Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Atra
Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Neonbrand)

Inklusif adalah sebuah sistem pendidikan yang mengatur agar anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat bersekolah di sekolah reguler bersama anak seusianya. Para orangtua sekarang tidak perlu cemas untuk menyekolahkan anaknya dengan karakteristik yang istimewa karena sudah banyak sekolah umum berbasis inklusi. 

Anak berkebutuhan khusus sekarang mampu berbaur dengan anak non abk. Dengan adanya sekolah inklusi, mereka akan mampu beradaptasi dan mempunyai kepercayaan diri dalam bergaul. Ini juga bermanfaat untuk mereka yang non abk. Keberadaan mereka membuat siswa mampu berbagi dan saling membantu dalam tugas bersama di sekolah.

Dalam kegiatan belajar mengajar, biasanya sekolah inklusi akan memberi fasilitas guru pendamping untuk membantu anak ABK dalam mengikuti kegiatan. Sebab pendidikan saat ini telah berkembang pesat  dengan berbagai macam model pembelajaran. Pemerintah pada masa ini telah menggalakkan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah reguler. 

Dalam pendidikan inklusif, beraneka ragam anak berhak dalam pendidikan, maka ada istilah education for all, artinya semua anak mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan. 

Keuntungan pendidikan inklusif akan mempengaruhi bagi anak normal seperti akan mampu berbagi dan belajar empati untuk membantu temannya yang berkebutuhan khusus. Kecerdasan-kecerdasan emosi yang tidak didapat akan sangat menguntungkan bagi anak non ABK.

Pendidikan inklusif sangat membantu untuk anak berkebutuhan khusus, karena dengan adanya anak non ABK memberikan semangat  dan motivasi yang cukup tinggi kepada anak ABK. Berikut jenis-jenis kelas pendidikan di ruang inklusi:

Kelas reguler

D imana para anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak non ABK dalam satu kelas dengan kurikulum yang sama bersana  guru pendamping 

Kelas reguler dengan cluster

Anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak non ABK dengan kelompok khusus di dalam  kelas reguler 

Kelas reguler dengan pull out

Anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak non ABK, tetapi di saat jam tertentu mereka ditarik dari kelas reguler ke kelas lain untuk belajar bimbingan khusus. 

Biasanya sekolah akan memberikan guru pendamping untuk menangani anak ABK agar mampu mengikuti pendidikan pada sekolah inklusif tersebut.

Kendala yang dihadapi pada sekolah inklusi adalah para guru pendamping belum mempunyai pembekalan dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus di karena masih minimnya pengetahuan tentang perkembangan anak berkebutuhan khusus.

Atra