Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Rafael Struick saat membela Timnas Indonesia U-23 di laga melawan Yordania U-23 (pssi.org)

Tiga pertandingan telah dijalani oleh Rafael Struick bersama Timnas Indonesia U-23. Menyadur laman transfermarkt, Rafael Struick dimainkan secara penuh di dua laga melawan Qatar dan Australia, dan dimainkan selama 71 menit di laga terakhir melawan Yordania U-23.

Dari tiga laga tersebut, pemain kelahiran 27 Maret 2003 itu tercatat sukses meyumbangkan 1 assist, namun belum mampu menyumbangkan sebiji gol pun bagi Timnas Indonesia.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah hal yang cukup negatif, mengingat posisi Struick yang beroperasi di lini serang, dan identik dengan gol-gol yang harus diciptakan.

Namun jangan salah, meskipun belum mampu menciptakan gol di tiga laga yang telah dijalani, Rafael Struick memegang peranan yang sangat vital bagi skema penyerangan Timnas Indonesia U-23.

Jika melihat permainan yang ditunjukkan oleh Struick, peran utama dari pemain ini justru bukanlah sebagai goal-getter, melainkan sebagai "consentration-destroyer" para pemain di lini pertahanan lawan.

Hal ini dibuktikan dengan peran Struick yang lebih condong sebagai pengganggu dari lini pertahanan lawan, ketimbang memburu gol ke gawang musuh-musuh Garuda.

Dalam tiga laga yang telah dijalaninya bersama Timnas Indonesia U-23, Struick memang dimainkan di posisi lini serang. Namun dalam permainan di lapangan, dirinya tak melulu berada di sentral pertahanan.

Dari tiga laga, baik itu kontra Qatar, Australia hingga Yordania, Struick justru lebih sering berada di sektor kiri maupun kanan pertahanan lawan.

Sementara ketika Timnas Indonesia U-23 melakukan build-up penyerangan, dirinya menjadi pemain yang bertugas untuk menarik pemain lawan untuk menjauh dari area Timnas Indonesia melakukan build-up.

Peran lain yang ditonjolkan Struick dalam tiga laga bersama Timnas Indonesia adalah, dirinya bertugas untuk menarik pemain lawan menuju sisi permainan saat Pasukan Muda Merah Putih menyerang.

Seperti contohnya di laga melawan Yordania, ketika proses gol kedua dan ketiga terjadi, Struick justru tak terlibat di sentral penyerangan.

Dalam proses itu, Struick justru lebih berposisi melebar di sebelah kiri ataupun kanan, demi tetap membuat konsentrasi pemain lawan terpecah apakah harus menjaganya ataukah harus membantu rekan-rekannya yang tengah diserang oleh para pemain Indonesia.

Jadi, meskipun berposisi sebagai penyerang, di tiga laga yang telah dijalaninya tersebut, Struick justru tak beperan sebagai ujung tombak, ataupun menjadi tumpuan untuk menciptakan gol. Sebab sejatinya, peran dari pemain yang satu ini justru jauh lebih besar lagi dalam konsep permainan ala Shin Tae-yong.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.