Babak semifinal Piala AFF U-16 yang mempertemukan tuan rumah Timnas Indonesia melawan Australia menjadi sebuah medan pertunjukan bagi seorang Zahaby Gholy. Dalam balutan kekalahan 3-5 yang dirasakan oleh Pasukan Muda Merah Putih tersebut, pemain kelahiran 5 Desember 2008 itu sukses memancarkan sinar kebintangannya dengan terang benderang.
Bagaimana tidak, jika kita menyaksikan pertandingan antara Indonesia melawan Australia, pemain asal Persija Jakarta itu sudah mulai "menggendong" lini serang Indonesia semenjak menit awal dibunyikan.
Menit ke-3, tandukan terukurnya sukses membawa Indonesia unggul satu gol dari sang lawan. Pun demikian dengan sepakan keras kaki kirinya di menit ke-45+5. Lengkungan canon indah yang dia lepaskan, sukses menjebol gawang The Young Socceroos untuk kali kedua, sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 2-2 meski saat itu Indonesia harus berjuang dengan sepuluh pemain.
Namun sayangnya, tandukan indah, serta lesakan keras yang berkelas dari Zahaby Gholy seolah kehilangan nilainya karena kesalahan lini belakang Timnas Indonesia.
Melansir laman resmi PSSI dan aseanfootball.org, dua kesalahan beruntun yang dilakukan oleh Raihan Apriansyah membuatnya harus mendapatkan dua kartu kuning hanya dalam rentang waktu enam menit saja.
Disadur dari transfermarkt, Raihan mendapatkan kartu kuning pertama pada menit ke-22, sementara kartu kuning kedua yang bernilai kartu merah, dia dapatkan di menit ke-28, sehingga mau tak mau Indonesia pun harus bermain dengan 10 pemain.
Imbasnya pun luar biasa. Pasca unggul jumlah pemain, Australia yang semula bermain dalam tekanan, berubah menekan, dan memforsir serangan. Hasilnya pun bisa terlihat.
Tekanan-tekanan yang berkesinambungan dari Australia membuat para pemain Indonesia kehabisan tenaga, hingga pada akhirnya harus rela kebobolan lima gol dalam pertandingan tersebut.
Memang patut untuk disayangkan. Ketika Gholy tengah menunjukkan sinar kebintangannya, lini pertahanan Indonesia justru harus terkena kartu merah karena kesalahan-kesalahan mendasar yang sejatinya bisa diminimalkan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Piala AFF U-23 dan Buyarnya Prediksi yang Dituliskan oleh Induk Sepak Bola Asia Tenggara
-
Semifinal Piala AFF U-23 dan Bekal Empat Kontestan Fase Gugur, Siapa yang Paling Unggul?
-
Semifinal Piala AFF U-23: Timnas Indonesia Kantongi Sejarah Manis atas Pasukan Gajah Perang
-
Semifinal Piala AFF U-23: The Young Azkals dalam Kepungan para Raja Asia Tenggara!
-
Meski Tampil Apik di Timnas U-23, Jens Raven Masih Belum Sepenuhnya Siap Gantikan Oleh Romeny
Artikel Terkait
-
Kalah Dramatis! Timnas Indonesia Siap Balas Australia di Kualifikasi Piala Asia U-17
-
Thom Haye Ungkap 'Revolusi' Shin tae-yong Ubah Permainan Timnas Indonesia Jadi Lebih Bagus: Ini Filosofi...
-
Maarten Paes Masuk Top 3 Vote MLS All Star, Warganet: Jangan Ragukan Indonesia soal Voting
-
Profil Zahaby Gholy, Pencetak Brace Timnas Indonesia U-16 ke Gawang Australia
-
Indra Sjafri Bongkar Alasan Sulit Cari Pemain Naturalisasi untuk Timnas Indonesia U-19 Daripada Senior
Hobi
-
Anti-Bosan! 5 Rekomendasi Game Offline Android yang Wajib Kamu Coba
-
BRI Super League: Kisah Adam Przybek Cicipi Tantangan Baru di Luar Eropa
-
Gerald Vanenburg Soroti Fleksibilitas Dony Tri Pamungkas, Mengapa?
-
Solidaritas di Dunia Futsal: Tentang Rasa, Dukungan, dan Persaudaraan
-
Jadwal F1 GP Belgia 2025, Menantikan Debut Laurent Mekies di Red Bull
Terkini
-
Review Poco F7: HP dengan Snapdragon 8s Gen 4 dan Storage 512GB Super Lega
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
4 Ide Gaya Kasual Kekinian ala Choi Yoon Ji, Bikin Mood Happy Seharian!
-
Kalahkan BLACKPINK, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu BTTF di Music Bank
-
Payment ID: Awal dari Negara Polisi Finansial?