Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Pertandingan antara Timnas Indonesia U-20 melawan Yaman U-20 (pssi.org)

Setelah melewati tiga pertandingan di grup F babak Kualifikasi Piala Asia U-20, Timnas Indonesia U-20 akhirnya berhasil menuntaskan misinya dengan lolos ke putaran final gelaran yang akan dimainkan di China tahun depan.

Menyadur laman PSSI pada Minggu (30/9/2024), anak asuh Indra Sjafri tersebut memastikan diri lolos ke turnamen yang sesungguhnya setelah menahan imbang Yaman di laga terakhir. Torehan satu poin tersebut, membuat Indonesia berhasil mengamankan posisi puncak klasemen dengan koleksi 7 poin, setelah sebelumnya di dua laga melawan Maladewa dan Timor Leste mereka berhasil mengeruk enam poin.

Namun sayangnya, perjalanan Indonesia dalam merengkuh satu tiket ke putaran final Piala Asia U-20 ini menyisakan banyak catatan. Meskipun berhasil memuncaki klasemen akhir grup F, namun banyak PR yang harus dituntaskan oleh coach Indra dan anak asuhnya.

Meskipun tak terkalahkan di tiga laga, namun berbagai lini permainan Timnas U-20 terlihat masih belum sepenuhnya memainkan perannya dengan baik. Mulai dari lini tengah yang seolah kehilangan roh permainan pasca menepinya Kafiatur Rizky, kemudian lini pertahanan yang berkali-kali ditembus dan jebol, hingga penjaga gawang yang masih kurang berperan dalam proses building permainan.

Laman Transfermarkt mencatat, dalam tiga pertarungan yang dijalani, gawang Ikram Algiffari bahkan harus kebobolan dua gol, di mana salah satu gol itu tercipta ketika mereka berhadapan dengan Timor Leste yang secara kualitas harusnya bukan menjadi ancaman besar bagi pertahanan Indonesia.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah hal yang sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, lawan-lawan yang dihadapi oleh Indonesia di fase penyisihan grup ini bukanlah tim-tim kelas utama di ranah persepakbolaan benua Asia. 

Lawan terberat yang dihadapi oleh Indonesia, yakni Yaman, sejatinya bukanlah tim utama dalam persepakbolaan benua ini. Di persepakbolaan benua kuning, Yaman sendiri termasuk dalam tim medioker, di mana level mereka relatif seimbang dengan tim-tim utama dari kawasan Asia Tenggara.

Jika menghadapi Yaman saja Timnas Indonesia U-20 sudah mendapatkan kesulitan sedemikian rupa, tentu akan sangat mengkhawatirkan jika nantinya Jens Raven dan kolega bersua dengan tim-tim lain yang memiliki kualitas lebih baik daripada Yaman.

Jadi, mumpung masih ada waktu, catatan-catatan minor yang didapatkan oleh Timnas Garuda Muda di babak kualifikasi kemarin harus segera diatasi demi bisa menghidupkan persaingan di level yang lebih tinggi nanti.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.