Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)

Timnas Indonesia U-23 tengah bersiap menyambut gelaran Piala AFF U-23 2025 yang akan digelar di tanah air mulai 15 Juli hingga 29 Juli mendatang. Di tengah optimisme publik yang tinggi, pelatih kepala Gerald Vanenburg memilih untuk tetap realistis dan fokus pada pembangunan tim yang solid.

Meski Indonesia masuk sebagai salah satu unggulan di antara para peserta, Vanenburg dengan tegas menolak terlena saat anak asuhannya dijagokan jadi kandidat kuat juara. Bagi pelatih asal Belanda itu, turnamen bukan ajang untuk berekspektasi tanpa persiapan matang.

“Saya tidak peduli siapa lawan kami. Kalau kalah, Anda tersingkir. Jadi kami harus fokus dan berusaha menang di setiap pertandingan,” tegas Vanenburg saat ditemui sebelum latihan di Stadion Madya, mengutip Antara News pada Senin (23/6/2025).

Pernyataan mantan juara Liga Champions bersama PSV Eindhoven itu mencerminkan prinsip dasarnya dalam melatih, yakni perihal konsistensi, disiplin, dan tanggung jawab. Ia tak mau anak asuhnya besar kepala hanya karena publik menjagokan mereka.

Saat ini, sebanyak 28 pemain telah dipanggil dan sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta sejak 20 Juni. Persiapan akan berlangsung hingga sehari sebelum laga pembuka pada 15 Juli mendatang.

Dalam pemusatan latihan tersebut, Vanenburg tidak hanya menekankan aspek fisik dan teknik. Ia menyusun program latihan menyeluruh yang mencakup taktik, kondisi mental, serta kerja sama tim.

“Semuanya harus ada. Bukan hanya fisik, bukan hanya teknik. Ini rencana yang menyeluruh,” tambahnya.

Ia menilai bahwa sepak bola modern tidak bisa mengandalkan satu dimensi permainan. Pemain harus bisa menghadapi berbagai situasi di lapangan, dengan kesiapan mental dan fleksibilitas dalam menerapkan instruksi pelatih.

Cara Cerdik Gerald Vanenburg Optimalkan Kekuatan Timnas Indonesia

Di balik pernyataan tegasnya, Vanenburg menyimpan filosofi taktis yang terukur. Ia menolak membentuk tim yang homogen, karena menurutnya justru keberagaman karakter pemain dapat memberi kekuatan tambahan dalam sebuah skuad.

“Pemain tidak sama, tapi kami tidak butuh pemain yang seragam. Saya senang dengan pilihan pemain yang ada,” ungkapnya.

Pernyataan ini seolah menegaskan bahwa Vanenburg menghargai karakter individu sebagai bagian penting dalam dinamika tim. Ia percaya, setiap pemain membawa warna dan energi berbeda yang bisa dimaksimalkan.

Menurutnya, pemain diaspora yang bermain di luar negeri belum dipanggil dalam Piala AFF kali ini. Mereka akan dipertimbangkan saat Kualifikasi Piala Asia U-23, yang akan digelar pada periode FIFA Matchday.

Keputusan ini dinilai cerdas. Turnamen AFF akan menjadi panggung bagi pemain lokal yang aktif di Liga 1 untuk menunjukkan kapabilitas mereka dalam skala regional.

Fokus utama Vanenburg saat ini adalah membentuk tim yang kompak dan bisa menerjemahkan taktik ke dalam permainan. Dengan waktu yang terbatas, kedisiplinan dan kerja keras menjadi kunci.

“Kami harus bertarung, kami harus bermain. Semua aspek dalam permainan itu penting untuk bisa menang,” katanya.

Vanenburg tampak sangat selektif dalam memilih pemain. Ia ingin mereka yang punya kemauan kuat dan tanggung jawab terhadap lambang Garuda di dada, bukan sekadar pelengkap.

Dengan grup yang dihuni oleh Brunei Darussalam, Filipina, dan Malaysia, Timnas U-23 punya peluang besar untuk melangkah jauh. Namun Vanenburg tetap menekankan bahwa tidak ada lawan yang boleh diremehkan.

Meski Timnas Indonesia U-23 dijagokan sebagai salah satu kandidat kuat juara di Piala AFF U-23 2025, pelatih Gerald Vanenburg memilih fokus membangun tim secara menyeluruh. Ia mengutamakan persiapan teknis, fisik, taktik, dan terutama mental para pemain.

Dengan pendekatan yang realistis dan filosofi taktis yang matang, Vanenburg berharap Garuda Muda bisa tampil maksimal dan melangkah sejauh mungkin tanpa terjebak euforia.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.