Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (pssi.org)

Sebuah kabar kurang mengenakkan menerpa kubu Timnas Indonesia jelang laga menentukan melawan Irak dan Filipina. Nakhoda Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tak ada angin tak ada hujang, harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Usut punya usut, melansir laman Suara.com (05/06/2024), dilarikannya pelatih berkebangsaan Korea Selatan ke rumah sakit tersebut dikarenakan sang pelatih mengalami stres berat, karena memikirkan Timnas Indonesia yang akan menjalani laga berat kontra Irak. Dari sumber yang sama disebutkan, STY stress karena ingin memenangi laga melawan Irak, demi bisa mengantarkan Timnas Indonesia melaju lebih cepat ke putaran ketiga babak Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Stressnya STY tersebut memang cukup beralasan. Pasalnya, meskipun masih memiliki dua laga sisa melawan Irak dan Filipina, namun kemenangan di laga melawan Irak akan menjadi kunci bagi kelolosan anak asuhnya tersebut. Dengan demikian, ketika nanti Pasukan Garuda melawan Filipina di partai pamungkas, sudah tak ada lagi tekanan harus menang dari sang lawan.

Dilarikannya seorang STY ke rumah sakit karena stress memikirkan Timnas Indonesia juga menyisakan sebuah pertanda positif. Dari fenomena tersebut, terlihat jelas jika mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut memiliki sebuah rasa cinta yang besar nan mendalam kepada Timnas Indonesia.

Bagaimana tidak, sosok pelatih mana sih yang bisa sampai stress dan dilarikan ke rumah sakit karena memikirkan pertandingan yang akan dilakoni oleh anak asuhnya? Jika tak ada rasa cinta yang mendalam dari seorang pelatih, tentu saja hal tersebut tak akan terjadi, bukan?

Sekarang, coba kita hitung, berapa pelatih yang ada di dunia ini sampai mengalami hal seperti yang dirasakan oleh STY? Kalaupun ada, tentu jumlahnya tak akan banyak, karena kita ketahui bersama, posisi pelatih sendiri bekerja dalam ranah profesionalitas, sehingga menang-kalah dalam sebuah laga akan dipandang sebagai sebuah hal yang wajar.

Namun berbeda halnya dengan pelatih yang bekerja dengan landasan cinta. Hal-hal kecil menyangkut keberlangsungan kesuksesan anak asuhnya tentu menjadi prioritas yang ada dalam pikirannya. Sebuah pemikiran yang tentu saja akan mendatangkan tekanan berat dari dalam diri sendiri, mengingat keberhasilan skuat yang diasuhnya merupakan hal yang paling utama dalam pekerjaan yang dilakukannya tersebut.

Semoga saja stress yang dialami oleh coach Shin jelang laga melawan Irak dan membuat dirinya harus ke rumah sakit berakhir dengan hasil manis ya untuk Timnas Indonesia.

M. Fuad S. T.