Kegagalan timnas Indonesia melaju ke babak semifinal ajang ASEAN Championship 2024 atau yang dulu bernama AFF Cup ternyata memunculkan sebuah fenomena yang cukup unik sekaligus miris. Melansir dari akun instagram @timnasgoal, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong diserang oleh banyak buzzer bayaran yang menginginkan dirinya untuk lengser dari kursi kepelatihan timnas Indonesia. Bahkan, akun tersebut juga turut memberikan bukti tangkapan layar atau screenshot mengenai pengerahan buzzer tersebut.
“Banyak DM masuk hari ini, baru sempet buka. Katanya banyak Buzzer yang dibayar untuk menjelekkan STY karena gagal di Piala AFF. Narasinya kebanyakan gini "Tanpa Pemain Diaspora, taktik dan Strategi STY biasa aja". Kalo nemu akun yang post berita dengan bunyi2an kayak gitu patut dicurigain. Gong nya sebenernya kalo tau siapa yang bayar buzzernya,” tulis akun instagram @timnasgoal.
Usai timnas Indonesia takluk 0-1 atas Filipina dan gagal lolos ke babak semifinal ajang AFF Cup 2024, tagar STYOut memang sempat ramai dan menjadi trending topic nomor 1 di Indonesia pada Sabtu (21/12/2024). Melansir dari laman x.com, bahkan, tagar tersebut sempat bertahan hingga hari Minggu (22/12/2024) meskipun hanya bertahan beberapa jam saja.
Namun, hal ini tentunya menunjukkan bahwa adanya pengerahan massa berbayar atau buzzer yang secara sengaja memanfaatkan momentum kegagalan timnas Indonesia untuk mendesak Shin Tae-yong mengundurkan diri atau dipecat dari kursi kepelatihan timnas Indonesia yang telah dipegangnya sejak tahun 2019 silam.
Bukan Pertama Kali Shin Tae-yong Diserang Buzzer
Jika melihat dari fenomena baru-baru ini, sejatinya Shin Tae-yong memang bukan pertama kali diserang oleh massa bayaran atau buzzer di media sosial. Bahkan, sejak kegagalan timnas Indonesia menjuarai ajang AFF Cup 2020 di tahun 2021 silam, pelatih asal Korea Selatan tersebut kerap kali diserang oleh buzzer yang menginginkan dirinya mundur atau dipecat dari posisi pelatih timnas Indonesia.
Tagar #STYOut, #STYTanpaPrestasi, #STYNolPrestasiTanpaDiaspora dan semacamnya memang sempat disematkan kepada mantan pelatih timnas Korea Selatan tersebut. Momen yang digunakan untuk menjatuhkan nama sang pelatih juga selalu sama, yakni saat timnas Indonesia mengalami kekalahan atau gagal menjuarai kompetisi tertentu.
Tentunya hal ini seakan-akan menjadi ‘noda’ buruk bagi dunia sepakbola Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir memang mulai mengalami perkembangan, khususnya di level tim nasional. Semoga saja hal ini tak memberikan dampak buruk bagi performa timnas Indonesia kedepannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Timnas U-17 Gelar TC di Bulgaria, Kode akan Banyak Pemain Keturunan Gabung?
-
Maarten Paes Cedera dan Tak Bisa Bela Timnas, 4 Pemain Ini Siap Gantikan!
-
Gabung FC Utrecht, Ini Harapan Punggawa Timnas, Claudia Scheunemann
-
Gagal Total di ASEAN Womens Cup, Kode Bagi PSSI Gelar Liga Putri Indonesia?
-
Piala Kemerdekaan 2025: 3 Fakta Unik Timnas Indonesia U-17 di Ajang Ini
Artikel Terkait
-
Tagar Erick Thohir dan Shin Tae-yong Out Menggema, Sumardji: Sangat Ngawur
-
Terungkap! Ini Kondisi Hokky Caraka Usai Disikut Pemain Filipina hingga Masuk RS
-
Berapa Kali Timnas Indonesia Gagal Lolos Fase Grup di Piala AFF? Ini Jawabannya!
-
Kisah Jay Idzes Gabung Timnas Futsal Belanda, Namun Mandek Gara-gara Ini
-
Erick Thohir ke Media Asing: Timnas Indonesia Mau Lolos Piala Dunia dan Olimpiade
Hobi
-
Bojan Hodak Akui Chemistry Persib Bandung Belum Padu, Imbas Perombakan?
-
Perlahan tapi Pasti, Fermin Aldeguer Sukses Buat Marc Marquez Khawatir
-
Nova Arianto Komentari Aksi Timnas U-17 di Piala Kemerdekaan, Sudah Puas?
-
3 Pemain Diaspora Diharapkan Gabung TC Timnas Indonesia U-17, Siapa Saja?
-
Akur dengan Aprilia, Jorge Martin Siap Kejar Gelar Juara Dunia Musim Depan
Terkini
-
Memaknai Literasi Finansial: Membaca untuk Melawan Pinjol dan Judol
-
Sinopsis Drama China Fell Upon Me, Tayang di iQIYI
-
Lembapnya Tahan Lama! 4 Toner Korea Hyaluronic Acid Bikin Wajah Auto Plumpy
-
Do What I Want oleh Monsta X: Rasa Bebas dan Percaya Diri Melakukan Apa Pun
-
Ulasan Novel Rumah Tanpa Jendela: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Kecil