Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)
Rana Fayola R.

Sepak terjang Erick Thohir selama menjabat sebagai Ketua Umum PSSI tengah menuai sorotan tajam dari para pendukung Timnas Indonesia. Koneksi internasional pria yang juga mengemban tugas jadi Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) itu memang tak perlu diragukan.

Mulai dari memboyong Argentina untuk melakukan pertandingan FIFA Match Day melawan skuad Garuda pada tahun 2023 lalu, hingga melancarkan‘jalur naturalisasi bagi pemain-pemain keturunan yang ingin berseragam Merah Putih.

Namun, benarkah Timnas Indonesia tak akan mewah seperti sekarang jika bukan karena Erick Thohir?

Di balik sederet jasa manis untuk persepakbolaan tanah air, Erick Thohir juga tak luput dari kesalahan. Blunder terfatal yang masih menyisakan kecewa mendalam di hati suporter adalah pemecatan pelatih Shin Tae-yong secara sepihak.

Keputusan tersebut dianggap blunder karena dilakukan di tengah kompetisi yang berlangsung. Apalagi Patrick Kluivert, sosok yang diagung-agungkan bakal meningkatkan prestasi Timnas Indonesia, justru malah mengobrak-abrik pakem dan pondasi yang sudah bertahun-tahun dibangun.

Bersama juru taktik asal Belanda itu, skuad Garuda tak hanya mengalami kemerosotan ranking FIFA. Melainkan juga harus merelakan tiket putaran final Piala Dunia 2026 yang sebelumnya terasa begitu dekat dalam genggaman.

Dua kekalahan beruntun lawan Arab Saudi dan Irak di putaran keempat kualifikasi zona Asia telah lebih dari cukup untuk mengubur mimpi para pemain hingga seluruh masyarakat Indonesia.

Kini, kekecewaan makin bertambah usai Erick Thohir terang-terangan menutup pintu kembalinya Shin Tae-yong dan memaksa para penggemar agar melupakan pelatih yang telah banyak berjasa bagi Timnas Indonesia itu.

“Kita belum ada mencari siapa pun (pelatih baru), tapi kita mau move on,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (24/10/2025) sebagaimana dilaporkan Antara News.

Tanpa Erick Thohir, Timnas Indonesia Tak akan Semewah Ini?

Tak dapat ditampik, salah satu alasan Timnas Indonesia bisa berkembang pesat adalah kehadiran para pemain keturunan. Skuad Garuda dapat dikatakan memiliki skuad yang mewah dengan kehadiran deretan pemain yang berkompetisi di mancanegara. Mulai dari Asia hingga Eropa.

Namun, kemewahan tersebut tentu bukan hanya hasil dari kerja keras Erick Thohir maupun PSSI semata. Sebelum ET menduduki jabatan ketua Umum, Timnas Indonesia sudah menunjukkan perkembangan pesat. Misalnya adalah mampu lolos ke Piala Asia dengan tim yang didominasi pemain lokal.

Kala itu, hanya ada segelintir pemain keturunan seperti Elkan Baggott, Justin Hubner, Jordi Amat, Sandy Walsh, hingga Shayne Pattynama. Kemudian setelahnya, baru Indonesia menaturalisasi Jay Idzes, Calvin Verdonk, hingga Emil Audero.

Melalui perkembangan pesat ini lah, pelatih Shin Tae-yong mulai mendekati pemain-pemain lain untuk memperkuat Timnas Indonesia. Bahkan Calvin Verdonk mengakui bahwa ia ditawari langsung oleh STY dengan iming-iming ‘project besar’ yang sedang dilakukan Timnas Indonesia.

Kemungkinan, project yang dimaksud adalah Piala Dunia 2026. Namun apa daya, sang arsitek justru didepak tiba-tiba hingga akhirnya mimpi menuju panggung Piala Dunia 2026 harus kandas.