Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Pelatih Indra Sjafri. (Instagram/indrasjafri_coach)
Rana Fayola R.

Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 memicu gelombang kekecewaan dan spekulasi liar di tengah publik. Sebagai juara bertahan, langkah Garuda Muda terhenti secara mengejutkan di fase grup, sebuah hasil terburuk sejak 2009.

Di tengah panasnya kritik dan kekecewaan tersebut, narasi tentang adanya keretakan di ruang ganti tim segera beredar luas. Menanggapi isu sensitif ini, pelatih kepala Indra Sjafri angkat bicara, memastikan bahwa kondisi skuadnya tetap solid dan harmonis.

Namun dalam keterangannya, Indra Sjafri secara tegas menyatakan bahwa atmosfer di lingkungan tim tetap profesional dan kondusif, dan tidak ada masalah substansial yang mengganggu keutuhan tim.

Pelatih asal Sumatera Barat itu menjelaskan bahwa dinamika yang terjadi di ruang ganti adalah hal yang wajar dalam sebuah tim profesional mana pun, dan isu keretakan yang beredar adalah hal yang tidak berdasar.

"Enggak ada (masalah), di ruang ganti biasa saja, ya kita melakukan evaluasi," kata Indra sebagaimana diungkap suara.com, Senin (15/12/2025).

Evaluasi Internal Tetap Berjalan Positif

Timnas Indonesia U-22 memang hanya mampu mencatatkan satu kemenangan krusial, yaitu melawan Myanmar, selama fase grup. Mereka harus menerima kenyataan pahit setelah kalah dalam pertandingan penting melawan Filipina, membuat mereka finis sebagai runner-up Grup C dengan 3 poin, kalah produktivitas gol dari Malaysia.

Kegagalan mencapai target medali emas ini tentu memicu berbagai asumsi, termasuk dugaan adanya konflik di antara pemain atau staf kepelatihan.

Indra Sjafri menambahkan bahwa suasana pasca-pertandingan, baik saat menang maupun kalah, selalu diisi dengan proses evaluasi internal. Proses tersebut melibatkan pelatih dan para pemain untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan.

Pelatih berpengalaman ini menekankan bahwa komunikasi di dalam tim berjalan dengan lancar dan positif.

Ia berujar, "Jadi isu ruang ganti kita oke-oke saja dan di ruang ganti itu seperti biasa, di ruang ganti mana pun, di tim kepelatihan ada evaluasi."

"Ada touch tertentu di situ, dan juga ada komunikasi antarpemain, komunikasi pemain dengan pelatih, dan berjalan baik-baik saja," tambahnya lagi.

Meskipun Indra Sjafri membantah isu keretakan, ia mengakui dan meminta maaf kepada publik serta mengaku bertanggung jawab penuh atas kegagalan teknis tim. Kegagalan ini sendiri banyak dikritik karena Timnas Indonesia U-22 menunjukkan dominasi penguasaan bola dan peluang, namun lemah dalam penyelesaian akhir serta produktivitas gol (hanya 3 gol total).

Evaluasi ini dilihat sebagai kesempatan untuk memahami kekurangan, seperti masalah persiapan singkat dan kurangnya pembinaan usia muda PSSI yang juga menjadi sorotan. Proses tersebut juga akan menentukan langkah strategis ke depan untuk turnamen mendatang.