Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Jajaran pemain keturunan dalam skuad Timnas Indonesia. (Instagram/c.verdonk)

Proyek naturalisasi Timnas Indonesia telah menjadi rahasia umum. Kehadiran para pemain keturunan yang kembali memperkuat ‘ibu Pertiwi’ tak jarang menuai pro kontra, tetapi mayoritas mendukung penuh. Apalagi jika melihat kontribusi dan pengaruh mereka terhadap komposisi skuad Garuda.

Sebut saja Maarten Paes, penjaga gawang FC Dallas yang langsung menjadi tembok kokoh pasukan merah putih. Acap kali ketangkasannya dalam mengantisipasi bola membuat serangan berbahaya yang dibangun lawan menjadi patah. Pun dengan Jay Idzes, bek Venezia FC yang berlaga di Serie A.

Penampilannya sukses mencuri perhatian. Rambut yang selalu tertata rapi, mata elang, ketenangan, serta jiwa kepemimpinannya sukses memikat para penggemar. Kemudian ada juga Justin Hubner, Ragnar Oratmangoen, Ivar Jenner, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-On, Eliano Reijnders, hingga Mees Hilgers.

Meski membuat Timnas Indonesia semakin tangguh, program tersebut menyisakan sebuah kekhawatiran bagi Shohei Matsunaga. Menyadur laporan Suara.com pada Senin (4/11/2024), ia merupakan mantan bintang Persib Bandung yang berkebangsaan Jepang.

Sekarang banyak pemain luar negeri dan naturalisasi. Jadi, memang mereka (Timnas Indonesia) berkembang dan menjadi kuat,” ujarnya di depan awak media, Sabtu (2/11/2024)

Shohei menilai Timnas Indonesia seperti terlalu bergantung dengan pemain-pemain naturalisasi. Hal inilah yang kemudian membuat dirinya merasa cemas, andai nanti Maarten Paes dan kolega kian berumur dan performa jadi menurun.

Ia pun melanjutkan, “Tapi menurut saya, yang saya khawatirkan mereka (pemain naturalisasi) dalam 5 sampai 10 tahun ke depan sudah pensiun. Lalu, tidak ada pemain naturalisasi lagi untuk tim nasional, dan itu mungkin (kekuatan Timnas Indonesia) bisa turun lagi.

Membuka kembali catatan sejarah, dikhawatirkan skuad Garuda bernasib sama dengan Singapura. Di mana Singapura juga sempat menikmati tuah proyek naturalisasi pada awal tahun 2000-an, sebelum akhirnya kembali ke ‘setelan pabrik’ usai para pemainnya termakan usia.

Namun perihal naturalisasi ini tentunya sudah dipertimbangkan secara matang oleh federasi. Sebab di sisi lain, PSSI juga memperkuat pembinaan pemain usia muda yang nantinya menjadi tumpuan atau pondasi-pondasi anyar.

Perbaikan kualitas liga sampai wasit turut menjadi upaya yang terus digalakkan hingga saat ini. Sebagai informasi, Timnas Indonesia bakal melanjutkan perjuangan di kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga dengan menghadapi Jepang (15/11) dan Arab Saudi (19/11) mendatang.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Rana Fayola R.