Inklusif adalah sebuah sistem pendidikan yang mengatur agar anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat bersekolah di sekolah reguler bersama anak seusianya. Para orangtua sekarang tidak perlu cemas untuk menyekolahkan anaknya dengan karakteristik yang istimewa karena sudah banyak sekolah umum berbasis inklusi.
Anak berkebutuhan khusus sekarang mampu berbaur dengan anak non abk. Dengan adanya sekolah inklusi, mereka akan mampu beradaptasi dan mempunyai kepercayaan diri dalam bergaul. Ini juga bermanfaat untuk mereka yang non abk. Keberadaan mereka membuat siswa mampu berbagi dan saling membantu dalam tugas bersama di sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, biasanya sekolah inklusi akan memberi fasilitas guru pendamping untuk membantu anak ABK dalam mengikuti kegiatan. Sebab pendidikan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai macam model pembelajaran. Pemerintah pada masa ini telah menggalakkan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah reguler.
Dalam pendidikan inklusif, beraneka ragam anak berhak dalam pendidikan, maka ada istilah education for all, artinya semua anak mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan.
Keuntungan pendidikan inklusif akan mempengaruhi bagi anak normal seperti akan mampu berbagi dan belajar empati untuk membantu temannya yang berkebutuhan khusus. Kecerdasan-kecerdasan emosi yang tidak didapat akan sangat menguntungkan bagi anak non ABK.
Pendidikan inklusif sangat membantu untuk anak berkebutuhan khusus, karena dengan adanya anak non ABK memberikan semangat dan motivasi yang cukup tinggi kepada anak ABK. Berikut jenis-jenis kelas pendidikan di ruang inklusi:
Kelas reguler
D imana para anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak non ABK dalam satu kelas dengan kurikulum yang sama bersana guru pendamping
Kelas reguler dengan cluster
Anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak non ABK dengan kelompok khusus di dalam kelas reguler
Kelas reguler dengan pull out
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak non ABK, tetapi di saat jam tertentu mereka ditarik dari kelas reguler ke kelas lain untuk belajar bimbingan khusus.
Biasanya sekolah akan memberikan guru pendamping untuk menangani anak ABK agar mampu mengikuti pendidikan pada sekolah inklusif tersebut.
Kendala yang dihadapi pada sekolah inklusi adalah para guru pendamping belum mempunyai pembekalan dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus di karena masih minimnya pengetahuan tentang perkembangan anak berkebutuhan khusus.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Anak Thom Haye Sakit: Mungkin Ada Sesuatu yang Salah
-
Pendidikan Adik Irish Bella Sean Ivan Ria de Beule, Diduga Bikin Konten Flexing Mobil Mewah Kakak Ipar
-
Cara Happy Hearts Indonesia Bantu 90.000 Anak di Indonesia: Bangun Lebih dari 300 Sekolah Terdampak Bencana
-
Anak Abah dan Ahoker Dukung Pramono-Rano, Ahok: Negara Lebih Penting dari Ras dan Agama
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara