Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Pemain Jepang berselebrasi usai mengoyak jala gawang Timnas Indonesia, skuad Samurai Biru jadi tim terkuat di Grup C. (kitagaruda.id)

Kemenangan yang tak menyisakan ruang pembelaan. Itulah yang dialami oleh Timnas Indonesia kala berhadapan dengan Jepang di laga pamungkas Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Berlangsung di Stadion Suita, Osaka pada Selasa (10/6/2025), skuad Garuda dipaksa tunduk tanpa perlawanan. Skor akhir 0-6 berbicara banyak soal perbedaan kualitas di antara kedua kesebelasan tersebut.

Yang lebih mengejutkan, Jepang bahkan tidak menurunkan skuad terbaiknya. Beberapa nama bintang sengaja disimpan, sebab mereka sudah lebih dulu memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026. Kendati begitu, dominasi atas pasukan Patrick Kluivert tetap mutlak.

Menurut data Sofascore yang disadur Antara News, tim tuan rumah berhasil mencatatkan 69 persen penguasaan bola. Dari 21 percobaan tembakan, enam di antaranya bersarang di gawang Emil Audero.

Barisan penyerang Jepang tampak bermain lepas tanpa beban. Daichi Kamada mencetak dua gol (15’ dan 45+5’), kemudian disusul gol-gol dari Takefusa Kubo (19’), Ryoya Morishita (55’), Shuto Machino (58’), dan Mao Hosoya (80’).

Sebaliknya, Timnas Indonesia justru benar-benar kehilangan arah permainan. Tidak satu pun tembakan tercatat sepanjang 90 menit. Mereka hanya mampu menguasai bola sebanyak 31 persen, dan banyak berlari mengejar bola daripada mengendalikan ritme permainan.

Kemenangan atas Indonesia menutup perjalanan Jepang di babak kualifikasi dengan penuh percaya diri. Total, mereka mengumpulkan 23 poin dari 10 pertandingan yang mencakup tujuh kemenangan, dua imbang, dan hanya satu kekalahan.

Dari sisi statistik, skuad yang dinahkodai Hajime Moriyasu layak disebut sebagai raja Grup C. Mereka adalah tim paling produktif dengan 30 gol. Di sisi lain, pertahanan mereka hanya kebobolan tiga kali, angka terbaik di grup.

Timnas Indonesia Terluka, Jepang Nobatkan Diri Jadi Tim Terkuat di Grup C

Tak hanya menang besar, Jepang juga menunjukkan kestabilan luar biasa sepanjang fase grup. Mereka tak terkalahkan dalam empat laga kandang dengan catatan tiga kali clean sheet, dua kemenangan, dua imbang, dan total hanya kebobolan satu gol di kandang sendiri.

Satu-satunya noda dalam noda dalam rapor mereka adalah kekalahan 0-1 dari Australia. Namun bahkan di laga itu, Jepang tetap dominan. Mereka memegang 70 persen penguasaan bola, hanya gagal menembus pertahanan rapat Socceroos.

Pelatih Hajime Moriyasu secara terbuka menyebut kekalahan dari Australia sebagai pengingat untuk tetap tajam, terutama di sepertiga akhir lapangan. Sebuah refleksi yang justru mendorong performa tim semakin matang.

Di sisi lain, Wataru Endo sebagai kapten sempat dengan tegas dan berani menyatakan bahwa timnya ingin membuktikan diri sebagai yang terkuat di grup. Dan kemenangan 6-0 atas Indonesia seolah menjadi pernyataan resmi bahwa Jepang bukan hanya lolos, tapi juga layak menyandang predikat ‘penguasa Grup C’.

Sementara itu, skuad Garuda harus menerima kenyataan pahit. Kekalahan ini menjadi catatan keras menjelang langkah selanjutnya. Banyak pekerjaan rumah menanti pelatih dan pemain jika ingin bersaing lebih jauh di level Asia.

Tentu bukan hal mudah untuk menghadapi tim seperti Jepang. Sayangnya, kegagalan total seperti ini tetap menyisakan tanda tanya soal kesiapan mental, strategi, dan struktur permainan Indonesia saat menghadapi tim papan atas.

Kemenangan telak atas Indonesia tak hanya menjadi penutup manis bagi perjalanan Jepang di Grup C, tetapi sekaligus mengukuhkan status mereka sebagai tim terkuat. Kombinasi serangan mematikan, pertahanan kokoh, dan konsistensi performa jadi modal berharga menuju Piala Dunia 2026.

Sedangkan untuk Timnas Indonesia, ini adalah alarm keras yang tak boleh diabaikan. Namun perjalanan pasukan Merah Putih belum berakhir, sebab Jay Idzes CS masih akan berjuang di putaran keempat.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.