Sudah bukan menjadi sebuah rahasia lagi jika media-media asal negara Vietnam, kerap melontarkan pemberitaan yang menyenggol rival-rival mereka di kawasan Asia Tenggara. Meskipun dikemas dalam bentuk analisis yang terbukti sahih di lapangan, namun banyak media dari Negeri Paman Ho tersebut yang memberikan tulisan yang cukup menohok negara-negara lain, termasuk kepada Indonesia.
Baru-baru ini, pasca memenangi pertarungan final gelaran Piala AFF U-23 edisi 2025, salah satu media Vietnam, Soha.vn menuliskan sebuah analisis terkait faktor-faktor di balik kemenangan negara mereka atas tuan rumah Indonesia.
Dalam artikelnya berjudul "Alasan utama Indonesia kalah dalam pertandingan, sedih melihat U-23 Vietnam menang kejuaraan", media yang berbasis di negara yang terletak di kawasan Indochina tersebut menuliskan beberapa kunci kemenangan Pasukan Naga Emas Muda atas Timnas Indonesia, meskipun harus menjalani pertandingan di kandang lawan.
Dalam analisisnya, Soha menyatakan bahwa kemenangan Vietnam yang membuat Indonesia dan para pendukungnya menangis di Stadion Utama Gelora Bung Karno tersebut tak lepas dari miskinnya kreatifitas permainan di tubuh Indonesia, kemudian keunggulan disiplin dan pengalaman para pemain mereka serta tentunya keberanian dari sang pelatih, Kim Sang-sik untuk memainkan sepak bola pragmatis di pertarungan final nan menentukan.
Uniknya, dalam artikel tersebut, media Vietnam yang satu ini juga seperti meledek Timnas Indonesia dengan beberapa fakta yang cukup membuat ngilu kubu Indonesia dan para pendukungnya.
Dalam hal kreatifitas permainan yang minim, media Vietnam tersebut sejatinya mengakui bahwa mereka memang kalah dalam hal penguasaan bola. Laman aseanutdfc bahkan mencatat, pada laga final yang mempertemukan antara Indonesia dan Vietnam tersebut, Pasukan Muda Merah Putih berhasil mendikte permainan sang lawan dan menguasai jalannya pertarungan dengan memegang ball possession hingga mencapai angka 68 persen.
Namun di mata Soha, angka penguasaan bola itu sangatlah sia-sia, karena dibarengi dengan sulitnya mereka menciptakan gol ke gawang Vietnam.
"Apa gunanya menguasai bola hingga 68 persen jika mereka belum menciptakan gol ke gawang Vietnam U-23?" ledek media yang berbasis di negeri merah Asia Tenggara tersebut.
"Indonesia selalu kesulitan menempatkan bola di dekat gawang Vietnam U-23, terutama di kotak penalti. Jens Raven - striker naturalisasi yang mencetak 6 gol melawan Brunei, benar-benar 'off' karena haus bola." lanjut Soha meneruskan ledekannya.
Bukan hanya meledek terkait penguasaan bola mutlak yang dicatatkan oleh Timnas Indonesia di laga final melawan Vietnam, media Vietnam tersebut juga mengkritisi terkait skema lemparan ke dalam jarak jauh yang dijadikan oleh andalan dari Timnas Indonesia.
Menurut Soha, memang benar lemparan ke dalam jarak jauh bisa menjadi opsi untuk membuat peluang dan mencetak gol, namun dalam pandangan mereka, skema tersebut tidaklah berguna karena Vietnam sudah menyiapkan antisipasi yang matang untuk menggagalkan Indonesia menciptakan peluang dari skema ini.
"Tim U-23 Indonesia sangat mengandalkan lemparan ke dalam, tetapi taktik ini tampaknya mudah dideteksi dan dinetralisir oleh tim U-23 Vietnam. Menurut statistik, Indonesia melakukan lusinan lemparan ke dalam, tetapi tidak satu pun yang menghasilkan peluang bersih." tulis Soha memaparkan statistik nol peluang yang dicatatkan oleh Indonesia dari lemparan jarak jauh di laga final.
Dan memang benar, meskipun Soha menuliskan kenyataan pahit terkait dengan hasil yang didapatkan oleh Indonesia di partai puncak Piala AFF U-23 beberapa waktu lalu, namun hal tersebut tentunya harus disikapi dengan bijaksana.
Bisa saja tulisan-tulisan yang dipaparkan oleh Soha ini menjadi sebuah masukan yang bermanfaat bagi kemajuan permainan Timnas Indonesia. Karena kita tahu, sangat jarang ada media dari negara lain yang menuliskan kelemahan rival yang dihadapi timnas negaranya dengan sedemikian spesifik seperti itu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
RilisanPeringkat FIFA Bulan September dan Intimidasi Malaysia yang Siap Kudeta Pasukan Garuda
-
Ranking FIFA September: 3 Raksasa ASEAN Saling Pepet, Indonesia Terancam Rival Paling Berisik!
-
Liga Italia Serie A: Saat Eks MU dan Kiper Termahal Asia Kalah Kualitas dari Emil Audero
-
Emil Audero, Liga Italia Serie A dan Perjodohan Dirinya dengan Tim-Tim Medioker
-
Erick Thohir Jadi Menpora, Sebuah Keuntungan atau Kerugian bagi PSSI?
Artikel Terkait
-
Satu-Satunya Pemain Berlabel Timnas, Harga Justin Hubner Tergolong Rendah di Fortuna Sittard
-
Raih Topskor AFF Cup U-23, Jens Raven Dijamin Promosi ke Timnas Senior?
-
Selamat Datang Legenda Ajax! Pelatih Timnas Indonesia U-17 Nova Arianto Girang Dapat Bantuan
-
Update Pemain Timnas Indonesia di Luar Negeri, Dua Bersinar Terang
-
Jelang Hadapi Timnas Indonesia, Kondisi Irak Carut Marut
Hobi
-
Liga 1: Van Gastel Respon Kekalahan Perdana PSIM Yogyakarta dengan Jantan
-
Nova Arianto Mulai Temukan Puzzle Timnas Indonesia U-17 Jelang Piala Dunia
-
RilisanPeringkat FIFA Bulan September dan Intimidasi Malaysia yang Siap Kudeta Pasukan Garuda
-
Ranking FIFA September: 3 Raksasa ASEAN Saling Pepet, Indonesia Terancam Rival Paling Berisik!
-
Liga Italia Serie A: Saat Eks MU dan Kiper Termahal Asia Kalah Kualitas dari Emil Audero
Terkini
-
Asal Muasal Uang Khalid Basalamah yang Disita Resmi Terkuak, Ini Kata KPK
-
Park Bo Gum Ulti Calo yang Jual Merchandise Fan Meeting di X: Eh Bro!
-
Profil Nany Arianty Utama, Istri Sah Irjen Krishna Murti yang Setia di Tengah Isu Perselingkuhan
-
4 Soothing Toner Brand Korea Penyelamat Kemerahan pada Wajah Breakout
-
'Belum Terlihat'? Pernyataan Menteri HAM soal Pendemo Hilang Tuai Kritik Pedas!