Dalam laga pamungkas Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, Cahya Supriadi tampil luar biasa meski Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Korea Selatan dengan skor tipis 0-1. Bermain di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Selasa (9/9/2025), ia menjadi sorotan utama berkat performanya yang gemilang di bawah mistar gawang, dan banjir pujian, termasuk dari Lee Min-sung selaku pelatih Korea Selatan.
Cahya yang kini berusia 22 tahun berhasil menggagalkan delapan dari sembilan tembakan tepat sasaran yang dilancarkan oleh Korea Selatan. Tampil tenang dan sigap, kiper PSIM Yogyakarta ini menjaga gawang Indonesia tetap kompetitif sepanjang pertandingan, terutama saat tekanan lawan meningkat drastis di babak kedua.
Satu-satunya gol yang berhasil menembus gawang Cahya dicetak oleh Hwang Do-yoon pada menit ke-7. Hwang sendiri merupakan pemain andalan FC Seoul di K League 1 dengan catatan satu gol dan empat assist dari 25 penampilan sepanjang musim 2025. Selain itu, lini serang Korea Selatan sebenarnya tampil dominan, tetapi kesulitan menaklukkan pertahanan Indonesia yang dikawal Cahya.
Performa luar biasa Cahya tak hanya memukau publik sepak bola nasional, tetapi juga menarik perhatian pelatih tim lawan. Pelatih Korea Selatan, Lee Min-sung, secara terbuka memberikan apresiasi atas penampilan Cahya yang dianggap menjadi salah satu alasan timnya tidak bisa mencetak lebih banyak gol.
Pelatih Korea Selatan Ikut Beri Pujian pada Cahya Supriadi
Dalam sesi jumpa pers seusai pertandingan, Lee Min-sung menyatakan bahwa performa Cahya sangat berpengaruh pada hasil pertandingan.
“Kiper Indonesia bermain bagus. Jadi itu sebabnya kami hanya mencetak satu gol,” ujar Lee di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, sebagaimana menyadur Antara News pada Rabu (10/9/2025).
Ia juga menambahkan bahwa meskipun beberapa pemain Indonesia terlihat kurang mendapatkan menit bermain di level klub, mereka tetap menunjukkan bakat dan daya juang yang tinggi. Ia optimistis bahwa Timnas Indonesia U-23 akan terus berkembang di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg.
Penampilan solid Cahya memang layak mendapat sorotan. Ia mencatat setidaknya 10 penyelamatan penting sepanjang pertandingan, termasuk beberapa peluang emas yang nyaris berbuah gol bagi Korea Selatan. Tanpa kontribusi krusialnya, bukan tidak mungkin gawang Indonesia kebobolan lebih dari satu gol.
Kiprah apik Cahya tidak hanya terbatas di level timnas. Bersama PSIM Yogyakarta, ia juga menunjukkan performa impresif di BRI Super League musim 2025/2026. Dari empat pertandingan yang sudah dilalui, PSIM belum terkalahkan dan menempati posisi keempat klasemen sementara dengan 10 poin.
Dari empat laga tersebut, Cahya tampil dalam tiga pertandingan dan hanya kebobolan dua gol. Ia juga mencatatkan satu clean sheet, menjadi bagian dari pertahanan PSIM yang sejauh ini termasuk terbaik di liga bersama Persija Jakarta, masing-masing hanya kebobolan dua gol. Catatan ini hanya kalah dari Borneo FC yang baru kemasukan satu gol.
Dengan konsistensi di level klub dan penampilan luar biasa di laga internasional, Cahya menunjukkan bahwa dirinya layak menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang. Ia mampu tampil tenang dalam tekanan tinggi dan memperlihatkan kematangan bermain yang semakin matang.
Terlepas dari kekalahan yang dialami Timnas Indonesia U-23, kehadiran Cahya Supriadi di bawah mistar memberikan harapan akan masa depan yang cerah untuk posisi penjaga gawang. Penampilan gemilangnya dalam laga melawan tim kuat seperti Korea Selatan membuktikan bahwa talenta lokal mampu bersaing di level Asia.
Meski Timnas Indonesia U-23 gagal melangkah ke putaran final, penampilan Cahya Supriadi menjadi salah satu titik terang dari perjalanan kualifikasi ini. Pujian yang datang dari berbagai pihak, termasuk pelatih Korea Selatan, menjadi bukti bahwa perjuangan dan kerja keras Cahya patut diapresiasi. Kini, tinggal bagaimana konsistensi performanya dijaga agar bisa terus menjadi andalan baik di level klub maupun tim nasional.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas Gagal Lagi: Proses Tanpa Arah dan Suporter yang Semakin Lelah
-
Erick Thohir Limpahkan Tanggung Jawab soal Timnas Indonesia U-23 ke Dirtek
-
Ucapan Gerald Vanenburg Terbukti Omong Kosong, Timnas Indonesia Downgrade!
-
Sebut Timnas Indonesia Bakal Pakai Trik Kotor, Kapten Lebanon Bicara Fakta?
-
Timnas Indonesia U-23 Gigit Jari, Keputusan PSSI Makin Dipertanyakan
Artikel Terkait
-
Penyerang Tarkam Minta Maaf Gagal Loloskan Timnas Indonesia U-23 ke Piala Asia
-
Fakta Mengenaskan! Jikapun Menang dari Laos, Indonesia Tetap Saja Sulit Lolos ke AFC U-23
-
Timnas Gagal Lagi: Proses Tanpa Arah dan Suporter yang Semakin Lelah
-
Satu Kesamaan Buruk Kluivert dan Vanenburg Bersama Timnas Indonesia, Gegara Filosofi Belanda?
-
Rapor Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra di Laga Uji Coba Timnas Indonesia
Hobi
-
Fakta Mengenaskan! Jikapun Menang dari Laos, Indonesia Tetap Saja Sulit Lolos ke AFC U-23
-
Tak Ada Indonesia, Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara di AFC U-23 Berada di Pundak 2 Tim Ini
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
-
Erick Thohir Limpahkan Tanggung Jawab soal Timnas Indonesia U-23 ke Dirtek
-
FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Minimnya Taktik yang Dimiliki oleh Patrick Kluivert
Terkini
-
Kabar Sule Sakit Bikin Fans Panik! Anak Ungkap Kejadian Sebenarnya: Gara-gara Apa?
-
4 Sheet Mask Korea Ceramide, Rahasia Skin Barrier Kuat dan Kulit Lembap!
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
4 Gaya Kasual Traveling ala Lisa BLACKPINK, Simpel tapi Super Stylish!
-
Timnas Gagal Lagi: Proses Tanpa Arah dan Suporter yang Semakin Lelah