Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Agus Siswanto
Gagal di babak 32 besar menjadi kegagalan kedua Anthony Ginting dalam 2 turnamen terakhir. (Instagram/@badminton.ina)

Ajang Denmark Open 2024 baru memasuki hari kedua, Anthony Ginting sudah harus berkemas meninggalkan arena. Hal inilah yang terjadi ketika Ginting menyerah atas Kenta Nishimoto di babak 32 besar Denmark Open 2024 pada kemarin malam, Rabu (16/10/2024).

Kekalahan ini seakan mengulang pencapaian Ginting di turnamen sebelumnya. Di ajang Arctic Open 2024, minggu lalu. Saat itu pertarungan 3 gim, Ginting menyerah di tangan Lu Guang Zhu, pebulu tangkis China yang dahulu selalu di bawahnya.

Dilansir dari laman bwfworldtour.bwfbadminton.com, Rabu (16/10/2024), Ginting memulai gim pertama dengan penampilan buruk. Hal ini ditunjukkan dengan skor yang senantiasa tertinggal dari Kenta Nishimoto. Karena penampilan buruk tersebut, Ginting pun menyerah dengan skor 12-21.

Situasi gim kedua mulai membaik. Meskipun sempat tertinggal di poin awal, Ginting mampu lepas dari dominasi Kenta. Dalam beberapa angka Ginting mampu mengungguli Kenta, hingga skor baru bisa sama pada skor 15-15.

Upaya maksimal Ginting ternyata membawa hasil bagus. Ginting mampu menutup gim kedua dengan skor 21-15 sekaligus memaksakan pertandingan berlanjut ke gim ketiga.

Situasi gim ketiga pun memberi harapan pada Ginting. Ginting sempat memimpin di posisi 7-1. Kemudian memperlebar jarak lagi menjadi 10-3.

Namun permainan ngotot Kenta membuat Ginting banyak melakukan berbagai kesalahan. Walhasil Kenta mampu menyamakan keadaan poin di posisi 14-14. Sejak itu perburuan poin menjadi ketat hingga tercipta zsetting. Di posisi inilah Ginting harus mengakui keunggulan Kenta dengan skor dramatis, 20-22.

Rangkaian hasil buruk yang diterima Ginting menimbulkan tanda tanya besar akan performa Ginting di tahun 2024. Sebab hingga saat ini, belum satu pun gelar mampu direbutnya. Prestasi tertinggi Ginting hanya mampu mencapai babak final 2 kali di All England dan Hong Kong Open 2024.

Catatan yang juga cukup miris, beberapa kali Ginting harus tersisih di babak 32 besar. Ditambah lagi, Ginting sering mengalami kekalahan dari pebulu tangkis dengan ranking di bawahnya. Permasalahan ini yang menjadi tanda tanya besar pecinta bulu tangkis Indonesia.

Sementara itu, Jojo yang selama ini di bawah Ginting justru mempunyai pencapaian lebih baik dari Ginting, salah satunya mengoleksi gelar di All England 2024. Bahkan di Arctic Open 2024 minggu lalu, Jojo mampu menembus babak final.

Penurunan perfoma Ginting sudah selayaknya menjadi perhatian PBSI. Kaderisasi pemain di nomor tunggal putra tampaknya menjadi hal yang tidak bisa ditunda lagi.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Agus Siswanto