Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Desyta Rina Marta Guritno
Fabio Quartararo (Instagram/@fabioquartararo20)

Fabio Quartararo saat ini berada di persimpangan jalan dalam menentukan perjalanan kariernya di MotoGP. Pembalap asal Prancis tersebut tengah dihadapkan pada situasi sulit terkait masa depannya, terutama setelah performanya bersama Yamaha tidak lagi sekuat beberapa musim lalu.

Setelah sukses meraih gelar juara dunia pada 2021, banyak yang mengira kariernya akan terus menanjak. Namun kenyataannya, prestasinya justru mengalami penurunan cukup drastis dalam dua tahun terakhir.

Pada musim 2022, Quartararo masih mampu tampil impresif dan menutup musim di posisi runner-up klasemen pembalap. Namun, musim 2023 menjadi titik awal keterpurukan. Hasil yang diperoleh jauh dari harapan, ia harus puas finis di urutan kesepuluh.

Keadaan semakin sulit pada musim 2024 ketika posisinya kembali merosot hingga ke peringkat ketiga belas. Situasi ini menjadi pukulan berat bagi Quartararo, mengingat ekspektasi publik dan dirinya sendiri cukup tinggi.

Walaupun performa tim mengalami kemunduran, Quartararo tetap memutuskan untuk memperpanjang masa baktinya bersama Yamaha pada tahun lalu. Kontrak baru berdurasi dua tahun membuatnya akan bertahan setidaknya sampai akhir musim 2026.

Keputusan tersebut awalnya ia ambil dengan keyakinan penuh, mengingat sejak awal ia selalu menempatkan loyalitas dan kepercayaan di atas segalanya.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa frustrasi mulai tumbuh. Memang, di awal musim ia sempat menunjukkan performa positif, dia meraih 4 pole position serta podium, tapi secara keseluruhan Yamaha masih kesulitan bersaing dengan pabrikan lain.

Saat ini, mereka bahkan berada di posisi buncit klasemen konstruktor. Kondisi ini membuat Quartararo mulai mempertimbangkan ulang masa depannya.

Kontraknya dengan Yamaha akan habis pada akhir musim 2026. Artinya, tahun 2027 menjadi momen penting yang akan menentukan langkah selanjutnya. Hingga kini, belum ada pengumuman resmi mengenai kemana ia akan berlabuh setelah kontraknya usai.

Namun, Quartararo sudah mulai memberikan pernyataan bahwa kontrak berikutnya hanya akan ia tandatangani dengan tim yang memiliki motor kompetitif dan peluang realistis untuk menang.

"(Perpanjangan kontrak) bukan hanya soal uang, tapi juga proyeknya. Tapi untuk masa depan, saya tidak menginginkan proyek, melainkan motor yang sudah siap, yang bisa saya kendarai, dan yang bisa saya perjuangkan untuk menang sejak balapan pertama," ujar Quartararo, dilansir dari laman Crash.

Sejak awal kariernya di kelas premier, Quartararo memang tidak hanya menjadikan nominal gaji sebagai prioritas utama. Ia lebih memikirkan prospek jangka panjang dan kesempatan untuk meraih prestasi setinggi mungkin.

Akan tetapi, dengan situasi Yamaha yang belum menunjukkan perkembangan signifikan hingga saat ini, ia merasa tidak bisa lagi menunggu terlalu lama. Ambisinya untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara membuatnya ingin mengambil langkah yang tepat sebelum peluang emas itu menghilang.

"Kita lihat saja nanti, pada akhirnya, saya selalu ingin mengutamakan olahraga, tapi mereka tidak perlu menipu Anda secara finansial. Ke depannya, saya akan mengutamakan olahraga," katanya.

Meski demikian, ia tetap menegaskan bahwa tidak ada penyesalan dalam keputusannya bertahan di Yamaha sejauh ini. Baginya, komeitmennya terhadap proyek jangka panjang Yamaha adalah yang utama. Ia pernah mengatakan bahwa ketika sudah memilih satu tim, maka ia akan bertahan di sana tanpa memandang apa-apa.

"Banyak orang menyarankan saya untuk pergi ke sini atau ke sana, tapi jika saya ingin tetap di sini, meskipun itu kesalahan besar, saya tetap memutuskan. Dan jika saya ingin pergi ke suatu tempat, saya tidak menyesalinya," tambahnya.

Namun, dalam dunia balap profesional, setiap pembalap pasti memiliki batas kesabaran, terlebih ketika masa keemasan kariernya masih terbuka lebar.

Satu hal yang pasti, fokus utamanya kini bukan sekadar bertahan di MotoGP, melainkan kembali ke jalur kemenangan dan membuktikan bahwa ia masih layak disebut sebagai salah satu pembalap terbaik di dunia.

Desyta Rina Marta Guritno