Awal tahun 2025 ini, kursi kepelatihan Timnas Indonesia mengalami perpindahan. Shin Tae-yong, pelatih Pasukan Merah Putih yang telah membersamai skuat selama kurang lebih lima tahun belakangan ini, pada akhirnya diputus kontrak oleh PSSI, dan digantikan dengan pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert.
Pasca ditunjuk untuk menangani Pasukan Garuda, legenda hidup Barcelona itu pun langsung memberikan beberapa statemen, termasuk indikator untuk pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia. Sepertimana menyadur laman Suara.com (13/1/2025), salah satu hal yang menjadi titik perhatian dari sang pelatih terkait pemanggilan ke Timnas adalah, menit bermain yang dimiliki oleh sang pemain.
Dalam statemennya tersebut, Kluivert menyatakan bahwa dirinya akan memprioritaskan mereka yang bermain reguler bersama klubnya. Sementara bagi para pemain yang tak memiliki menit bermain, sang pelatih menyatakan bahwa mereka tak bisa mendapatkan kesempatan bergabung ke Timnas Indonesia, kecuali dalam kondisi tertentu.
Pernyataan Kluivert terkait syarat pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia ini tentunya menjadi sebuah "pembuka gerbang Timnas" bagi para pemain yang berkiprah di pentas Liga 1 Indonesia. Pasalnya, jika kita menelisik lebih mendalam, para pemain yang kerap diturunkan oleh coach Shin Tae-yong di era kepelatihannya, memiliki menit bermain yang relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan mereka yang bermain di liga domestik.
Nama-nama pemain andalan seperti Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, hingga Pratama Arhan dan Marselino Ferdinan, sejatinya memiliki menit bermain yang lebih minim jika dibandingkan dengan para pemain yang juga dipanggil ke Timnas Indonesia kala itu.
Pemain-pemain reguler di klub Liga 1 Indonesia seperti Wahyu Prasetyo, Edo Febriansyah, Ricky Kambuaya, Malik Risaldi, Egy Maulana Vikri, Sayuri bersaudara, hingga penyerang yang cukup produktif di liga domestik seperti Dimas Drajad dan Muhammad Ramadhan Sananta, justru menjadi pelapis dari mereka yang di klubnya lebih sering menjadi penghuni bangku cadangan atau bahkan bermain di tim muda setempat.
Jika memang benar statemen dari Kluivert ini dijalankan, maka akan sangat mungkin nantinya Timnas Indonesia akan kembali dihiasi oleh para pemain yang berkarir di Liga 1 Indonesia. Dan itu berarti, para pemain Timnas Indonesia yang kini berkiprah di luar negeri, harus mulai memikirkan cara untuk mendapatkan banyak menit bermain agar tetap bisa mendapatkan kesempatan bergabung ke skuat Garuda di bawah asuhan Patrick Kluivert.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belum Dapatkan Kepercayaan Penuh di Klub Barunya, Kans Pratama Arhan Kembali ke Timnas Kian Sulit?
-
Mulai Tebarkan Pesona, Sananta Tunjukkan Kelayakannya untuk Dilirik Patrick Kluivert
-
Pindah ke Liga Jerman, Sebuah Keputusan yang Harus Ditebus Kevin Diks dengan Kerja LebihKeras
-
Diidentikkan oleh Media Australia, Ini 3 Persamaan Timnas Indonesia dengan Tottenham Hotspurs!
-
Tak Hanya Geser STY, Kedatangan Kluivert Juga Berpotensi Tepikan Pemain Kesayangan sang Pelatih
Artikel Terkait
-
Miliano Jonathans Berpeluang Juara Eredivisie, Baik atau Buruk untuk Timnas Indonesia?
-
Breakingnews! Mees Hilgers Kembali Setelah Lama Menghilang
-
FC Twente: Mees Hilgers Kembali ke Lapangan
-
Calvin Verdonk: Saya Seperti Artis di Indonesia
-
Mauro Zijlstra: Saya Belum Tahu, Dion Markx Juga Belum Dapat Paspor Indonesia
Hobi
-
Indonesia Masters 2025: Babak Kedua, Fajar/Rian Hadapi Wakil Malaysia
-
Indonesia Masters 2025: Susul Daddies, Fikri/Daniel Melaju ke Babak Kedua
-
Belum Dapatkan Kepercayaan Penuh di Klub Barunya, Kans Pratama Arhan Kembali ke Timnas Kian Sulit?
-
Shin Tae-yong Tunjukkan Cara Berkelas Hadapi Berbagai Serangan Bung Towel
-
Indonesia Masters 2025: Debut Verrel/Pitha Tidak Berujung Manis
Terkini
-
Ulasan Buku The Simple Dollar: Membuka Mata Tentang Arti Keuangan Sejati
-
Kejutkan Warganet, Justin Bieber Sempat Unfollow Hailey di Instagram
-
Eksplorasi Karya Seni di Galeri Selasar Sunaryo Art Space Bandung
-
Film Patah Hati Paling Sengaja, Akankah Jadi Film yang Paling Emosional?
-
Ulasan Buku Psikologi Dakwah, Kiat Sukses dalam Berdakwah