Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Ole Romeny saat membela Timnas Indonesia di laga melawan Jepang pada babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde ketiga (the-afc.com)
M. Fuad S. T.

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert telah menetapkan nama-nama pemain yang diproyeksikannya untuk bertarung melawan Irak dan Arab Saudi di ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada bulan Oktober mendatang.

Dari 28 nama yang telah dirilis, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut memasukkan tiga nama penyerang, yakni Ole Romeny, Mauro Zijlstra dan Muhammad Ramadhan Sananta untuk mengisi slot striker dalam formasi yang dikembangkannya nanti.

Secara kualitas, tentunya kita tak bisa memandang rendah nama-nama sang ujung tombak yang dipilih oleh Kluivert. Namun sayangnya, jika kita perhatikan secara lebih mendalam, ternyata Timnas Indonesia berpotensi untuk mengalami krisis penyerang di ronde keempat nanti meskipun tiga nama gahar telah dimasukkan oleh Kluivert dalam timnya.

Kok bisa?

Tentunya kita tak bisa lepas dari latar belakang tiga striker yang dipilih oleh Kluivert kali ini. Meskipun tiga penyerang tersebut memiliki kualitas yang baik, namun mereka saat ini masih berkutat dengan permasalahan masing-masing.

Seperti misal Ole Romeny. Tentu saja di level Timnas Indonesia, kita sepakat bahwa penyerang milik klub Oxford United tersebut adalah striker terbaik yang saat ini dimiliki oleh Skuat Garuda. Namun perlu diingat, Romeny saat ini masih dalam tahap pemulihan cedera, sehingga akan sangat mungkin jika dirinya belum bisa bermain penuh atau bahkan bermain di level tertingginya pada bulan Oktober mendatang.

Kemudian nama kedua, Mauro Zijlstra. Hingga sejauh ini, pemain yang berkompetisi di Eredivisie tersebut masih memiliki permasalahan dalam hal pengalaman bertanding, baik di level klub maupun di level Timnas.

Berdasarkan data dari laman transfermarkt, Zijlstra yang kini memperkuat Volendam, masih belum sekalipun mendapatkan kepercayaan dari pihak klub pada musim ini. Pun demikian halnya dengan keberadaannya di Timnas Indonesia.

Meskipun sudah mencatatkan 2 caps bersama Pasukan Merah Putih, namun secara garis besar, pemain berusia 20 tahun tersebut masih belum sepenuhnya menyatu dengan skema permainan Timnas Indonesia.

Bahkan dari dua laga yang telah dijalani Zijlstra bersama Timnas Indonesia, level mix and match yang ditunjukkan oleh sang pemain dinilai masih sangat jauh jika dibandingkan dengan apa yang ditunjukkan oleh Ole Romeny dulu.

Dan yang terakhir, tentu saja Ramadhan Sananta. Memang, Sananta adalah predator handal milik Timnas Indonesia dan kerap menjadi andalan Skuat Merah Putih di level regional Asia Tenggara. 

Namun perlu diingat, ketika berhadapan dengan tim-tim yang sudah berlevel benua, Sananta sampai sejauh ini belum mampu berbuat banyak dan cenderung masih kalah kualitas jika berduel melawan mereka.

Jadi, dapat dikatakan, pemain seperti Sananta ini efektifnya jika bertarung melawan tim-tim dengan kualitas pemain seimbang dengan Indonesia, seperti negara-negara dari kawasan Asia Tenggara.

Berkaca dari hal tersebut, tentunya akan sangat mungkin di ronde keempat nanti Skuat Garuda akan mengalami krisis sektor penyerangan, meskipun kini tiga nama penyerang gahar dimasukkan oleh Kluivert dalam pasukan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS