Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Dejan Racic ungkap alasan bergabung dengan Bhayangkara FC. (ileague.id)

Musim baru BRI Super League 2025/2026 kembali diramaikan oleh kedatangan talenta asing yang semakin antusias menjajal kompetisi tertinggi Tanah Air. Salah satu nama yang menjadi sorotan adalah Dejan Racic, striker asal Montenegro yang resmi bergabung dengan Bhayangkara Presisi Lampung FC.

Kedatangan Racic ke Indonesia tidak terjadi secara kebetulan. Ia mengaku sudah lama menaruh minat terhadap kompetisi BRI Super League yang dinilai terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa musim terakhir.

“Sejak saya datang ke Singapura, tujuan dan target utama saya adalah mencetak gol sebanyak mungkin di liga utama Singapura dan membuka pintu menuju liga yang lebih baik seperti Indonesia dan Thailand,” ujar Dejan Racic, merujuk ileague.id hari Selasa (5/8/2025).

Dengan torehan impresif 26 gol dalam 24 laga bersama Hougang United FC di Singapore Premier League musim lalu, Racic mengaku hanya menerima sedikit tawaran dari klub-klub di kawasan Asia Tenggara. Namun, Indonesia tetap menjadi target utamanya.

“Jadi saya mencetak 26 gol musim lalu dan hanya sedikit tawaran dari kedua negara yang datang. Jadi di awal proses, target saya adalah Indonesia,” tambahnya.

Keputusan bergabung dengan Bhayangkara FC disebutnya bukan tanpa pertimbangan matang. Klub yang kini bermarkas di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, menjadi pilihan utama setelah menunjukkan keseriusan dalam proses negosiasi.

Selain itu, keberadaan pemain-pemain dari Balkan turut memengaruhi keputusannya. Racic merasa lebih yakin bisa beradaptasi dengan cepat karena ada wajah-wajah familiar di ruang ganti Bhayangkara FC.

Ia menambahkan, “Saya melihat skuat Bhayangkara FC yang hanya memiliki beberapa pemain Balkan dan tahun lalu rekan satu tim saya, Stjepan Plazonja. Dengan adanya pemain dari Balkan, saya tahu saya akan beradaptasi lebih cepat dan belajar lebih baik dengan rekan satu tim yang sudah saya kenal sebelumnya."

Pemain berusia 27 tahun itu juga telah mengikuti latihan tim dan tampil dalam laga uji coba pramusim. Dalam kesempatan tersebut, ia menunjukkan antusiasme tinggi dan kesiapan penuh untuk memberikan kontribusi maksimal.

Sebagai tambahan kekuatan lini serang, Racic akan bahu-membahu bersama pemain asing lainnya seperti Andres Nieto dan Shanyder Borgelin, serta duet penyerang lokal Dendy Sulistyawan dan Ilija Spasojevic. Kombinasi ini dinilai cukup mumpuni untuk mengarungi ketatnya persaingan Liga Super musim ini.

Dengan latar belakang sebagai top skor dan kreator serangan di Singapura, Racic juga memiliki statistik mentereng dengan 23 gol dan 6 assist dalam 28 pertandingan musim lalu. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa dirinya bisa menjadi senjata utama Bhayangkara FC dalam memburu posisi puncak klasemen.

Ekspektasi Dejan Racic bersama Bhayangkara FC

Berbicara soal target, Dejan Racic tidak menutup mata terhadap sejarah Bhayangkara FC yang pernah meraih gelar juara Liga 1 pada musim 2017. Bagi pemain yang pernah memperkuat tim nasional U-21 Montenegro itu, pencapaian masa lalu menjadi tantangan untuk bisa memberi kontribusi nyata musim ini.

“Seperti yang kita tahu mereka sudah meraih juara sebelumnya. Jadi ekspektasinya tinggi. Ini tim yang sangat berpengalaman dengan pemain asing yang bagus dan pemain lokal yang bagus yang memiliki pengalaman juga beberapa pemain tim nasional,” katanya.

Skuad musim ini terdiri dari 46 pemain, dengan 36 pemain lokal dan 10 pemain asing yang dipilih dengan seleksi ketat. Nama-nama seperti Awan Setho Raharjo, Firza Andika, dan Muhammad Ferarri menjadi tulang punggung tim dari sisi lokal.

Sedangkan dari sektor asing, kehadiran Leo Silva, Moises Gaucho, hingga Slavko Damjanovic melengkapi kekuatan Bhayangkara FC dalam hal kedalaman skuat dan pengalaman bermain di berbagai kompetisi regional.

Atmosfer pertandingan di Indonesia pun menjadi alasan tambahan mengapa Dejan Racic begitu antusias menyambut musim ini. Ia menyebut dukungan masif suporter, suasana stadion yang hidup, serta tuntutan kompetitif dari setiap pertandingan sebagai magnet yang tak bisa ditolak.

Atmosfer inilah yang membedakan BRI Super League dari liga-liga Asia Tenggara lainnya. Baginya, bermain di depan puluhan ribu penonton dengan nyanyian dan koreografi khas Indonesia adalah impian yang kini jadi kenyataan.

Rana Fayola R.