Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Calvin Verdonk (3 dari kiri) berselebrasi merayakan gol ke gawang SK Brann di pentas Europa League bersama para pemain LOSC Lille (losc.fr)
M. Fuad S. T.

Penantian setengah dekade pemain belakang Timnas Indonesia, Calvin Verdonk untuk merasakan atmosfer persaingan tingkat Eropa akhirnya tuntas sudah.

Seiring dengan merumputnya sang pemain bersama LOSC Lille di laga Europa League melawan SK Brann dari Norwegia, maka segala penantian yang sudah dipendam oleh pemain berusia 28 tahun tersebut akhirnya usai sudah.

Dilansir laman losc.fr, Calvin Verdonk yang diplot oleh pelatih Bruno Genesio untuk mengisi posisi Romain Perraud di sisi kiri pertahanan Lille, bermain penuh dalam pertarungan tersebut.

Bukan hanya mencatatkan debut di persepakbolaan kasta benua, turut sertanya Verdonk dalam pertarungan Lille melawan SK Brann juga sekaligus membuat sang pemain membayar lunas semua rasa sakit yang didapatkannya setengah dekade lalu.

Sejatinya, Calvin Verdonk sendiri memiliki peluang besar untuk lebih cepat merasakan atmosfer pertandingan Europa League. Namun sayangnya, dua kali kesempatan yang didapatkannya pada musim 2018/2019 dan 2019/2010, semuanya musnah.

Dari dua kesempatan yang didapatkan oleh Verdonk tersebut, dapat dikatakan musim 2018/2019 adalah yang paling menyakitkan. Pasalnya, pada musim tersebut, Verdonk turut menjadi bagian dari tim Feyenoord yang gagal berjuang di fase kualifikasi Europa League ronde ketiga alias ronde penentuan.

Dan yang lebih membuat lebih menyakitkan lagi adalah, kala itu Verdonk beserta Feyenoord, harus kalah dari AS Trencin, yang notabene merupakan klub kompatriotnya di Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan.

Dalam catatan laman transfermarkt.com, Calvin Verdonk mendapatkan kesempatan di leg pertama babak kualifikasi saat Feyenoord bertandang ke markas Trencin (10/8/2018). Verdonk yang turun penuh di pertandingan itu, harus merasakan kekalahan telak empat gol tanpa balas dari wakil Slowakia tersebut, dan membuat langkah mereka menjadi sangat berat untuk lolos ke babak utama.

Benar saja. Di leg kedua yang dilangsungkan pekan berikutnya (17/8/2018), Fyenoord hanya mampu bermain imbang satu sama dengan klub yang pernah diperkuat oleh Witan Sulaeman tersebut.

Dan yang membuat ironis adalah, pada leg kedua tersebut, evaluasi total dari pihak kepelatihan Feyenoord membuat Calvin Verdonk harus tersisih dari skuat. Secara tak langsung, bahkan penampilan Verdonk di laga melawan Trencin tersebut juga menjadi awal dari menurunnya kepercayaan pihak klub kepada sang pemain di pentas Eropa.

Karena pasca pertandingan tersebut, meskipun di pentas domestik Calvin Verdonk mendapatkan kesempatan bermain yang cukup melimpah, namun untuk level benua, Verdonk sama sekali tak mendapatkan kesempatan untuk turun, bahkan saat Feyenoord melakoni babak kualifikasi Europa League sekalipun.

Namun kini, semua goresan pahit yang dibuat oleh klub Marselino Ferdinan tersebut mulai memudar. Bukan lagi di babak kualifikasi, Verdonk bahkan kini langsung tampil di babak utama kompetisi kasta kedua milik UEFA tersebut, tanpa harus perlu bersusah-payah sepertimana yang dilakukannya lima atau enam tahun lalu.