Pasca pemecatan Philippe Troussier ternyata VFF (PSSI-nya Vietnam) belum bisa move on. Mereka tampak terlalu berhati-hati dalam mengambil langkah. Hingga saat ini meski para pelamar sudah berderet, VFF masih belum mengambil keputusan.
Sementara itu, untuk pelatih timnas Vietnam U-23, VFF telah menentukan pelatihnya. Hal ini dilakukan karena ajang tersebut sudah di depan mata. Sehingga Hoang Anh Tuan yang ditunjuk untuk membawa timnas Vietnam U-23 ke Qatar.
Sikap gamang tersebut tampak dari semakin banyaknya syarat yang dikenakan bagi calon pelatih yang akan direkrut. Sikap ini justru membuat khawatir beberapa pihak, termasuk media Vietnam.
“Saat ini, dengan apa yang terjadi setelah masa pemerintahan pelatih Troussier, tampaknya sepak bola Vietnam sedang memasuki masa kemundurang yang banyak kemiripannya dengan sepak bola Tiongkok,” tulis soha.vn pada Minggu (14/4/2024).
Peristiwa di China itu terjadi pada tahun 2016. Saat itu China mengalami kegagalan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018. Menghadapi kegagalan ini, federasi sepak bola China mengambil langkah cepat dengan merekrut pelatih asal Italia, Marcello Lippi.
Saat itu Lippi tengah mencapai puncak kejayaan di Liga China dengan melatih Guangzou Evergrade. Prestasi yang diraih 3 kali juara liga domestik dan Liga Champion AFC.
Dengan tanpa banyak pertimbangan, Lippi pun direkrut. Namun hasilnya ternyata tidak bagus, demikian pula saat China merekrut Fabio Cannavaro yang juga masih dari Italia untuk melatih timnasnya. Namun hasilnya pun tidak jauh beda dari Lippi.
Kegagalan ini disebabkan oleh minimnya pemahaman para pelatih tersebut akan kultur sepak bola China atau Asia. Sebab bagaimanapun juga, Asia mempunyai kultur sepak bola sendiri.
Peringatan ini perlu disampaikan sebab ada indikasi VFF tengah mencari nama besar untuk mengganti posisi Philippe Troussier. Pemilihan pelatih meskipun terkenal jika tidak mampu memahami kultur sepak bola Vietnam atau Asia, jelas akan sia-sia.
“Sekarang waktunya untuk menyembuhkan luka daripada mengincar hal-hal indah seperti tren sepak bola dunia atau Impian Piala Dunia. Bagaimanapun, Asia Tenggara masih merupakan daerah dataran rendah dalam sepak bola Asia, dan kesenjangan dengan tim terkemuka di Kawasan ini, Thailand semakin melebar, sementara Indonesia atau Malaysia secara bertahap menjadi tim papan atas di kawasan ini,” lanjut soha.vn.
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
Hobi
-
FIFA Matchday 2025, China Taipei dan Kembalinya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
China Taipei, Gelontoran 6 Gol dan Kembali Bersinarnya para Pemain yang Sempat Tertepikan
-
Eliano Reijnders Diplot Jadi Bek Kanan Utama Persib Bandung, Siapa yang Tersingkir?
Terkini
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Pestapora Minta Maaf soal Freeport, Gestur Kiki Ucup Dihujat: 'Minimal Tangan Jangan di Saku!'
-
Classy & Cozy, 4 OOTD Street Style Hyunjin STRAY KIDS yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Toner Lotus Kaya Antioksidan untuk Kulit Glowing Alami dan Bebas Kusam
-
Jajaran Pemain Sudah Lengkap, Syuting Film Street Fighter Kini Dimulai