Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Rico Andreano
Ilustrasi menulis (Pixabay.com)

Perjuangan Setelah Lulus 

Seusai saya lulus dari Sarjana Teknik Industri Universitas Sebelas Maret pada Oktober 2020, saya pergi merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Tak terasa waktu sudah hampir lima bulan lamanya dan saya masih berjuang mencari pekerjaan untuk kehidupan saya agar lebih mandiri.

Lowongan demi lowongan kerja pun saya lamar setiap hari.Tiada kata menyerah bagi saya untuk terus berjuang mencari pekerjaan.

Ratusan kesempatan lowongan kerja dari berbagai perusahaan telah saya lamar, tapi memang belum ada satu pun yang cocok.

Yang terpenting bagi saya adalah terus dan terus berusaha keras tanpa kendor.

Dengan dukungan dari kakak saya yang selalu mengajarkan untuk pantang menyerah.

Akhirnya disela-sela mencari pekerjaan, saya mencoba untuk melatih menulis.

Alhamdulillah kakak saya mendukung saya untuk mengisi waktu dengan kegiatan menulis. Kakak saya selalu memotivasi saya agar tidak takut untuk mencoba menulis dan menekuni kegiatan menulis.

Saya mulai mengikuti berbagai kegiatan kelas kepenulisan lewat grup WA, dengan mentor yang sabar membimbing saya dalam menulis cerpen dan puisi.

Di akhir kelas kepenulisan, saya mendapatkan kesempatan untuk menulis cerpen dan puisi bareng mentor.

Berani Menulis 

Saat masih mengikuti kegiatan kelas kepenulisan, saya mulai mencari info-info tentang lomba menulis, baik menulis cerpen maupun menulis puisi.

Memberanikan Diri untuk Menulis

Tanpa berpikir panjang, saya mulai membuat ide-ide yang akan saya tuangkan dan memberanikan diri untuk menulis ide-ide yang ada pada pikiran saya di laptop.

Diawali dengan mengikuti kegiatan Maret Puitis yang diselenggarakan oleh IDN Creation pada Maret 2021.

Saya memberanikan diri untuk menulis puisi tentang rasa terima kasih saya kepada guru-guru saya yang telah mendedikasikan segenap ilmu kepada saya mulai SD hingga saya lulus dari perguruan tinggi.

Alhamdulillah karya saya lolos dalam 150 karya terbaik setelah saya menerima email pemberitahuan dari IDN Creation.

Walau saya tidak juara, tetapi karya saya akan dibukukan dalam antologi puisi.

Dari situlah saya mulai terpacu untuk menulis karya cerpen maupun puisi.Lomba demi lomba pun saya ikuti, baik lomba cipta puisi maupun cerpen.

Tidak Lupa dengan Kaidah PUEBI 

Yang terpenting bagi saya adalah berani mencoba untuk menulis dan tidak takut akan kesalahan dalam menulis.

Saat menulis, saya tidak bisa menggunakan diksi semaunya sendiri harus menempatkan diksi sesuai dengan tempatnya.

Perhatikan PUEBI

Tak lupa saya selalu memperhatikan kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) agar tidak terjadi kesalahan saat menulis, sebab kesalahan sedikit bisa menjadi fatal akibatnya.

Saya sangat menikmati menulis, sebab saya bisa mengekspresikan segenap pikiran yang ada dalam diri saya.

Jika tidak ada keberanian dalam menulis, ide-ide ataupun gagasan yang dalam pikiran hanyalah menjadi angan-angan semata dan rugi besar bila potensi dalam menulis tidak tersalurkan.

Dengan selalu belajar tentang menulis, saya menjadi yakin percaya diri akan segenap potensi yang ada dalam diri saya.

Bagi saya keraguan akan segala potensi yang dimiliki akan mematikan daya kreativitas.

Awalnya saya ragu dan takut untuk menulis, karena takut tulisan saya nanti akan dikritik atau disindir orang. Akan tetapi, semua rasa takut dan ragu yang ada pada diri saya hilang seketika.

Saya lawan rasa takut dan ragu dalam menulis, perkara tulisan itu dikritik maupun disindir sudah saya anggap lumrah. Selama tulisan yang saya buat tidak ada unsur fitnah, kebencian antar golongan ataupun kelompok, dengki, maupun hasad toh tidak ada salahnya untuk berkarya.

Berharap Kebaikan Selalu Menyertai

Dengan menulis saya akan menebarkan kebaikan-kebaikan kepada semua orang lewat karya tulis saya.

Saya yakin dengan berani menulis dan menebarkan kebaikan lewat menulis Insya Allah akan mendapatkan barokah.

Kreativitas untuk mengungkapkan perasaan maupun pengalaman dalam kehidupan bisa dituangkan ke dalam tulisan.

Tak lupa saya ketika sebelum menulis, saya mengawali dengan Basmalah dan mengakhiri dengan Hamdalah. Dengan Basmalah, Allah akan memberi kelancaran saya dalam menjalani kegiatan menulis.

Dengan Hamdalah, saya mengucapkan syukur kepada Allah atas nikmat kesehatan dalam menjalani aktivitas menulis.

Jika menemukan kendala dalam menulis, sejenak saya mulai mengistirahatkan diri dan berdoa kepada Allah atas segala kelancaran dalam menulis.

Merasa takut gagal dalam membuat karya tulis adalah sebuah kewajaran, saya pun juga pernah merasa takut gagal dalam membuat karya tulis.

Dan saya kikis rasa takut akan gagal dalam berkarya, sebab kegagalan adalah proses menuju kesuksesan.

Tidak ada orang yang sukses di dunia tanpa melewati kegagalan terlebih dahulu.

Mencobalah untuk menulis dari hal-hal yang kecil yang terkecil, tuangkan ide-ide yang ada dalam sebuah tulisan, dan tetap istiqomah dalam menulis tidak ada kata bermalas-malasan dalam menulis.

Semoga kebaikan yang saya tebarkan lewat menulis senantiasa mendapatkan rahmat dan barokah dari Allah Subhanahu Wa Ta'alaa. Aamiin. 

Rico Andreano