Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Marc Marquez (X/marcmarquez93)

Salah satu juara dunia balap motor kelas 250 cc, Marco Melandri, mencium bau-bau settingan saat Marc Marquez diresmikan ke Ducati pabrikan beberapa waktu lalu.

Tak hanya Marc, beberapa perpindahan penting lainnya seperti Jorge Martin ke Aprilia serta Enea Bastianini dan Maverick Vinales ke KTM dinilai sebagai sebuah rekayasa untuk meramaikan pertunjukan MotoGP agar semakin seru.

Melandri mengungkapkan bahwa dia agak terkejut saat melihat Marc direkrut oleh Ducati, pasalnya mereka sudah memiliki Pecco Bagnaia sebagai rider yang dapat diandalkan untuk meraih prestasi dan mengemban tugas sebagai pengembang motor.

"Saya tidak menyangka melihat Marc Marquez di pabrikan Ducati. Bagnaia telah memenangkan dua kali juara dunia dan kontraknya masih tersisa tiga tahun, lantas mengapa menempatkan seorang yang dapat mengubah keseimbangan baik di trek maupun di dalam garasi Anda?" ungkap Melandri, dilansir dari laman Paddock GP pada Selasa (18/6/2024).

Hal tersebut kemudian membuat Melandri menyoroti kemungkinan pengaruh Liberty Media, pemilik baru MotoGP. Dia merasa bahwa Liberty Media telah memberi dorongan agar Marc bisa ke Ducati.

Hal tersebut bertujuan untuk menimbulkan sebuah pertarungan baik di dalam lintasan maupun di balik layar, yang seru untuk disimak.

"Mereka ingin melihat sebuah kotak dengan pertarungan besar, tidak hanya di trek, tetapi juga di balik pintu," lanjutnya.

Apa yang dikatakan oleh Marco Melandri bisa saja benar bisa juga tidak, kebenarannya adalah setiap tim ingin merekrut pembalap-pembalap terbaik agar tim mereka dapat bertarung memperebutkan gelar juara dunia.

Ditambah lagi dengan performa motor yang semakin hari semakin bagus, tentu saja hal ini akan semakin memanaskan persaingan di antara tim dan pembalap MotoGP.

Dengan demikian, MotoGP akan semakin seru untuk disimak, dramanya tidak hanya saat balapan saja, tetapi berpotensi berlanjut hingga ke balik layar.

Kendati demikian, merekrut pembalap dengan tujuan murni untuk menciptakan pertarungan terbaik juga belum tentu benar.

Pasti setiap tim memiliki alasan khusus kenapa sampai harus jatuh bangun memperebutkan pembalap-pembalap bagus untuk kompetisi musim depan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno