Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Penyerang Timnas Indonesia, Muhammad Ramadhan Sananta (dok. pssi.org)

Pada perhelatan Piala Asia 2023 lalu, nama Muhammad Ramadhan Sananta menjadi salah satu pemain yang dibawa oleh coach Shin Tae-yong ke putaran final turnamen.

Meskipun demikian, pencetak gol terbanyak di ajang Sea Games tahun 2023 lalu itu tak sekalipun dimainkan dalam empat pertandingan yang dijalani oleh Timnas Indonesia.

Faktor kebugaran, disinyalir menjadi hal yang menghalangi Sananta dari mencicipi panasnya atmosfer turnamen sepak bola antar negara level tertinggi di benua Asia tersebut. Tampaknya, permasalahan kebugaran yang membalut Sananta tersebut masih berlarut-larut hingga kini.

Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija angkat bicara terkait kondisi Sananta pasca kembali dari Timnas Indonesia. Baru-baru ini, nakhoda klub berjuluk Laskar Sambernyawa tersebut mengeluarkan statemen yang bernada protes, dirinya merasa dirugikan oleh Timnas Indonesia perihal pemanggilan pemain klubnya.

"Kondisi Sananta sayangnya belum cukup baik untuk dibawa ke laga melawan Persib," ujar Milomir dilansir informasi dari akun TikTok mangkulangittt pada, Minggu (4/2/2024).

"Dan ini adalah salah satu masalah yang sering dialami Persis. Mereka (Timnas Indonesia) kita kasih pemain dalam keadaan baik, kemudian pulang dalam keadaan sakit (cedera) sering kali," imbuhnya.

Dalam pernyataan Milomir, sang pelatih menujukan protes kepada Timnas Indonesia yang dinilainya sering mengembalikan pemain ke klub yang diasuhnya dalam kondisi cedera. Sementara, ketika berangkat, mereka dalam kondisi yang baik-baik saja.

Namun, jika dianalisis secara lebih mendalam, hal ini bisa saja terjadi dan merupakan sebuah kewajaran di Timnas Indonesia saat ini. Pasalnya, semenjak diasuh oleh coach Shin Tae Yong, masalah fisik menjadi salah satu prioritas yang harus dibenahi oleh pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu.

Maka tak mengherankan jika selama bergabung di Timnas Indonesia, para penggawa Garuda akan mendapatkan menu latihan yang jauh lebih keras jika dibandingkan dengan saat berada di klubnya masing-masing.

Imbasnya tentu kita ketahui bersama, bagi pemain yang fisiknya tak bisa menerima pola latihan berat yang berbeda dengan di klub, maka bisa saja akan mengalami cedera atau sakit.

Bahkan, salah satu alasan mengapa Sananta tak diturunkan di Piala Asia lalu karena sang pemain tidak dalam kondisi fit. Lantas mengapa bisa sakit?

Jelas saja ini berkaitan dengan komentar coach Shin sebelumnya, yang pernah menyatakan bahwa Sananta tak bisa dipaksakan bermain selama 90 menit, sehingga perlu banyak latihan fisik agar sang pemain lebih kuat.

Jadi, sangat wajar sih jika ada pemain yang kembali ke klub dalam kondisi cedera. Bagaimana kalau menurut teman-teman pencinta Timnas Indonesia?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.