nyanyian Yel-yel Suporter
-
Fenomena Maskot dalam Futsal: Sarana Pengekspresian Diri bagi Anak Muda
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
-
Tentang Futsal: Ekspresi Diri Anak Muda, Jadi Wadah Reuni Kaum Dewasa
Artikel Terkait
-
Shayne Pattynama dan Sandy Walsh Main tapi Gagal Bertemu di Laga KAS Eupen vs KV Mechelen
-
Hasil KAS Eupen vs KV Mechelen: Debut Shayne Pattynama Dicoreng Sandy Walsh Cs
-
Adu Statistik Daniel Klein vs Maarten Paes, Calon Kiper Timnas Indonesia
-
Ramadhan Sananta Tak Fit setelah Balik dari Timnas Indonesia, Sebuah Hal yang Wajar?
-
Perbandingan Harga Pasar Ole Romeny vs Dean Zandbergen, 2 Striker yang Punya Keturunan Indonesia
Hobi
-
Benturan di Jalan, Harmoni di Lapangan Futsal
-
Kreativitas Strategi dan Seni Bermain di Lapangan Futsal
-
Debut di Pentas Eropa, Calvin Verdonk Hapus Kenangan Pahit yang Digoreskan Klub Marselino Ferdinan
-
Blak-blakan! Presiden FIFA Puji Prestasi Timnas Indonesia di Depan Prabowo
-
Marselino Ferdinan Terpinggirkan, Warisan Shin Tae-yong Mulai Pudar?
Terkini
-
Di Balik Senyum Buruh Gendong Beringharjo: Upah Tak Cukup, Solidaritas Jadi Kekuatan
-
Nana Mirdad Soroti Program MBG, Sebut Gagal Total dan Buang Anggaran?
-
Nangis Minta Maaf Keracunan MBG, Ini Sosok Nanik S Deyang Wakil Kepala BGN
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Amanda Manopo dan Kenny Austin Diduga Berpacaran, Netizen Mulai Cocoklogi