Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Owner Persebaya Surabaya, Azrul Ananda. (pssi.org)

Polemik penundaan laga pekan ke-31 BRI Liga 1 musim 2023/2024 ini kian memanas. Hal ini dikarenakan PSSI dan PT LIB sepakat untuk menunda laga di pekan ke-31 yang sejatinya mulai digelar pada 1 April 2024 kali ini, ditunda hinga awal bulan Mei 2024 mendatang. Melansir dari laman resmi Liga Indonesia Baru (ligaindonesiabaru.com), penundaan ini dimaksudkan untuk mengakomodasi persiapan timnas Indonesia U-23 yang akan menjalani ajang Piala Asia U-23 2024 di Qatar.

Sontak, hal ini banyak ditanggapi oleh pegiat dan pemerhati sepakbola nasional. Ada yang mendukung keputusan ini, namun tak sedikit pula yang kontra dan melayangkan protes terkait penundaan tersebut. Hal yang sama diungkapkan oleh pemilik klub Persebaya Surabaya, Azrul Ananda.

Melansir dari laman resmi Persebaya Surabaya (persebaya.id), Azrul Ananda menganggap kini Erick Thohir dan Shin Tae-yong tengah dalam situasi yang cukup sulit untuk menentukan kebijakan mengenai liga Indonesia dan tim nasional. Pasalnya, Erick Thohir dan Shin Tae-yong memang dibebani target yang cukup tinggi, yakni membawa timnas Indonesia lolos ke babak semifinal guna membuka peluang berlaga di ajang Olimpiade Paris 2024 mendatang.

“Bang Erick sedang semangat-semangatnya, serius-seriusnya, membawa timnas kita ke level yang belum pernah dicapai. Saya selalu menyebut, punya klub sepak bola itu seperti menjadi departemen atau dinas kebahagiaan masyarakat. Nah, Bang Erick ini seperti pimpinan kementerian kebahagiaan masyarakat se-Indonesia. Bang Erick sedang under pressure untuk memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan masyarakat bola Indonesia. STY sedang under pressure juga untuk meraih hasil terbaik. Mungkin, dia sedang under pressure untuk mempertahankan pekerjaan, dengan target-target yang mungkin sudah dibahas di PSSI. Pressure yang diturunkan ke seluruh barisan di bawahnya, termasuk para pemain. Dalam konteks ini, yang under pressure mungkin bukan hanya STY. Bahkan mungkin, Badan Tim Nasional mungkin lebih under pressure dari STY,” tulis Azrul Ananda, dikutip dari laman resmi Persebaya Surabaya.

Azrul Ananda Ungkap Tekanan Menjadi Salah Satu Tolak Ukur Pengambilan Keputusan

Lebih lanjut lagi, pria yang juga mengelola liga basket junior di Indonesia ini juga menyebut pressure atau tekanan juga berada di pihak klub-klub di Liga 1. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab pengambilan keputusan yang dilakukan oleh PSSI terkesan mendapatkan nada kontra dari beberapa pihak. Namun, dirinya mengakui tekanan tersebutlah yang memang menjadi salah satu tolak ukur dari pengambilan keputusan dari banyak pihak.

“Klub-klub Liga 1, sekarang, juga sedang under pressure. Liga sudah memasuki pekan ke-31 dari total 34. Hanya sisa empat pertandingan untuk menentukan nasib di akhir musim. Hampir semua klub sedang berusaha mati-matian dalam empat pertandingan sisa ini,” imbuh Azrul Ananda.

Tentunya kita berharap polemik penundaan Liga 1 ini dapat diterima oleh seluruh pihak di kancah sepakbola Indonesia dan tentunya diharapkan kedepannya aka nada solusi yang lebih baik lagi, baik bagi timnas maupun klub Liga 1.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir