Ai Ogura kini tengah menjalani salah satu fase paling penting dalam perjalanan kariernya, yakni debut di kelas utama MotoGP, menjadikan awal musim ini sebagai momen yang penuh rintangan dan harapan bagi pembalap muda asal Jepang tersebut.
Di satu sisi, ia merasakan euforia bersaing dengan para pembalap terbaik dunia. Namun, di sisi lain, ia juga dihadapkan pada proses adaptasi yang menuntut kesabaran, konsistensi, dan kekuatan mental.
Ogura merupakan salah satu dari tiga wajah baru yang naik kelas dari Moto2 ke MotoGP musim ini. Dua rookie lainnya adalah Fermin Aldeguer, yang kini bergabung dengan Gresini racing, serta Somkiat Chantra, yang kini membela LCR Honda.
Meski punya latar belakang yang cukup dekat dengan Honda sejak awal karier hingga di Moto2, Ogura justru mengambil langkah berbeda dengan bergabung bersama tim satelit Aprilia, Trackhouse Racing.
Keputusan ini menjadi kejutan tersendiri bagi sebagian penggemar, sekaligus pertanda bahwa Ogura ingin keluar dari zona nyaman demi mengembangkan kemampuannya.
Awal musim sebenarnya berjalan cukup menjanjikan. Dalam enam seri pertama, ia berhasil mencatatkan beberapa hasil positif. Pencapaian terbesarnya datang di GP Thailand, di mana ia finis di posisi kelima, ini adalah hasil terbaiknya sejauh ini di MotoGP.
Selain itu, Ogura juga tiga kali masuk ke jajaran sepuluh besar. Capaian tersebut memberi kesan bahwa adaptasinya berjalan baik dan bahwa ia bisa bersaing dengan pembalap-pembalap lain yang lebih senior.
Namun, seiring berjalannya musim, catatan performa Ogura mengalami penurunan. Konsistensi yang sempat terlihat di awal mulai memudar.
Di tengah situasi itu, Ogura memilih untuk tidak larut dalam kekecewaan. Baginya, musim perdana ini adalah fase belajar, di mana setiap balapan merupakan kesempatan untuk memahami seluk-beluk MotoGP lebih dalam.
Di sisi lain, Ogura menyadari bahwa di paruh pertama musim ini dia lebih banyak menghadapi tantagan, dan belum menemukan poin bagus dari penampilannya.
"Tidak ada poin bagusnya, hanya tantangan. Dalam dua atau tiga balapan pertama, saya tidak sepenuhnya memahami motor dalam arti positif, dan memacu motor hingga batas maksimal justru menguntungkan saya," ujar Ogura, dilansir dari laman Crash.
Menariknya, Ogura mengaku tidak terlalu fokus pada sisi positif dari pencapaian yang ada, melainkan pada tantangan yang harus ia hadapi. Ia percaya bahwa justru dari tantangan itulah proses pembelajaran paling berharga lahir.
Memahami karakter mesin MotoGP yang berbeda drastis dari Moto2, mempelajari strategi penggunaan ban, hingga membaca ritme balapan yang jauh lebih cepat menjadi bagian dari proses tersebut.
"Dari situlah pemahaman saya makin mendalam dan saya mulai melihat aspek-aspek yang seharusnya tidak saya perhatikan. Dibandingkan dengan balapan-balapan awal, hasil yang saya peroleh belum begitu bagus, tapi saya paham bahwa kemajuan harus dicapai selangkah demi selangkah untuk bisa naik ke atas. Jadi, saya tidak perlu khawatir," katanya.
Beruntung, Trackhouse Racing sebagai tim barunya tidak membebankan target muluk-muluk di musim debut ini. Mereka memahami bahwa adaptasi memerlukan waktu, terlebih bagi seorang rookie yang harus berhadapan dengan teknologi, gaya balap, dan tingkat kompetisi yang baru.
Dukungan tim ini menjadi salah satu faktor yang membuat Ogura tetap tenang menghadapi tekanan. Ia diberi ruang untuk berproses, melakukan kesalahan, dan belajar tanpa dibebani ekspektasi yang tidak realistis.
Ke depan, Ogura berharap bisa memanfaatkan sisa musim untuk mengumpulkan lebih banyak data dan pengalaman. Meski belum ada kemenangan atau podium, ia yakin fondasi yang dibangun di tahun pertama akan menjadi bekal penting untuk musim-musim berikutnya.
Sejatinya, MotoGP adalah tantangan jangka panjang, dan keberhasilan tidak diukur hanya dari hasil instan, tetapi dari bagaimana ia berkembang sebagai pembalap.
Baca Juga
-
Sering Menang, Lando Norris Anggap Paruh Pertama Musim Ini 'Tidak Baik'
-
Meskipun Performa Pas-Pasan, Lewis Hamilton Tetap Cinta Balapan
-
Kompak, 4 Pembalap Yamaha Rasakan Masalah yang Sama pada Motor M1
-
Pemanasan, Pembalap Ducati Coba Sirkuit Balaton Park Pakai Panigale V4
-
MotoGP Pakai Bahan Bakar Khusus, Apa Bedanya dengan Motor Biasa?
Artikel Terkait
Hobi
-
Paul Munster Bakal Evaluasi Finishing Bhayangkara FC usai Dibekuk Borneo FC
-
Sering Menang, Lando Norris Anggap Paruh Pertama Musim Ini 'Tidak Baik'
-
RGG Umumkan Stranger Than Heaven, Judul Baru Pengganti Project Century
-
Meskipun Performa Pas-Pasan, Lewis Hamilton Tetap Cinta Balapan
-
Imbangi Myanmar, Pelatih Timnas Putri Indonesia U-20 Sanjung Mental Pemain
Terkini
-
Ulasan Novel Pretty Prita: Terbangun Menjadi Seorang Perempuan
-
Potret Perdana Joe Taslim di Film Mortal Kombat II, Misterius dan Mematikan
-
4 Inspirasi Gaya Outfit Cowok Kekinian ala Kim Seong Jeong, Mudah Ditiru!
-
5 Gaya Kasual ala S.Coups SEVENTEEN untuk Inspirasi OOTD Anti-Boring
-
Naruto Jadi Anime Paling Banyak Ditonton di Netflix pada Paruh Pertama 2025