Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Qatar U-23 (pssi.org)

Sebuah kenyataan pahit harus kembali didapatkan oleh Timnas Indonesia baru-baru ini. Selang dua bulan selepas gelaran Piala Asia U-23, tiga personel Timnas Indonesia, yakni Shin Tae-yong, Ivar Jenner dan Justin Hubner mendapatkan surat denda dari konfederasi sepak bola Asia, AFC.

Melansir laman Suara.com (28/6/2024), tiga penggawa di tubuh Timnas Indonesia tersebut mendapatkan denda karena mengkritisi kinerja wasit yang memimpin laga antara Timnas Indonesia melawan Qatar pada partai perdana keduanya di Piala Asia U-23 lalu.

Dari laman yang sama disebutkan bahwa, pelatih Shin Tae-yong harus membayar denda sebesar Rp122 juta, sementara Justin Hubner dan Ivar Jenner, harus membayar denda masing-masing sebesar Rp81,8 juta.

Sejatinya, pemberian denda kepada pelatih, staff ataupun pemain merupakan sebuah hal yang wajar dilakukan oleh federasi sepak bola sebuah wilayah. Namun sayangnya, untuk kasus denda tiga pendekar Timnas Indonesia ini tentu saja menyisakan sebuah hal yang patut untuk dipertanyakan.

Pasalnya, jika kita mengikuti perkembangan Timnas Indonesia di gelaran Piala Asia U-23 lalu, kita akan mendapati bahwa kubu Indonesia sendiri memang beberapa kali mengkritisi kepemimpinan wasit yang memimpin laga. Selain mengkritik wasit Nasrullo Kabirov asal Tajikistan yang memimpin laga antara Indonesia melawan tuan rumah Qatar, coach Shin juga kedapatan mengkritik kinerja wasit lain di gelaran.

Menyadur laman Suara.com (3/5/2024), pelatih asal Korea Selatan tersebut juga memberikan kritik tajam terhadap kinerja wasit Shen Yinhao dari China yang memimpin laga semifinal Piala Asia U-23 melawan Uzbekistan, dan wasit Majed Al-Shamrani dari Arab Saudi yang memimpin laga perebutan tempat ketiga melawan Irak.

Dan jika dilihat-lihat, kalimat yang disampaikan oleh coach Shin pun tak kalah pedasnya dengan yang dia tujukan kepada wasit Nasrullo Kabirov pasca laga melawan Qatar. Lantas, mengapa AFC hanya memberikan denda karena coach Shin memberikan kritik ketika sang pelatih menyenggol Qatar? Apakah ini sebuah tanda penguat bahwa Qatar memang anak emas dari AFC seperti yang selama ini diisukan?

Lantas pula, mengapa AFC tak memberikan denda terkait komentar-komentar STY atau bahkan pelatih lain yang mengkritik kinerja wasit di laga yang tak melibatkan Qatar?

Tentu saja hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar, bukan hanya bagi para penggemar Timnas Indonesia, namun juga para insan sepak bola Asia pada umumnya. Apakah memang benar demikian adanya? Tentu asumsi-asumsi liar seperti ini akan terus berkeliaran, jika AFC sendiri terkesan memberikan privelege seperti itu kepada Qatar, atau bahkan negara-negara lain di bawah naungannya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS. 

M. Fuad S. T.