Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Pecco Bagnaia (Instagram/Pecco63)

Peningkatan performa Pecco Bagnaia sudah mulai tercium setidaknya dalam 2 balapan terakhir, di GP Aragon lalu Pecco berhasil kompetitif dengan mengganti brake disc-nya ke ukuran yang lebih besar sehingga bisa finis di urutan ke-3 di sesi balap utama.

Kemudian, di GP Mugello, salah satu sirkuit favoritnya, Pecco juga tampil memukau. Meskipun belum bisa meraih podium 1 di sesi sprint, hanya finis di P4 hari Minggunya, Pecco sukses merepotkan duo Marquez di beberapa putaran awal, sebelum akhirnya kalah juga dari Fabio Di Giannantonio dalam 2 putaran terakhir.

Sayangnya, peningkatan performa Pecco ini belum bisa mengalahkan dominasi Marc dan Alex. Kini posisi Pecco di klasemen sementara sudah terpaut 110 poin dari Marc yang berada di posisi teratas. Dalam kondisi seperti ini, Pecco menilai dirinya tidak lagi memikirkan tentang kejuaraan dunia.

"Dalam kondisi seperti ini, mustahil untuk berpikir tentang memenangkan kejuaraan. Jika saya melakukan balapan seperti ini, jika kami tidak mengubah apa pun pada motor dan motornya tetap sama, saya rasa sulit untuk berpikir tentang kejuaraan. Jadi, kami hanya perlu melakukan sesuatu yang berbeda, dengan harapan menemukan solusinya," ujar Pecco, dilansir dari laman Motorsport.

Mendengar jawaban tersebut, Pecco Bagnaia sepertinya sudah legowo jika dia tidak bisa bertarung untuk memperebutkan gelar tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, meskipun dia tertinggal di klasemen, Pecco masih bisa mengejar karena performa diri dan motornya memang bagus.

Tahun ini memang cukup berat, sampai seri kesembilan dia masih belum bisa menyocokkan diri dengan motor. Bisa berjuang mengejar podium saja sepertinya sudah bagus untuk Pecco.

Mengenai performanya di GP Mugello yang sangat kompetitif di beberapa putaran awal, Pecco sempat percaya diri bisa memenangkan balapan tersebut. Namun, dia terpaksa menurunkan kecepatan di putaran setelahnya karena mengurangi risiko terjatuh.

"Saya cukup percaya diri di bagian awal balapan, saya merasa baik-baik saja. Lalu setelah enam putaran, bagian depan mulai menurun. Saya harus memperlambat laju karena saya berisiko mengalami kecelakaan," katanya.

Lebih lanjut, Pecco bercerita bahwa masalah yang dia alami musim ini tetap sama. Di mana dia tidak bisa memacu motor sesuai dengan keinginannya, sebaliknya Pecco harus mengikuti keinginan motor, sehingga saat dia berusaha melakukan apa yang dia inginkan, dia lebih berisiko jatuh.

"Hari ini, saya hampir jatuh di tikungan terakhir ketika saya mencoba untuk tetap berada di jalur yang sama seperti yang selalu saya lakukan," tambahnya.

Apa yang dialami Pecco Bagnaia ini juga mendapat respon dari mantan pembalap MotoGP, Jorge Lorenzo. Menurut Lorenzo, dia memahami situasi Pecco yang mendapatkan motor yang tidak disukai yang menyebabkan dirinya tidak bisa selaras dengan motor.

Lorenzo sendiri pernah mengalami hal serupa saat dirinya juga menjadi pembalap Ducati di tahun 2018.

"Tapi saya memahami Pecco karena saya juga mengalami situasi itu. Ada musim-musim ketika saya memiliki motor yang tidak saya sukai dan saya menderita," ujar 3x juara dunia MotoGP tersebut, dilansir dari laman GPOne.

Melihat apa yang dilalui Pecco saat ini, jelas dia sedang mengalami masa-masa sulit dalam karirnya. Cukup disayangkan bagi seorang pembalap hebat sepertinya, tapi kondisi seperti ini tidak bisa dihindari.

Setiap pembalap pasti pernah mengalami penurunan, tapi Pecco adalah seorang 2x juara dunia sehingga mental juaranya tidak perlu diragukan. Cepat atau lambat dia pasti akan bangkit dan menemukan solusi untuk masalah yang dia alami.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno