Ujian Dimulai
Ujian Akhir Semester saat aku di kelas 7. Seperti biasanya tiap kelas akan dicampur dengan kelas lainnya. Ini berlaku untuk kelas 7 sampai kelas 9. Dan kebetulan kelasku digabung dengan kelas 8B yang berarti itu adalah kakak kelas.
Hari pertama ujian dimulai. Setelah selesai upacara pembukaan dan pembacaan aturan tentang ujian, seluruh murid diarahkan untuk masuk ke kelas masing-masing. Mata pelajaran pertama dimulai, para guru pengawas mulai memasuki ruangan dan kami mulai mengerjakan soal. Hari itu masih berjalan lancar.
Mulai Curiga
Esoknya, aku dan teman-temanku sudah ada dikelas lebih pagi. Kakak kelasku hanya beberapa yang sudah datang lebih dulu. Kami melihat mereka sedang menulis sesuatu di papan tulis. Aku sedikit tahu kalau diantara itu adalah Huruf Korea atau Hangeul. Tidak ada yang curiga saat itu. Hanya kakak kelas lain yang baru datang bertanya tulisan apa itu, sepertinya dia juga tidak bisa membaca tulisan itu.
Kakak kelas yang menulis bilang dia hanya menulis kata-kata penyemangat katanya. Aku juga sebagai siswi yang termasuk baru tidak ingin bertanya lebih tentang itu, begitupun temanku.
Hari berikutnya tulisan itu di hapus. Tapi besoknya mereka menulis lagi. Kusimpulkan mereka menulis itu tidak setiap hari, mungkin menyesuaikan sesuatu. Aku juga tidak tahu. Yang aku pertanyakan saat itu kenapa tulisannya setiap hari seperti berbeda dan mengapa perlu dihapus dan ditulis kembali kalau hanya kata-kata penyemangat.
Ketahuan
Setelah beberapa hari mereka melakukan aksi itu, ada salah satu pengawas yang juga curiga dengan tulisan di papan tulis itu. Akhirnya mereka ketahuan kalau yang di papan tulis itu adalah contekan. Memang saat itu belum ada peraturan papan tulis harus kosong saat ujian. Dan yang membuat tulisan itu tidak dicurigai adalah mereka juga menulis kata-kata penyemangat berbahasa Arab dan Inggris.
Mereka menyesuaikan guru yang mengawasi kelas kami. Jika itu guru yang termasuk sangat disiplin dan galak mereka menghapusnya. Dan saat pengawas itu lebih ramah dan tidak ketat pengawasannya mereka menulis kembali saat belum bel masuk atau saat istirahat.
Masalah itu lalu ditindaklanjuti dan mereka yang bersalah dihukum untuk mempertanggung jawabkan kesalahan mereka. Mulai saat itu peraturan diperketat dan dibuat lebih baik lagi. Sampai aku lulus kejadian itu tidak terulang lagi.
Aku dan Hangeul
Disisi lain, karena kejadian itu aku mulai penasaran dengan Huruf Korea atau disebut Hangeul itu. Aku mulai belajar dengan kakak pembimbingku di asrama yang juga bisa menulis dan membaca Hangeul. Bahkan kadang untuk latihan aku menulis di buku harian tentang kegiatanku seharian.
Sekarang aku sudah mulai lancar menulis dan membaca Hangeul. Selanjutnya aku berencana untuk belajar Bahasa Korea. Dan Korea menjadi salah satu impianku untuk suatu saat bisa mendapat beasiswa disana.
Dari kejadian itu, aku tidak menyalahkan sistem sekolahku atau guru yang mengawasi kami. Karena masalah utamanya adalah pelaku yang merusak peraturan itu sendiri. Mungkin itu juga pelajaran bagi mereka untuk tidak menyalahgunakan ilmu mereka dan mengulanginya kembali.
Baca Juga
-
Nongkrong Asyik di Dapur Putih Heritage, Restoran Bergaya Kolonial di Metro Lampung
-
Mengenal Agartha, Kota Legendaris yang Muncul dalam Series Baru "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"
-
Sudiono House, Kafe Homey di Bandar Lampung Serasa Rumah Sendiri
-
5 Fakta Unik Cek Khodam yang Lagi Viral di Medsos, Hiburan dengan Sentuhan Mistis
-
Daja Heritage, Kafe ala Eropa di Bandar Lampung Cocok untuk Fine Dining
Artikel Terkait
Kolom
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern