Awal yang bagus dicatatkan oleh Timnas Indonesia U-17 di ajang Piala Asia U-17 yang dihelat di Arab Saudi. Bertarung melawan tim raksasa Asia sekelas Korea Selatan, Zhahaby Gholy dan kolega sukses mengamankan tiga poin.
Meskipun harus terkurung hampir di sepanjang jalannya pertandinga, anak asuh Nova Arianto tersebut pada akhirnya sukses memenangi pertarungan dengan skor tipis satu gol tanpa balas.
Menyadur laman Suara.com (5/4/2025), satu-satunya gol Pasukan Garuda Muda diciptakan oleh Evandra Florasta dari titik penalti. Hadiah tersebut diberikan oleh wasit Jin Jingyan asal Tiongkok karena adanya handsball dari pemain Korea Selatan di petak penalti ketika berupaya untuk mengadang tembakan yang dilepaskan oleh pemain Indonesia.
Uniknya, di balik kemenangan Skuat Garuda Muda atas raksasa benua Asia tersebut, setidaknya ada empat skema yang diwariskan oleh mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong kepada Nova Arianto yang kini menangani Timnas U-17.
Apa sajakah itu? Mari kita ulas bersama!
1. Formasi 3 Bek Sejajar
Warisan pertama dari Shin Tae-yong yang masih dipergunakan oleh Nova Arianto di laga antara Indonesia melawan Korea Selatan adalah penggunaan tiga bek sejajar dalam skema permainan.
Menyadur laman match report transfermarkt, pada laga yang berlangsung di Prince Abdullah Al-Faisal Stadiun, Jeddah tersebut, coach Nova menurunkan pakem 3-4-3 simple dengan menempatkan trio Algazani Dwi di kanan, Putu Panji di tengah dan Mathew Baker di kiri.
Namun demikian, formasi tiga bek di awal permainan ini memiliki fleksibilitas yang tinggi ketika laga berjalan.
Saat dalam kondisi menyerang, formasi ini berubah menjadi 3-4-3 wide, yang mana posisi tiga bek ini saling melebar, sementara ketika dalam kondisi tertekan, formasi ini berubah menjadi 5-2-3 atau bahkan 5-4-1.
Fleksibilitas ni sendiri tak lepas dari peran ganda duo wing back yang bertugas di sisi kanan dan kiri lini tengah, di mana mereka selain bertugan untuk mengcover pertahanan juga melakukan support ketika penyerangan dilangsungkan.
2. Bermain Bertahan dan Gunakan Serangan Balik Terstruktur
Legacy kedua dari STY yang diimplementasikan oleh coach Nova di Timnas Indonesia U-17 adalah, gaya permainan bertahan dan kemudian menyengat tim lawan dengan menggunakan serangan balik cepat yang terstruktur.
Meskipun di laga ini skema serangan balik yang dimainkan oleh anak-anak Garuda ini belum menemukan hasil seperti yang diharapkan, namun untuk bertahan mereka sudah melakukannya dengan sangat baik.
Salah satu peluang terbaik Timnas Indonesia di menit ke-14 melalui Mierza Firjatullah, juga tercipta melalui skema ini. Namun sayang, distribusi bola cepat dari Fadli Alberto ketika Indonesia tengah ditekan, tak mampu dikonversi dengan baik oleh Mierza meskipun sudah one-on-one dengan kiper Korea Selatan.
Gaya bertahan khas STY, di mana setiap pemain bertugas untuk melakukan cover posisi rekannya yang tengah berduel juga berkali-kali terlihat di laga ini dan membuat setiap peluang yang dihasilkan oleh Korea Selatan menjadi terbuang percuma.
3. Invite Crossball
Bukan hanya tentang formasi dan gaya bermain defensif, legacy dari STY yang jelas terlihat di Timnas Indonesia U-17 adalah saat mereka memperlakukan hadangan terhadap para pemain Korea Selatan.
Pola defensif utama dari Timnas U-17 ini ketika berhadapan dengan pemain Korea Selatan adalah bayangi, dan rebut bola dengan fair. Adapun jika tak bisa dilakukan dan pemain Korea Selatan bisa melakukan umpan silang, maka konsepnya adalah mereka harus bertarung udara.
Skema yang seolah-olah "membiarkan" pemain Korea Selatan melancarkan umpan silang ini kerap disebut sebagai "invite crossball". Skema ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah tim, di mana mereka yakin bisa mengatasi ancaman-ancaman udara seperti yang dilakukan oleh anak asuh Nova Arianto ini.
Laman statistik AFC sendiri menuliskan, di sepanjang jalannya pertandingan, Korea Selatan berhasil melepaskan setidaknya 31 umpan silang, yang mana semuanya berakhir tanpa hasil.
Jadi, meskipun terkesan mengundang pemain lawan untuk melakukan crossing, namun sejatinya hal itu adalah bagian dari kepercayaan diri dari para pemain Indonesia U-17 ya!
Nah, itulah 3 legacy STY yang masih terlihat di Timnas Indonesia U-17. Bagaimana menurut kalian?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
SEA Games 2025: Timnas Indonesia Terhindar Duo Favorit, tapi Bisa Bertarung Melawan Malaysia
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Harapan Pupus! Ada 2 Alasan Kekalahan MU dari Spurs Kali Ini Terasa Jauh Lebih Menyakitkan
-
Gagal Juara Europa League, Tottenham Benar-Benar Berikan Musim Menyakitkan bagi Iblis Merah
-
Kevin Diks, Sandy Walsh dan Cara Semesta Beri Kesempatan Pemain Reserve Berbakti ke Timnas
Artikel Terkait
-
Sempat Trial, Pemain Keturunan Ikut Bangga Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Korea Selatan
-
Evandra Florasta: Saya Tidak Menyangka Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Respons Maarten Paes Soal Bersaing dengan Emil Audero di Timnas Indonesia
-
Kevin Diks Keluarkan Respon Tak Biasa saat Timnas Indonesia U-17 Tekuk Korea Selatan
-
Pamer Jersey Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Miles de Vries: Senang Melihat Masa Depan
Hobi
-
Nasib Thom Haye: Dipersimpangan Berkarir di Liga Indonesia atau Liga Eropa
-
BRI Liga 1: Ramadhan Sananta Ingin Beri Perpisahan Manis untuk Persis Solo
-
SEA Games 2025: Timnas Indonesia Terhindar Duo Favorit, tapi Bisa Bertarung Melawan Malaysia
-
Malaysia Masters 2025: Apri/Febi Satu-satunya Wakil Indonesia di Semifinal
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
Terkini
-
WKU Kadin Saleh Husin: Perlu Keberpihakan Pemerintah Agar Industri Baja Nasional Tidak Mati
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan
-
Ayam Bakar sampai Bebek Goreng, Nikmatnya Menu Wong Solo Bikin Ketagihan
-
Simpel nan Stylish! Ini 4 Look Outfit Xinyu TripleS yang Harus Kamu Lirik
-
Dosen di Era Digital: Antara Pendidik dan Influencer