Pembalap Scuderia Ferrari, Carlos Sainz, kabarnya masih akan menunda diri untuk memilih tim mana yang akan dia tempati musim depan.
Setelah mendapat tawaran dari beberapa tim seperti Williams, Audi, dan Alpine, Sainz enggan membuat kesepakatan dengan tim mana pun dengan harapan masih mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Mercedes atau Red Bull.
Kesempatan tersebut sempat hampir tertutup beberapa waktu lalu, tapi Sainz tampaknya lebih paham dan melihat secercah cahaya sehingga berani menahan diri untuk tidak cepat-cepat mengatakan 'ya' kepada salah satu dari tiga tim tadi.
Mercedes kemungkinan tidak mempromosikan Antonelli tahun depan, sedangkan Red Bull juga masih menunggu perkembangan performa Sergio Perez untuk benar-benar mempertahankannya musim depan.
Bungkamnya Carlos Sainz ternyata berdampak cukup serius terhadap driver lain yang saat ini juga sedang mencari tim. Tim-tim yang menaruh minat pada Carlos Sainz masih bersedia menunggu lebih lama, akibatnya pembalap-pembalap yang bergantung pada tim tersebut juga harus terima nasibnya digantung.
Melansir dari laman Crash, Valtteri Bottas dan Zhou Guanyu termasuk dalam beberapa pembalap yang nasibnya belum menentu. Zhou bahkan mengakui kekesalannya terhadap penundaan yang dilakukan Sainz serta dampak yang ditimbulkan.
Sejatinya, apa yang dilakukan Sainz ini sah-sah saja. Sebagai pembalap yang memiliki potensi bagus, dia berhak memilih tim terbaik dengan kualitas mobil yang baik pula.
Melihat performa tim-tim yang mengincarnya, masuk akal bila pembalap asal Spanyol itu menunggu kesempatan yang lain untuk menyelamatkan kariernya di masa depan.
Sayangnya, tindakan ini juga punya dampak yang kurang menyenangkan, baik untuk Sainz sendiri maupun rekan sesama pembalap yang lain.
Menunda-nunda keputusan berpotensi membuat Sainz kehilangan semuanya. Bukan tidak mungkin Williams, Audi, dan Alpine memilih untuk meninggalkan Sainz dan mengontrak pembalap lain karena jangka waktu yang terlalu lama.
Atau merugikan pembalap lain seperti yang dialami oleh Bottas dan Zhou tadi, mereka yang tidak memiliki opsi sebanyak Sainz harus menghadapi kegelisahan karena nasib yang belum tentu.
Menuntut Mercedes dan Red Bull untuk buru-buru juga tidak ada gunanya, mereka adalah tim besar sehingga untuk memilih pembalap tentu ada banyak kriteria dan faktor yang harus dipertimbangkan.
Jadi, tidak ada yang bisa disalahkan dalam proses ini. Jalan satu-satunya memang harus menunggu, setidaknya masih ada waktu selama setengah musim untuk menyudahi dilema ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jadwal MotoGP San Marino 2025: Waktunya Pembalap Italia Unjuk Gigi
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
-
Terdepak dari Pramac, Miguel Oliveira: Keputusan Ini Mengejutkan Saya
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
Artikel Terkait
-
Raceweek Formula 1! Ini Jadwal dan Prediksi GP Hungaria 2024
-
Sering Dipamerkan di Podium, Mengapa Jam Tangan Mewah Richard Mille Jadi Favorit Para Pembalap F1?
-
Sempat Putus Asa, GP Arab Saudi 2024 Jadi Penyelamat Karier Oliver Bearman
-
Mercedes Diminta Segera Ambil Carlos Sainz, Antonelli Minggir Dulu!
-
Si Paling Percaya Diri, Marc Marquez Merasa Dirinya Tantangan untuk Pecco Bagnaia
Hobi
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi
-
AFC Pilih Wasit Asal Kuwait untuk Ronde Keempat, Tim Mana yang Paling Diuntungkan?
-
Dari Hobi ke Prestasi, Futsal Jadi Gaya Baru Anak Muda
-
AFC Cari Gara-gara Lagi dengan Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Futsal dan Persahabatan Gen Z
Terkini
-
Jago Matematika Disebut Pintar: Kenapa Angka Jadi Ukuran Cerdas di Indonesia?
-
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Tinggalkan Citra Kanak-Kanak, Arsy Hermansyah Usung Musik Modern di Lagu 'Picnic'