Perjuangan Timnas Indonesia untuk menggapai partai puncak kejuaraan Piala AFF U-16 akhirnya harus terhenti di babak empat besar. Melawan tim kuat Australia di kandang Garuda, anak asuh coach Nova Arianto tersebut harus menelan kekalahan dengan skor 3-5.
Melansir laman aseanfootball, tiga gol yang dilesakkan oleh Indonesia disumbangkan oleh Zahaby Gholy pada menit ke-3 dan 45+5 serta Josh Holong di menit ke 90+3. Sementara lima gol Australia, didentumkan oleh Amlani Tatu di menit ke-23 dan 66, Quinn MacNicol pada menit ke-45+2 dan dilengkapi dengan dwigol dari Anthony Didulica pada menit ke-70 dan 86.
Meskipun kalah dan kemasukan lima gol, namun sejatinya penampilan Pasukan Muda Garuda sangat layak untuk mendapatkan apresiasi. Hal ini tak lepas dari daya juang mereka sepanjang 90 menit permainan, yang selalu saja membuat pihak The Young Socceroos kalang kabut.
Terlebih lagi, melansir laman match report di transfermarkt, Indonesia harus bermain dengan 10 orang saja semenjak menit ke-28 pasca diusirnya Raihan Apriansyah yang mendapatkan dua kartu kuning pada pertandingan tersebut.
Namun, alih-alih bermain loyo, dengan bermodalkan 10 pemain yang tersisa, Pasukan Muda Merah Putih ini justru tampil bak banteng terluka. Mereka tak menunjukkan rasa gentar ketika harus menghadapi 11 pemain Australia yang konstan menaikkan ritme serangannya pasca unggul jumlah pemain.
Berkali-kali Evandra Florasta dan kolega menciptakan peluang di tengah kurungan dan keterbatasan jumlah pasukan. Mengandalkan pola serangan balik cepat, mereka tercatat sukses menjaringkan dua gol tambahan pasca keluarnya Raihan.
Sebuah hal yang tentunya tak akan mudah dilakukan oleh tim manapun. Karena selain harus berhadapan dengan tim sekelas Australia, mereka juga hanya bermain dengan 10 orang saja. Alhasil, meskipun pada akhirnya harus kebobolan 3 gol di babak kedua, namun sejatinya hal itu lebih dikarenakan fisik dan stamina pemain yang telah terkuras karena serangan bertubi-tubi dari Australia.
Jadi, tak ada yang perlu disesali dengan kekalahan ini, karena bagaimanapun perjuangan anak-anak Garuda sudah maksimal, dan hanya tergelincir karena kurang disiplin saja. Bahkan, dengan 10 pemain pun, mereka masih bisa membuat Australia kalang kabut mempertahankan gawangnya dari kebobolan lebih banyak lagi!
Baca Juga
-
Calvin Verdonk, LOSC Lille dan Pahit-Manis yang Warnai Debutnya di Liga Prancis
-
Tak Hanya Marceng, Calon Bintang Asia Ini Juga Harus Jalani Musim Kelam di Benua Eropa
-
Shivakorn Pu-Udom, sang Mimpi Buruk yang Kembali Datangi Indonesia di Ronde Keempat
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi dan Catatan Kelam 2 Wasit saat Membersamai Indonesia
-
Gegara Hal Ini, Jalan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia Menjadi Semakin Terjal
Artikel Terkait
-
Belum Gabung Skuad Garuda, Maarten Paes Diprediksi Bakal Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia karena Ini
-
Gagal di Piala AFF U-16, 3 Evaluasi Timnas Indonesia Wajib Diperbaiki untuk Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
-
Soroti Selebrasi Berlebihan Australia, Erick Thohir: Oktober Ketemu Lagi, Kasih Tahu Siapa Kita!
-
Bung Towel Kasih Paham Prediksi Timnas Indonesia di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kita Butuh Keajaiban
Hobi
-
Di Setiap Pertandingan Futsal, Adakah Masa Depan Gen Z yang Menjanjikan?
-
Calvin Verdonk, LOSC Lille dan Pahit-Manis yang Warnai Debutnya di Liga Prancis
-
Padel: Olahraga Hits yang Naik Daun di Kalangan Gen Z
-
Cita-Cita Profesional Gen Z Melalui Futsal
-
Tak Hanya Marceng, Calon Bintang Asia Ini Juga Harus Jalani Musim Kelam di Benua Eropa
Terkini
-
Like A Rolling Stone (2024): Sebuah Refleksi untuk Kaum Perempuan
-
Apakah Sahabat Bisa Jadi Cinta? Jawaban Umi Astuti dalam To Be Loved Up
-
Fenomena 'Kaya Lewat Jalur Gemini': Jalan Pintas Gaul ala Netizen
-
Ungkap Masa Lalu Twilight, Spy x Family Season 3 Siap Tayang 4 Oktober 2025
-
Novel Yujin, Yujin Resmi Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Kenapa Harus Baca?