Tren positif yang didapatkan oleh Timnas Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga tak berlanjut di matchday ketujuh.
Berbekal kemenangan penuh makna atas Arab Saudi di laga keenam, Pasukan Merah Putih kembali harus menelan kekalahan di laga melawan Australia.
Bukan hanya sekadar kalah, anak asuh Patrick Kluivert tersebut bahkan dipaksa oleh sang tuan rumah untuk kalah dengan skor telak, 1-5.
Menyadur laman AFC, lima gol Australia di laga tersebut disumbangkan oleh Martin Boyle, Nishan Velupillay, Lewis Miller dan dwigol dari Jackson Irvine. Sementara satu gol balasan dari Pasukan Merah Putih, disumbangkan oleh pemain debutan, Ole Romeny.
Pada pertandingan yang berlangsung di Sydney Football Stadium tersebut, Timnas Indonesia sejatinya tampil dengan pakem yang berbeda dari sebelumya. Jika di era kepelatihan Shin Tae-yong Skuat Garuda kerap tampil dengan gaya main bertahan, tidak demikian halnya di laga melawan Australia kali ini.
Menyadur laman match report transfermarkt.com, Patrick Kluivert langsung menampilkan formasi 4-3-3 menyerang di debutnya sebagai pelatih Garuda.
Sebuah taktik yang cukup efektif di awal pertandingan. Pasalnya, melalui taktik yang "mengurung" tersebut, Indonesia sempat mendapatkan peluang emas yang bisa saja membuak keunggulan.
Berawal dari akselerasi Rafael Struick di sisi kanan pertahanan Australia, Indonesia mendapatkan hadiah tendangan penalti pada menit ke-8. Sebuah peluang yang bisa saja membuat kans Indonesia meraih poin dari tuan rumah Australia terbuka lebar.
Namun sayangnya, Kevin Diks yang menjadi algojo, tak mampu mengonversi peluang tersebut menjadi sebuah gol. Tembakan kaki kanan pemain FC Copenhagen tersebut hanya membentur mistar gawang, dan membuat peluang emas Indonesia terbuang percuma.
Kegagalan Kevin Diks dalam mengonversi tembakan penalti itu memang sangat mengecewakan. Namun jangan salah, siapapun yang berada di posisi Kevin Diks, pastinya akan merasakan tekanan yang sangat berat.
Bagaimana tidak, ketika mengambil tendangan penalti itu, Kevin Diks harus memikul beban gol perdana untuk pribadinya, kemudian beban untuk menciptakan gol pembuka bagi Timnas Indonesia, dan yang paling berat adalah, harus berhadapan dengan mantan rekan setimnya di FC Copenhagen, yang tentu saja sedikit banyak sudah hafal dengan gaya Kevin saat menendang penalti.
Iya, kiper Australia, Mathew Ryan sejatinya pernah berada satu klub dengan Kevin Diks di klub asal ibukota Denmark tersebut.
Dalam karier sepak bola profesionalnya, Mathew Ryan tercatat pernah bergabung bersama raksasa liga Denmark tersebut pada 9 Agustus 2022 hingga 9 Januari 2023.
Sayangnya, berbeda dengan Kevin Diks yang menjadi andalan klub semenjak pertengahan tahun 2021 lalu, karier kiper berusia 32 tahun tersebut terhitung tak terlalu mulus di Denmark.
Dalam kurang lebih setengah musim bermain untuk Copenhagen, Ryan tercatat hanya bermain sebanyak 11 kali dan kemasukan 12 gol. Sebuah catatan yang tak terlalu baik untuk seorang kiper, meskipun dirinya juga mencatatkan 5 kali cleansheet.
Meski hanya menjalani kebersamaan selama setengah musim, namun patut diingat kedua pemain ini pastinya sedikit banyak sudah tahu karakter masing-masing. Bahkan bukan tak mungkin keduanya juga berlatih penalti bersama.
Terlebih bagi Kevin Diks, yang menjadi salah satu algojo penalti utama di Copenhagen, tentunya sudah sering berlatih dengan Ryan dan kiper-kiper lainnya.
Sehingga tak mengherankan jika pada momen tendangan penalti di laga Indonesia melawan Australia, Mathew Ryan berhasil membaca arah tendangan Diks dengan baik karena sangat mungkin sudah familiar dengan style penalti pemain Timnas Indonesia tersebut.
Ternyata, beban Kevin Diks sebagai algojo penalti sangat berat ya. Apa lagi harus berhadapan dengan kiper yang sudah hafal dengan gaya eksekusinya.
Baca Juga
-
Bukan yang Pertama di Asia, Indonesia Lanjutkan Tradisi Tuan Rumah FIFA Series
-
Mengenal Apa Itu FIFA Series yang Akan Digelar di Indonesia Tahun Depan, Sudah Tahu?
-
Target Medali Perak SEA Games dan Inkonsistensi yang Melanda Sepak Bola Nasional
-
Meski Disanksi FIFA, 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Masih Bisa Bela Harimau Malaya! Kok Bisa?
-
FIFA Matchday Bulan November dan Ulah 2 Negara Tetangga yang Harusnya Bikin Malu PSSI
Artikel Terkait
-
Jadwal Timnas Indonesia usai Dibantai Australia, Pemain ke-12 Bisa Merapat!
-
Erick Thohir Posting Surat An-Najm Usai Timnas Dibantai, Publik Kasih Ayat Balasan Orang Dzalim
-
Manajer Jelaskan Kondisi Mental Pemain Timnas Indonesia usai Dibantai Australia
-
Coach Justin Lagi Ngonten Disemprot Suporter Timnas di Stadion Australia: Jangan Si Paling Belanda
-
Perbandingan Debut Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, STY Lebih Baik
Hobi
-
Bukan yang Pertama di Asia, Indonesia Lanjutkan Tradisi Tuan Rumah FIFA Series
-
Alexander Zwiers Masih Kaji Sepak Bola Indonesia, Road Map Baru Rilis 2026?
-
Jonatan Christie Tolak Gabung Skuad SEA Games: Alasan Regenerasi dan WTF
-
Dikontak PSSI, Timur Kapadze Selangkah Lagi Latih Timnas Indonesia?
-
Ivar Jenner dan Marceng Masuk Skuad Sea Games, Perbesar Peluang Raih Medali Emas?
Terkini
-
4 Serum Arbutin untuk Atasi Dark Spot Membandel, Harga Rp30 Ribuan Saja
-
Syifa Hadju Beberkan Alasannya Jarang Pakai Cincin Tunangan: Dory Abis!
-
Ulasan Novel Selamat Tinggal, Kisah Sintong dalam Menjaga Prinsip Hidupnya
-
Netflix Siapkan Serial Trigger Point, Joel Edgerton Jadi Bintang Utama
-
Kyuhyun Super Junior Kenang Kisah Cinta Pertama di Lagu Like Our First Snow