Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Kantor Federasi Sepak Bola Malaysia (dok. FAM)
M. Fuad S. T.

Awan mendung nan gelap kini tengah menggelayuti persepakbolaan Malaysia. Sejak akhir bulan September lalu, persepakbolaan negeri jiran itu tengah berada di bawah bayang-bayang kehancuran mengingat skandal pemalsuan dokumen yang kini tengah melanda mereka.

Berdasarkan informasi dari laman Suara.com (19/11/2025), 7 pemain naturalisasi Malaysia yang terlibat dalam skandal, yakni Gabriel Palmero, Facundo Garcés, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, João Figueiredo, Hector Hevel, dan Jon Irazábal, sudah mendapatkan sanksi dari induk sepak bola dunia tersebut untuk menepi dari segala aktivitas di dunia persepakbolaan dalam kurun waktu 12 bulan.

Bahkan, beberapa di antara mereka juga mendapatkan "hukuman tambahan" berupa dibuang dari klub yang menaunginya saat ini imbas pihak klub tak bisa mendapatkan manfaat dari skill bermain yang mereka miliki.

Namun demikian, jika dipikir-pikir, meskipun saat ini 7 pemain itu tengah mendapatkan sanksi dari FIFA, ternyata mereka masih bisa membela Timnas Malaysia di pentas persepakbolaan internasional.

Tentunya bukan dengan cara yang sudah mereka tempuh saat ini. Nantinya, setelah mereka terbebas dari sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA, ketujuh pemain tersebut melakukan "reset" status kewarganegaraannya dan mengulang lagi proses untuk menjadi warga negara Malaysia yang lebih sah dan diakui oleh FIFA.

Caranya? Tentunya dengan melakukan proses naturalisasi melalui jalur tinggal di Malaysia dalam kurun waktu 5 tahun. Karena bagaimanapun, dengan kenyataan bahwa mereka sama sekali tak memiliki darah keturunan Malaysia, melakukan naturalisasi dengan cara itu sudah tak mungkin lagi dilakukan, dan justru akan memantik skandal serupa jika mereka tetap memaksakan.

Jadi, mau tak mau satu-satunya cara agar ketujuh pemain yang terkena kasus pemalsuan dokumen itu bisa tetap membela Timnas Malaysia, adalah dengan melakukan proses naturalisasi berbasis tinggal selama minimal lima tahun di Malaysia.

Namun, hal itu tentunya akan memakan "tumbal" yang tak ringan. Pasalnya, meskipun nantinya ketujuh pemain itu berhasil menjalani proses naturalisasi yang sah dan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh FIFA, namun ketika membela Pasukan Harimau Malaya, usia yang mereka miliki tentunya sudah bertambah lima tahun lagi.

Kalau masih berada di usia emas pemain sepak bola sih tak masalah, namun bagaimana jika rentang waktu lima tahun itu membuat mereka sudah memasuki fase-fase uzur sebagai pesepak bola? Tentunya hal itu menjadi sebuah kerugian tersendiri bukan?