Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Para pemain Timnas Indonesia di turnamen Piala Dunia U-17 (dok. FIFA)
M. Fuad S. T.

Langkah Timnas Indonesia sebagai satu-satunya wakil dari kawasan ASEAN di gelaran Piala Dunia U-17 edisi 2025 tak mampu melaju jauh.

Sama seperti keikutsertaannya di Piala Dunia U-17 edisi 2 tahun lalu, Pasukan Muda Merah Putih juga terhenti langkahnya di fase penyisihan grup. Meskipun menduduki posisi ketiga, namun modal yang dikumpulkan oleh Evandra Florasta tak mampu membawa mereka melaju ke fase gugur melalui jalur tim peringkat ketiga terbaik.

Meskipun selalu terhenti langkahnya di penyisihan grup, namun ternyata sampai sejauh ini Indonesia tetap menjadi tim asal Asia Tenggara dengan pencapaian terbaik di turnamen serupa.

Bahkan, jika dibandingkan dengan wakil kawasan Asia Tenggara terdahulu, capaian yang didapatkan oleh Indonesia dalam dua kali partisipasinya itu sangat jauh lebih unggul dan bahkan layak untuk membuat mereka sombong!

Sepertimana informasi yang diunggah oleh akun instagram @seasiagoal (12/11/2025), sampai dengan gelaran turnamen Piala Dunia U-17, kawasan Asia Tenggara hanya pernah diwakili oleh 2 negara saja.

Selain Indonesia yang menjadi wakil regional dalam dua edisi terakhir secara beruntun, sebelumnya sudah ada Thailand yang menjadi representasi persepakbolaan Asia Tenggara di dua edisi, yakni pada tahun 1997 dan 1999.

Namun, berbeda dengan Indonesia yang selalu berhasil meraup poin dan menduduki peringkat ketiga dalam 2 edisi yang mereka ikuti, nasib yang sangat mengenaskan justru dialami oleh Pasukan Gajah Perang Muda.

Alih-alih menciptakan sejarah sepertimana yang dilakukan oleh Indonesia, mereka justru selalu menjadi bulan-bulanan dan lumbung gol bagi negara-negara yang berada dalam satu grupnya.

Seperti misal, pada Piala Dunia U-17 edisi 1997, dari tiga laga yang dijalani, Thailand selalu saja menjadi obyek amukan dari para rivalnya.

Setelah dihantam 2-3 oleh Mesir, Thailand juga dipermak 0-3 oleh Jerman dan di partai pamungkas menjadi samsak hidup dari Chili yang membantai mereka dengan skor 2-6. 

Seperti tak belajar dari edisi 1997, kehadiran Thailand di Piala Dunia U-17 edisi 1999 juga tak berbeda jauh dalam hal hasil. Bahkan, di edisi terakhir ini, mereka bahkan mendapatkan nasib yang lebih mengenaskan.

Di laga pertama melawan Meksiko, mereka sudah harus merana dengan dentuman 0-6. Di laga kedua melawan Spanyol, Thailand kembali disasak habis dengan skor 0-6, sementara di partai pamungkas melawan Ghana, tim dari negeri pemilik Tanah Genting Kra itu juga dihancurkan dengan skor mencolok 1-7.

Tentunya hasil-hasil tersebut jika dibandingkan dengan yang didapatkan oleh Indonesia sangatlah tak setara. Pasalnya, di edisi pertama yang diikuti, Indonesia sudah mampu mengemas 2 poin dari 2 hasil imbang. 

Dan di edisi tahun ini, Indonesia bahkan memperbaiki catatannya dengan mengemas 3 poin, yang mereka dapatkan dari kemenangan bersejarah ketika melawan Honduras.

Kalau melihat hasil ini, sepertinya bolehlah jika kita sebagai pendukung Timnas Indonesia sedikit sombong!