Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Senapan Pindad SPR-2 (pindad.com)

Beberapa waktu lalu, akun twitter resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, @kemhan_RI, memposting sebuah foto senapan penembak runduk atau sniper buatan PT Pindad, yakni SPR-2. Akun tersebut memposting senjata berjenis anti-materiel rifle tersebut lengkap dengan penjelasan mengenai spesifikasi senapan tersebut.

“PT @pindad (Persero) sebagai salah satu bagian dari industri pertahanan nasional,  yang telah menghasilkan beragam produk kendaraan tempur maupun senjata, salah satunya senapan untuk sniper atau penembak runduk. Pindad mempunyai tiga varian Senapan Penembak Runduk (SPR) anti material tank yang kualitasnya sudah diakui dunia, satu di antaranya SPR-2. Senapan ini diklaim dapat menembus baja setebal tiga sentimeter dari jarak 900 meter, dan pernah masuk kategori senjata terbaik saat eksibisi uji senjata di Jordania,” tulis akun Twitter/X @kemhan_RI pada Jumat (16/02/2024) kemarin.

PT Pindad memang sejak lama sudah mampu memproduksi berbagai jenis senapan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan TNI, Polri maupun lembaga penegakan hukum terkait. Selain senapan serbu kelurga SS1 maupun SS2 yang telah cukup dikenal sebagai produk andalan PT Pindad, adapula senapan sniper atau senapan runduk dari keluarga SPR yang salah satunya ialah SPR-2.

SPR-2 Menggunakan Kaliber 12.7 mm NATO

Personil TNI-AD Saat Mengoperasikan Senapan Sniper SPR-2 Pindad. (pindad.com)

Melansir dari PT Pindad (pindad.com), senapan SPR-2 yang bertipe anti-materiel rifle dikategorikan sebagai senapan runduk kelas berat karena mengusung kaliber 12.7 mm NATO. Senapan ini mengambil desain dari senapan buatan Yugoslavia, Zastava M93 Black Arrow sebagai basis pengembangannya. Senapan SPR-2 sendiri mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 2007 silam.

Senapan yang memiliki bobot mencapai 19 kg ini memang bukan digunakan sebagai senapan infantri yang menyasar personil lawan. Akan tetapi, lebih digunakan untuk menghantam target kendaran tempur ringan, tembok perlindungan lawan, sistem radar darat dan juga bisa menyasar pesawat atau helikopter yang sedang berada di landasan.

Senapan SPR-2 sendiri memiliki jarak efektif antara 800-1.000 meter dengan jarak maksimal sekitar 2 km. Senapan yang mengusung sistem kokang atau bolt-action ini mampu meuat 5 peluru yang dipasang dalam magazine di bagian bawah senapan. Senapan ini umumnya dioperasikan oleh 2 orang, yakni penembak dan pemantau atau spotter. Akan tetapi, senapan ini juga mampu dioperasikan oleh 1 orang personil saja. Selain digunakan oleh Indonesia, senapan ini diketahui digunakan pula oleh Bangladesh dan Fiji sebagai pengguna di luar Indonesia.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

zahir zahir