Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)

Erick Thohir, Ketua Umum PSSI kembali menyuarakan semangat nasionalisme di bidang olahraga. Lewat akun Instagram resminya pada Kamis (7/8/2025), ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung perjuangan Timnas Indonesia U-17 dalam ajang Piala Kemerdekaan 2025.

"Timnas Indonesia U-17 akan mengikuti Piala Kemerdekaan 2025 sebagai persiapan untuk tampil di Piala Dunia U-17 2025 di Qatar," tulisnya, sebagaimana dikutip dari @erickthohir.

Kemudian Menteri BUMN itu turut menambahkan, "Kita dukung Timnas U-17 di Piala Kemerdekaan agar bisa memberikan yang terbaik."

Piala Kemerdekaan 2025 akan digelar pada 12 hingga 18 Agustus mendatang di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang. Turnamen ini mempertemukan empat negara peserta yakni Indonesia, Uzbekistan, Tajikistan, dan Mali.

Keempat negara ini bukan tim sembarangan. Uzbekistan datang sebagai juara Piala Asia U-17 2025, Mali merupakan runner-up Piala Afrika U-17, dan Tajikistan adalah tim perempat finalis Piala Asia U-17. Semuanya merupakan peserta resmi Piala Dunia U-17 2025.

Bagi Timnas Indonesia, Piala Kemerdekaan bukan sekadar turnamen biasa. Ini adalah laboratorium nyata untuk menguji kesiapan tim menjelang turnamen dunia di Qatar yang akan berlangsung mulai 3 hingga 27 November 2025.

Kompetisi ini akan menjadi cerminan ketatnya persaingan yang akan dihadapi di Piala Dunia. Artinya, setiap pertandingan yang dijalani harus dimaksimalkan sebagai ruang evaluasi sekaligus adaptasi.

Garuda Muda sendiri tengah menjalani pemusatan latihan. Nova dan jajaran pelatih sudah memanggil 30 pemain, termasuk beberapa pemain diaspora, untuk mematangkan strategi dan membangun kekompakan tim.

Format round robin yang digunakan dalam Piala Kemerdekaan memberi kesempatan bagi seluruh peserta untuk saling berhadapan. Ini memberikan variasi gaya bermain yang sangat dibutuhkan oleh Timnas untuk membaca karakter lawan.

Indonesia akan melakoni pertandingan pertamanya melawan Tajikistan pada 12 Agustus pukul 20.30 WIB. Sebelumnya, Mali akan bertemu Uzbekistan pukul 16.00 WIB di hari yang sama. Dua laga berikutnya berlangsung pada 15 Agustus, dan pertandingan terakhir pada 18 Agustus.

Menanti Kiprah Garuda Muda di Panggung Dunia

Piala Dunia U-17 2025 akan menjadi penampilan kedua Indonesia secara beruntun, setelah sebelumnya tampil pada edisi 2023. Kali ini, tantangan lebih berat. Lantaran pasukan Merah Putih tergabung di Grup H bersama Brasil, Honduras, dan Zambia.

Tak hanya lawan yang tangguh, format kompetisi juga berubah. Untuk pertama kalinya, FIFA menerapkan format 48 tim peserta, dan seluruh laga akan digelar di satu kompleks olahraga "Aspire Zone" di kota Al Rayyan, Qatar.

Dengan kondisi ini, penting bagi Garuda Muda untuk tidak hanya siap secara fisik dan teknik, tapi juga mental. Piala Kemerdekaan menjadi ruang latihan yang menuntut konsistensi dan ketangguhan, dua hal yang akan sangat dibutuhkan di Qatar.

Lebih dari sekadar hasil, yang dibutuhkan adalah proses. Melalui laga-laga di Piala Kemerdekaan, pelatih Nova Arianto dan tim bisa mengevaluasi formasi, mengasah strategi, dan memupuk kepercayaan diri anak-anak muda yang akan membawa nama bangsa di panggung dunia.

Erick Thohir menegaskan pentingnya dukungan dari masyarakat. Bagi para pemain muda, dukungan publik menjadi energi tambahan. Stadion yang penuh, sorakan yang membakar semangat, serta doa yang mengalir, semuanya bisa mengubah hasil pertandingan.

Semangat nasionalisme tidak berhenti di panggung politik atau seremoni kemerdekaan. Ia hidup juga di lapangan hijau. Dan kali ini, Timnas Indonesia U-17 lah yang membawa bendera merah putih menuju kompetisi dunia.

Piala Kemerdekaan 2025 adalah titik penting dalam perjalanan Garuda Muda menuju Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Turnamen ini bukan sekadar ajang perayaan hari kemerdekaan, tapi juga simbol dari mimpi besar sepak bola Indonesia.

Dukungan dari seluruh rakyat Indonesia menjadi fondasi moral bagi para pemain muda yang sedang berjuang bukan hanya untuk mencetak gol, tapi juga mencetak sejarah.

Rana Fayola R.