Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Kadek Arel (nomor jersey 4) berselebrasi setelah menjebol gawang Filipina di laga pembuka Piala AFF U-19 edisi 2024 (pssi.org)

Pertandingan perdana Timnas Indonesia di pentas Piala AFF U-19 edisi 2024 menyisakan beragam momen unik. Selain berhiaskan enam gelontoran gol di akhir laga, pertandingan ini juga dihiasi dengan sejajarnya tingkat kesuburan lini pertahanan dan lini serang dalam menciptakan gol.

Dilansir dari laman pssi.org, pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya di hari Rabu (17/7/2024), enam gol yang ditorehkan oleh anak asuh Indra Sjafri tersebut disumbangkan oleh Arlyansyah Abdulmanan dan Muhammad Iqbal Gwijangge yang masing-masing menciptakan brace, dan dua gol lainnya dicatatkan atas nama Kadek Arel dan Jens Raven yang masing-masing mendonasikan satu gol.

Jika dianalisis lebih mendalam, keenam gol tersebut ternyata dibagi rata di antara para pemain yang beroperasi di lini pertahanan dan lini penyerangan. Rinciannya adalah, tiga gol yang tercipta dari pemain yang beroperasi di lini pertahanan dicetak oleh Iqbal Gwijangge pada menit ke-21 dan 43, serta Kadek Arel di menit ke-29.

Sementara tiga gol lainnya, diciptakan oleh dua pemain yang berposisi sebagai pengisi barisan penyerangan, yakni Arlyansyah yang menyumbangkan dua gol, dan Jens Raven yang masuk menggantikan Arkhan Kaka sebagai penyerang utama Tim Garuda Muda.

Berimbangnya jumlah gol yang dilesakkan oleh barisan pertahanan dan barisan penyerangan yang dimiliki oleh Timnas Indonesia ini tentunya memberikan sebuah indikator yang sangat baik terkait pemerataan kualitas penyerangan.

Hal ini sangat sesuai dengan pakem serta konsep permainan dalam persepakbolaan modern. Pasalnya, dalam sistem permainan sepak bola dewasa ini, tugas menjaringkan gol tak lagi melulu menjadi tugas dari para penyerang, namun juga menjadi tugas keseluruhan pemain yang terlibat permainan termasuk para defender atau bahkan kiper sekalipun.

Dengan kenyataan ini, maka tentunya para pendukung Timnas Indonesia bisa lebih optimis dengan kelajuan Pasukan Garuda Muda di turnamen. Pasalnya, jika nantinya barisan penyerangan Pasukan Muda Merah Putih mengalami dead-lock saat berusaha menjebol gawang tim lawan, lini tengah atau bahkan lini pertahanan yang dimiliki oleh Indonesia bisa menggantikan peran tersebut dengan baik.

Dengan produktivitas mencetak gol yang sama garangnya di setiap lini, kira-kira Timnas Indonesia bisa menjadi juara atau tidak ya di ajang ini?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.